HALSEL, CN – Sempat viral di media sosial terkait pemalangan sekolah di Desa Lelei Kecamatan Kayoa baru- baru ini membuat Wakil Bupati (Wabup) Halmahera Selatan (Halsel) Iswan Hasjim harus turun tangan, guna menyelesaikan persoalan tersebut. Bukan hanya satu sekolah yang di palang warga, akan tetapi tiga sekolah sekaligus. Yaitu, SDN 190 Halsel, SMPN 27 Halsel, dan SMAN 18 Halsel. Ketiga sekolah tersebut mempunyai persoalan yang berbeda – beda sehingga harus dipalang oleh warga setempat.
Iswan Hasjim tiba di Desa Lelei pada Hari Selasa 18 Februari 2020 pukul 09:00 WIT. Setibanya, Wabup langsung memerintahkan Perangkat Desa Lelei mengumpulkan pihak sekolah dan seluruh warga Lelei guna melakukan pertemuan di Kantor Desa.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Halmahera Selatan Iswan Hasjim dan dihadiri oleh Perangkat Desa Lelei, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Kepala Sekolah dan para guru SD, SMP, SMA Lelei, serta warga Desa.
Wabup mempersilahkan kepada warga terlebih dahulu menyampaikan akar permasalahannya sehingga sekolah dipalang. Hayati, salah satu warga yang juga istri dari penjaga sekolah di SDN 190 Halsel tersebut menuturkan satu per satu pokok permasalahannya.
Untuk Sekolah Dasar (SD), pertama Ia menyebutkan bahwa kepala sekolah meninggalkan tugas hingga 6 bulan lamanya. Kedua, kepala sekolah tidak transparan mengenai dan Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan yang ketiga, kepala sekolah terlambat membagikan ijazah untuk para siswa selama 6 bulan.
Untuk SMP, warga tidak mau ada pergantian kepala sekolah, mereka menginginkan kepala sekolah yang lama.
Kemudian untuk SMA, Kepala sekolahnya sering meninggal sekolah serta tidak transparan mengenai Dana BSM dan Iuran Partisipasi siswa.
Setelah mendengarkan seluruh paparan permasalahan dari perwakilan warga, Wabup sangat menyesalkan tindakan pemalangan sekolah di Desa Lelei tersebut. Menurutnya masalah seperti ini harusnya tidak terjadi, perkara tersebut dapat diselesaikan dengan duduk bersama tanpa harus mengorbankan masa depan anak – anak.
“Sekarang kalau sekolah ditutup, siapa yang korban ?
Apakah kepala sekolah ?, ataukah para guru – guru ?, bukan ! yang korban dan rugi adalah anak-anak kita semua yang harus dan wajib mendapatkan pendidikan yang layak” Tegas Iswan.
Iswan menegaskan bahwa, masalah ini bukan lagi kalian berurusan dengan Pemerintah Daerah akan tetapi kalian sudah berurusan dengan negara. Kalian secara tidak langsung telah melanggar undang – undang.
“Saya tegaskan, apapun yang terjadi, mulai besok sekolah harus tetap terbuka dan proses belajar mengajar tetap berjalan, mengenai masalah – masalah tersebut kita selesaikan dalam pertemuan ini, pokoknya besok sekolah harus dibuka kembali,” Tegasnya lagi
Wabup mengajak seluruh masyarakat agar setiap masalah sekecil apapun yang muncul di Desa Lelei dapat diselesaikan dengan duduk bersama Tokoh Agama, para Imam, dan perangkat desa guna mencari solusinya. Dengan begitu akan tidak ada lagi yang dikorbankan, kita semua akan menjadikan desa ini sebagai desa yang damai tanpa ada pertikaian lagi.
Akhir pertemuam, seluruh warga Desa Lelei sepakat mau membuka kembali palang sekolah demi keberlangsungan masa depan anak-anak Desa Lelei kedepan.
“Terima kasih Pak Wakil sudah mau datang ke desa kami, sudah mau peduli kepada kami, Alhamdulillah berkat keberadaan Pak Wakil disini membuat sekolah kembali dibuka,” Ucap salah satu warga Lelei sambil memeluk Wabup. (Red)
Komentar