HALSEL, CN – Pernyataan Koordinator FPKG dalam memainkan isu untuk mendorong pemekaran Kepulauan Guraici, menuai kecaman keras dari sejumlah Pemuda dan Ketua-Ketua Umum Pelajar Mahasiswa di Kepulauan Guraici. Mulai dari Pemuda dan Mahasiswa Buli, Siko, Gafi, Laigoma, Lelei, Talimau dan Gunange.
Bagaimana tidak, Oknum mahasiswa yang membawa atas nama FPKG (Forum Pemekaran Kepulauan Guraici) ini kembali berulah dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan berpotensi melawan hukum sebagaimana yang telah dimuat di media online kemarin.
Dalam media itu, dirinya menyatakan Bahwa Dia akan mengkonsolidasikan warga di 10 Desa untuk memboikot aktifitas Pemilukada di 10 Desa Kepulauan Gura’ici apabila pihak Legislatif dan Eksekutif tidak meng-anulir tuntutan FPKG terkait pemekaran Kecamatan Kepulauan Gura’ici.
Kecewa dan marah atas pernyataan Koordinator FPKG itu, sejumlah keterwakilan Pemuda dan Mahasiswa di Kepulauan Gura’ici yang tergabung dalam Aliansi Pemuda-Mahasiswa Gura’ici (APMG) ini, berkumpul dan membicarakan hal-hal terkait pemekaran Kecamatan Kepulauan Gura’ici, serta merespon apa yang menjadi pernyataan koordinator FPKG itu.
Bertempat di Hotel Bukit Pelangi, Ternate, Selasa (8/9/2020) malam, pihak APMG berhasil melahirkan kesepakatan yang terdiri dari beberapa point.
Petama, mengatakan mosi tidak percaya atas gerakan FPKG yang di tunggangi Saudara Aldy Always cs dan tetap merekomendasikan Gerakan Pemekaran Guraici dibawah APMG.
Point kedua, akibat koordinasi yang tidak utuh, APMG akan membangun konsolidasi secara besar-besaran di 10 pulau dari grass root secara bottom up, yang akan melibatkan semua unsur masyarkat.
Ketiga, APMG telah membentuk tim 10 yang diisi keterwakilan pemuda dan Mahasiswa di Desa-Desa Kepulauan Guraici untuk menyiapkan naskah atau asumsi akademis pemekaran.
Keempat, untuk merespon penyataan Rifaldy Always, APMG dengan lantang dan tegas mengatakan ahwa pihak Penyelenggara mulai dari Kabupaten sampai ke tingkat Desa tidak perlu takut dan merasa khawatir dengan kecaman dari Oknum mahasiswa yang mengatasnamakan FPKG ini. APMG siap mendukung aktifitas penyelenggara demi lancarnya proses demokrasi yang akan berlangsung di 10 Kepulauan Guraici.
Dalam kesempatan itu, perwakilan APMG di Desa Gafi yang juga selaku Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Gafi (IPMG), Sahrudin Ismail menyebut, koordinator FPKG tidak membedah secara baik apa yang disampaikan Koordinator APMG dalam isi berita.
“Saudara Aldy (koordinator FPKG) tidak dapat membedah secara baik dan objektif terkait isi berita yang di sampaikan koordinator APMG beberapa hari yang lalu,” jelas Sahrudin.
Padahal, kata Sahrudin, pada prinsipnya APMG tetap medukung dan mendorong Pemekaran di Kepulauan Guraici.
“Selain itu, saya juga sangat menyesalkan pernyataan dia (Aldy Ways) yang menyinggung tugas dan profesi koordinator APMG hingga pemboikotan proses pemilihan di 10 Desa. Hati-hati pernyataan ini bernada provokatif,” tegas Sahrudin.
“Oknum Aldy Ways telah gagal membedakan mana kritikan, sorotan dan himbauan dari koordinator APMG yang ditujukan ke kepala-kepala Desa dan forum yang ditungganginya,” ucap Sahrudin.
Hal senada juga disampaikan Koordinator APMG, Sarjan Hud yang menyebut pihaknya sudah memgantongi berbagai macam bukti jika koordinator FPKG tidak percaya dengan pernyataan mereka.
“Walaupun dia (Aldy Ways) tidak percaya dan puas dengan apa yang kami sampaikan, tapi kami telah mengantongi sejumlah bukti rekaman sesuai dengan investigasi kami dilapangan,” tegas Koordinator APMG.
Dalam kesempatan itu juga, Ketua Umum Pelajar Mahasiswa Lelei (IPML) yang mewakili APMG di Desa Lelei, Warasul Ansar S. Hut mengatakan, tanggapan balik koordinator FPKG atas sorotan APMG tidak sesuai dan terukur.
“Padahal, sebagai mahasiswa dia (aldy) mestinya memahami bagaimana memberi tanggapan balik yang sesuai dan terukur.
Karena, yang di soroti oleh APMG kemarin adalah bagian dari fungsi kontrol masyarakat dan pemuda. Apalagi pembicaraan koordinator APMG tidak dalam kapasitas dia sebagai penyelengara, kenapa Oknum Aldy Ways ini bawa bawa nama penyelenggara, dan mengecam pemboikotan aktifitas pemilu. Ironisnya lagi, dia membawa nama masyarkat Guraici bahwa akan Golput dalam pilkada kali ini. Apa lagi setingkat mengeluarkan pernyataan akan 10 Desa akan masuk ke wilayah ternate. Ini sangatlah miris!!! Kalaupun memainkan isu jangan asal bicara,” semprot Warasul.
“Rifaldi Always mestinya dewasa dalam perbedaan pendapat, berfikir sebelum mengeluarkan pernyataan, harusnya dia bisa memisahkan antara pejuangan memdorong pemekaran dengan fungsi kita sebagai mahasiswa, demikian juga dengan fungsi masyarakat dalam menghadapi proses pesta demokrasi,” Kata Wakil Ketua Pemuda Dusun II Desa Lelei, Budi Arsad, menambahkan apa yang disampaikan Ketua IPML.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Laigoma, Sadam Marsaoly mengatakan, memang perlu di evaluasi kembali akselerasi pergerakan FPKG ini. Sebab, kata dia, dari awal sebagian besar Mahasiswa, Pemuda, Pelajar dan unsur Masyarakat lainnya baru mendegar pergerakan FPKG ini.
“Pergerakan FPKG ini, tanpa melalui komunikasi dan konsolidasi yang utuh dengan pemuda-mahasiswa 10 Pulau. Tekesan mereka (FPKG) mengabaikan suara dan dukungan kuat dari kami semuanya,” ucapnya.
Keterwakilan APMG dari Pemuda-Mahasiswa Buli, Talimau, Lelei, Laigoma, Gafi, Siko dan Gunange, yang berkesempatan hadir dalam pertemuan itu, Selain tidak tahu menahu soal pemekaran, mereka juga merasa kecewa atas pergerakan FPKG yang mereka anggap sepihak. (Ridal CN)