Oleh: Irfandi R Hi. Mustafa S.Pd
Sebagai putera daerah Halmahera Selatan sudah sepantasnya melihat dan mengkritisi serta memberi saran untuk pemerintah daerah sebagai manifestasi penting demi membangun daerah lebih baik lagi kedepan baik dari segi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Terdapat banyak suku yang ada di Halmahera Selatan, menjadi salah satu isyarat bahwa keberagaman dan toleransi di kalangan masyarakat sangat terasa.
Usman Sidik adalah putera daerah Halmahera Selatan, dengan silsilah keturunan berasal dari suku Makian – Kayoa (Makayoa). Dengan potret tendensi politik kemarin pastinya kita tahu kondisi dan situasi yang ada di Halmahera Selatan. Di seluruh Kabupaten/Kota dengan presentasi terkait dengan demokrasi bahwa politik di Halmahera Selatan menjadi sorotan dan selalu diperbincangkan di kalangan masyarakat luas tentunya, itu sebabnya karena politik di daerah tersebut dikenal sangat keras dan panas. Tetapi, sosok pemimpin H. Usman Sidik selalu saja memberikan dan menghimbau serta mengajak untuk berkompetensi yang sehat dan memberikan pendidikan politik yang secara baik kepada masyarakat supaya tidak saling menghujat dan mencaci maki antar sesama. Dari pengalaman – pengalaman beliau berjuang mulai dari titik nol, menjadi wartawan sampai merantau membentuk jaringan – jaringan di ibukota negara bukan hal yang mudah saat kita renungkan. Pelajaran inilah sosok figur petarung di Halmahera Selatan (Halsel) dengan sikap politik yang baik dan santun saat wacana yang terus bergulir, ia menjadi juru selamat bagi ketidakberdayaan rakyat yang tereksploitasi oleh pemerintahan sebelumnya.
Orang tua H. Usman Sidik adalah petani kopra dengan pendapatan yang secukupnya, dikenal saat kecil sangat nakal, pintar bergaul dan selalu berbuat gaduh. Tapi dengan silaturahmi dan pintar bergaul itulah membuat para putera Daerah Makian – Kayoa (H.Usman Sidik) tersebut berteman akrab dengan jenderal maupun pengusaha. Sampai disitulah di bersikeras untuk menjadi pengusaha.
Dengan berjalannya waktu beliau memilih untuk terjun di dunia politik dengan karir pada awalnya adalah seorang politisi, semenjak itu beliau di beri jabatan yang strategis di salah satu partai terbesar di Indonesia . melalui tahapan – tahapan politik Nasional beliau memilih untuk kembali di tanah dodomi untuk dengan ambisius membangun Halmahera Selatan dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Terlahir dari keluarga dan kalangan yang toleransinya sangat tinggi sehingga dari visi dan misi telah mengutamakan hal – hal yang bersifat kemajemukan dan kemanusiaan di Halmahera Selatan, yang kita kenal dengan daerah Saruma. Menjadi lagu lama di daerah Saruma dengan politik adu domba sudah menjadi hal biasa.
Narasi ini lekat dengan masalah suku, agama, ras dan antar golongan yang masih saja menguat di daerah Halmahera Selatan khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Dari momentum politik kemarin banyak kepala desa yang takut untuk mendukung H. Usman Sidik dengan alasan bahwa ada tekanan dari Bupati aktif (Bahrain Kasuba). Ini adalah salah satu ketidakdewasaan terhadap politik, bisa juga karena mereka telah merencanakan hal – hal kepentingan kelompoknya dan selanjutnya media memberitahukan bahwa akan di resafel para kepala desa dan memindahkan guru PNS di berbagai daerah yang jauh di kampung halamannya. Memang itu sudah kebiasaan sejak dulu saat menjemput pesta demokrasi di Saruma dengan ambisi menang yang kuat, hanya saja keberpihakan politik kemarin terasa lain dengan dalil sangat menarik bagi kalangan masyarakat karena incamben sebelumnya tidak mencalonkan diri. Tudingan – tudingan yang dilakukan pihak sebelah untuk memojokkan dengan berbagai cara dari isu – isu yang tidak objektif, tenang dan tentram menyikapinya.
Politik identitas selalu saja terjadi, bahkan tulisan dari paragraf sebelumnya saya kaitan dengan suku. Sudah menjadi gambaran dan maens tream sebagai senjata, dan politik – politik seperti itulah yang kita tidak bisa hindarkan bahkan terjadi di kalangan elit merajut di kalangan masyarakat bawah. Pastinya ada kepekaan dari kita sebagai putera – puteri di negeri Saruma untuk mendukung keberadaan pimpinan baru kita kedepannya sehingga ada kebijakan dan penyampaian saat kampanye bisa terealisasi lima tahun akan mendatang.
Keberadaan H. Usman Sidik menjadi teladan sosok figur untuk menyelamatkan Halsel dari politik adu domba sebelumnya. Mengakhiri tulisan ini kebijakan pemerintah kedepan agar bisa melihat putera – puteri yang susah untuk menempuh pendidikan, dengan kata Nelson Mandela “Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia” sehingga mendidik Sumber Daya Manusia sesuai dengan arah gerak menuju Halsel yang lebih maju.