HALSEL, CN – Terkait dengan berita yang di tayangkan sebelumnya di media cerminnusantara.co.id tentang Bidan Desa Leleomekar memarahi pasien saat melahirkan itu tidak benar karena hal tersebut terjadi miskomunikasi antara Bidan Desa dan pasien.
Ketika dikonfirmasi wartawan cerminnusantara.co.id, Kamis (14/5/2020) Bidan Desa Suryati M. Zen menceritakan Kronologisnya bahwa pada hari Minggu 3 Mei 2020 Pukul, 09.00 WIT. Datang seorang Biang Kampung ke Bidan Desa Suriyati M. Zen dengan maksud memanggil Bidan ke Desa Loleomekar untuk memeriksa kondisi anak dari salah seorang dengan Keluhan Pusing, Mual dan Muntah Karena Kehamilan Trimester Pertama, setelah itu, Biang mengatakan kalau ada ibu hamil inisial. LD tidak bisa berjalan, akhirnya Bidan Suriyari M. Zen memutuskan untuk kerumah Pasien untuk mengecek kondisi pasien tersebut.
“Saya sempat melakukan pemeriksaan tekanan darah menanyakan keluhan yang di rasakan pasien, tetapi pasien hanya mengatakan telapak kakinya terasa sakit, jadi saya pun lanjut menanyakan lagi apakah sudah ada tanda untuk persalinan? Tapi pasien mengatakan tidak ada tanda-tanda persalinan,” ungkap Bidan Desa.
Pasien LD (19) itu hamil anak pertama dan taksiran persalinan LD pada 10 Juni 2020 , jadi Bidan tidak melakukan pemeriksaan dalam pada pasien, hanya saja bidan menjelaskan tanda-tanda persalinan pada pasien, apabila di dapatkan tanda-tanda seperti yang telah di jelaskan oleh Bidan, maka segerahlah menghubungi Bidan Desa, karena di Desa Loleomekar tidak ada fasilitas Kesehatan berupa Pustu/Polindes.
Kemudian Bidan Desa memutuskan untuk balik ke Rumah Dinas di Desa Loleojaya untuk Sholat Dohor, selesai sholat Dohor Bidan kembali ke Desa Loleomekar pada Pukul 13.10 WIT. Untuk melakukan screening pada sasaran ODP Covid-19 sampai dengan Pukul 16.00 WIT. Setelah selesai Bidan kembali ke rumah Dinas di Desa Loleo Jaya untuk Sholat dan beristirahat.
Setelah itu, pada Pukul, 16.50 WIT , datang salah seorang Kader mengatakan LD mau melahirkan, Jam 17.00 WIT, Bidan Suriyati pun tiba di Desa Loleomekar dengan Ambulance bertujuan menjemput pasien untuk di bawah ke Puskesmas, namun LD sudah melahirkan di tolong oleh Biang Kampong dengan kondisi bayi tidak menangis, tali pusat layu dan membiru. Spontan Bidan Suriyati pun langsung melakukan pertolongan pertama, namun bayi tidak dapat di selamatkan.
“Menurut keterangn keluarga dan mama Biang ketika saya tanyakan bahwa bayi tersebut sudah lahir kurang lebih 1 jam lalu dan mengalami atau tertahan lama di jalan lahir dengan kondisi ada lilita tali pusat,” jelasnya.
Hal ini, membuat Bidan Suriyati marah ke pasien dan keluarga serta Biang karena keluarga dan Biang sebelumnya tidak memanggil Bidan. Padahal saat itu posisi Bidan Suryati masih di Desa Loleomekar memeriksa sasaran memeriksa ODP Covid-19, namun keluarga membela diri dengan mengatakan kalau LD melahirkan secara tiba-tiba tanpa ada rasa sakit dan tidak tanda-tanda mau melahirkann hal ini tidak dapat di terima secara ilmu pengetahuan.
“Karena sudah berada di tempat kehjadian, saya juga memeriksa kondisi Ibu LD yang saat itu tidak mengalami masalah sebelum kembali ke Puskesmas untuk melaporkan kejadian ini kepada bidan Koordinator dan Kepala Puskesmas, namun saya sempat memintaa maaf ke keluarga dan pasien karena sudah marah-marah ke pasien dan Keluarga pasien pun menerima dan mengatakan kalau yang salah bukan Bidan tetapi keluarga pasien sendiri karena terlambat memanggil Bidan, tetapi papa mantu pasien Ibu LD tidak terima cucunya tersebut meninggal dan mengatakan mau melaporkan kejadian tersebut ke Dinas karena Bidan Desa tersebut Bukan PNS tetapi PTT,” ucapnya.
Selain itu, Suyati mengaku bahwa ia langsung sampaikan kepada Kepala Puskesmas Loleo Jaya dan Bidan Koordinator dan pada pukul 21.00 Kepala Puskesmas beserta Bidan Koordinator dan Bidan suriyati serta beberapa teman Puskesmas langsung mendatangi rumah Kepala Desa Loleomekar dan Biang untuk mengklarifikasi kejadian tersebut.
“Kepala Desa Loleomekar mengatakan ini bukan salah Bidan atau mama Biang, tetapi salah ibu LD sendiri karena menyembunyikan keluhan atau tanda-tanda melahirkannya baik kepada Bidan maupun Biang dan dia juga mengatakan bahwa dia akan memanggil papa mantu dari pasien untuk menjelaskan kejadian sebenarnya dan menyuruhnya untuk meminta maaf kepada Bidan,” pungkasnya.
Suryati menambahkan, namun sampai saat ini papa mantu dari pasien belum meminta maaf kepada Bidan Suriyati.
“Tapi malah muncul berita mengenai kejadian tersebut,” tutupnya. (Red/CN)
Komentar