Oleh: Sabri Habib, S.Sy
Halaman . . . . . . . . 2
Para kaum muslimin kembali terbakar amarahnya dan kembali mereka ke Madina mengepung rumah Usman Bin Affan RA. Hari tersebut dikenal Hari Yaumuddar, hari diaman dikepung-Nya Amirul Mukminin, zunurain Usman Ibnu Affan RA. Dan kemudian kaum Munaffikun menggiring arah demonstrasi mereka yang dimana kedatangan awal mereka menuntut kebijakan-kebijakan penguasa, menjadi tuntutan untuk melepaskan jabatannya. Tak sampai disitu, gerakan mereka terus digiring hingga halal darahnya Usman Bin Affan RA.
Terjadilah yang terjadi, pembantaian atas Amirul Mukminin Usman Bin Affan Zunurain (seorang makhluk, bahkan para malaikat malu padanya) sebagaimana sabda Rasulullah. Dituduhkan keburukan dan kemungkaran atasnya dengan nama agama, nama kesalehan dan keadilan, dibantainya Usman Bin Affan RA.
Perumpamaan mereka yang merusak, sebagaiman Allah kisah kan didalam Firman-nya:
“”Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka pun menjawab, Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
Kemudian Allah pun mendustakan pengakuan mereka, dengan ayat selanjutnya: “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya“.
Setelah kita melihat singkat sejarah Fitnah yang terjadi. Ketahuialah, Bahwa Alllah janjikan senantiasa sejarah berulang, dari situ Allah SWT banyak bawakan kisah-kisah kaum terdahulu didalam kitabnya.
Tidakkah kita melihat seper tiga isi dari Al-Qur’an adalah kisah-kisah kaum yang telah lalu ?
Tujuannya apa Allah mengisahkan hal demikian ?. Agar kita dapat mengambil petunjuk. PETUNJUK.
Jadi, kejadian yang terjadi sekarang, sungguh dulu pernah terjadi.
Disitulah Ali Bin Abu Thalib berkata, “Ambilah petunjuk dari perkara-perkara yang telah terjadi dalam menghadapi apa yang sedang terjadi“.
Diantara taktik musuh islam di era ini, yang kita kenal GAYA PERANG GENERASI KE EMPAT.
Dimana peperangan dan penjajahan tidak lagi dengan mengirim Tank Tank maupun Jet perang dan pasukan2 lainnya. Melaikan penjajahan di era ini adalah yang dicontohkan oleh Ibnu Saba dimasa Awwal Fitnah. Yang dimana perang inti mereka adalah menyebarkan Dusta-dusta dan Hoax yang membawakan kebbencian antara unsur-unsur masyarakat yang ingin mereka Taklukkan sehingga Terbentuklah kebencian antara rakyat dan penguasanya. Antara ras dengan ras yang lain, antara satu suku dengan suku yang lain, antara satu agama dengan agama yang lain.
Tidakkah demikian cara Abdullah ibnu Saba?