oleh

Dua Macam Kepemimpinan

Oleh: Irfandi Mustafa
Pengurus Cabang PMII Ternate

(Pemikiran Fritjof Capra-The Hidden Connections)

Menemukan keseimbangan yang tepat antara desain dan kemunculan spontan tampaknya memerlukan pencampuran dua macam kepemimpinan yang berbeda. Gagasan tradisional mengenai pemimpin adalah orang yang dapat mempertahan suatu visi, meyatakannya dengan jelas, dan mengkomunikasikannya dengan penuh semangat serta karisma. Pemimpin juga adalah orang yang tindakan – tindakannya mewujudkan nilai nilai tertentu yang menjadi patokan bagi orang lain. Kemampuan untuk memiliki suatu visi yang jelas akan suatu bentuk atau keadaan ideal adalah suatu sifat pemimpin tradisional yang serupa dengan desainer.

Kepemimpinan yang satunya terdiri dari memberi kemudahan bagi munculnya pembaharuan. Hal ini berarti menciptakan kondisi, bukan memberi arahan, dan menggunakan kekuatan otoritas untuk memberi kuasa bagi yang lain. Kedua ,acam kepemimpinan berhubungan dengan kriativitas. Menjadi pemimpin berarti menciptakan suatu visi, pergi tempat – tempat yang belum pernah di datangi sebelumnya. Menjadi pemimpin juga berarti memungkinkan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Memudahkan kemunculan spontan berarti memudahkan kreativitas.

Visi adalah pusat keberhasilan apa pun, karena semua manusia perlu merasa bahwa tindakan – tindakan mereka bermakna dan ditujukan untuk cita – cita tertentu. Pada tiap tingkat organisasi, orang memerlukan kepekaan untuk mengetahui kemana mereka bergerak. Suatu visi adalah citra mental bagi suatu yang ingin kita capai, tetapi visi jauh lebih kompleks daripada tujuan – tujuan konkret dan cenderung tidak bisa di ekspresikan secara biasa dan rasional. Tujuan bisa diukur, sedangkan visi bersifat kualitatif dan lebih tidak nyata.

Kapan saja kita perlu mengekspresikan citra yang kompleks dan halus, kita menggunakan metador, hingga tidaklah mengagetkan bila metafor berperan penting dalam merumuskan visi suatu organisasi. Seringkali, visi tetap tidak jelas jika kita mencoba menjelaskannya, tetapi tiba – tiba menjadi jelas bila kita menemukan metafor yang tepat. Kemampuan untuk mengekspresikan suatu visi dalam metafor menjelaskan sedemikian rupa sehingga dipahami dan di terima oleh semuanya, adalah kualitas pokok kepemimpinan.

Untuk memudahkan kemunculan spontan sepenuhnya, para pemimpin komunitas perlu mengenali dan memahami berbagai tahapan proses dasar kehidupan tersebut. Seperti telah kita lihat, kemunculan spontan memerlukan suatu jaringan komunikasi aktif denga banyak lingkaran umpan balik. Pertama – tama, memudahkan kemunculan spontan berarti membangun dan memelihara jaringan – jaringan komunikasi untuk ‘menghubungkan sistem dengan dirinya sendiri’ sebagaimana yang dikatakan oleh Wheatley dan Kellner-Rogers.

Selain itu, kita perlu mengingat bahwa munculnya pembaharuan adalah sifat sistem terbuka, yang berarti bahwa organisasi perlu terbuka terhadap gagasan dan pengetahuan baru. Memudahkan kemunculan spontan juga mencakup menciptakan keterbukaan yaitu suatu budaya pembelajar dimana pertanyaan yang tidak henti – hentinya dianjurkan dan inovasi dihargai. Organisasi yang memiliki keragaman nilai budaya dan dalam kata – kata Arie de Geus, ‘metoleransi aktivitas – aktivitas perbatasan: eksperimen dan eksentrisitas yang memperluas pemahaman mereka.

Seringkali para pemimpin mengalami kesukaran dan membentuk lingkaran – lingkaran umpan balik yang meningkatkan keterhubungan dalam organisasi. Mereka cenderung bolak balik tersangkut pada orang – orang yang sama dan biasanya paling berkuasa dalam organisasi, seringkali menolak perubahan. Selain itu, para eksklusif puncak sering merasa bahwa permasalahan – permasalahan sensitif tertentu tidak bisa dipertanyakan secara terbuka. Hal ini sering disebabkan oleh tradisi dan sejarah masa lalu organisasinya.

Pengalaman ketidakstabilan kritis yang mendahului timbulnya pembaharuan mungkin mencakup ketidakmenentuan, ketakutan, kebingungan, atau keraguan atas diri sendiri. Pemimpin yang berpengalaman mengenali emosi – emosi tersebut sebagai bagian integral keseluhan dinamika organiasi akan menciptakan iklim saling percaya dan saling mendukung.

Pemimpin yang baik akan memberitahu anak buahnya secara terbuka, mengenai aspek perubahan apa yang sudah dipastikan dan apa yang masih belum pasti. Mereka akan membuat prosesnya transparan, walau hasilnya tidak bisa diketahui sebelumnya. Selama proses perubahan sebagian struktur lama mungkin runtuh, tetapi bila iklim saling mendukung dan lingkaran umpan balik dalam jaringan komunikasi bisa bertahan, besar kemungkinannya akan timbul struktur – struktur baru dan lebi bermakna. Bila hal itu terjadi, orang – orang sering merasa takjub dan gembira, dan saat itu peran pemimpin adalah mengakui emosi – emosi tersebut dan memberi kesempatan untuk merayakannya.

Terakhir para pemimpin perlu dapat mengenali pembaharuan hasil kemunculan spontan, memahaminya, dan memasukkannya ke dalam desain organisasi. Akan tetapi, tidak semua solusi kemunculan spontan itu harus juga mencakup kebebasan untuk membuat kesalahan. Pada budaya seperti itu, ekperimen di anjurkan dan pembelajaran dihargai sebagaimana keberhasilan. Karena kekuasaan terwujud dalam semua stuktur sosial, maka munculnya struktu – struktur baru selalu mengubah relasi kekuasaan dimana proses kemunculan spontan dalam komunikasi juga merupakan proses pemberian kekuasaan kolektif. Pemimpin yang memudahkan kemunculan spontan menggunakan kekuasaan mereka sendiri untuk memberi kekuasaan pada orang lain. Mungkin hasilnya adalah organisasi yang kekuasaan maupun potensi kepemimpinannya tersebar luas. Ini bukan berarti bahwa beberapa individu memegang tampuk kepemimpinan secara bersamaan, tetapi bahwa bermacam – macam pemimpinlah yang melangkah maju bila mereka diperlukan untuk memudahkan berbagai tahap kemunculan spontan. Pengalaman telah menunjukan bahwa biasanya butuh bertahun – tahun untuk membangun kepemimpinan terdistribusi semacam ini.

Siruasi berbeda akan memerlukan tipe kepemimpinan yang berbeda – beda pula. Terkadang, harus dibangun jaringan dan lingkaran umpan balik informal; pada lain waktu orang akan perlu kerangka kerja yang kuat dengan tujuan dengan mengatur waktu yang pasti bagi mereka untuk mengorganisasikan diri. Pemimpin yang berpengalaman akan mengevalusi situasi, memegang komando bila perlu, namun tetap cukup fleksibel untuk melepasnya, jelaslah bahwa kepemimpian seperti itu memerlukan berbagai kecakapan, sehingga memungkinkan berbagai jalur tindakan.

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250

Komentar