oleh

Marsinah Simbol Perlawanan Kaum Buruh Indonesia

Oleh: Andreansyah Al Gandori

Menjelang “May Day” 1 Mei 2021 yang diperingati bersama sebagai Hari Buruh Sedunia, kita harus merefleksikan kembali perjuangan seorang buruh perempuan bernama Marsinah yang bertaruh nyawa demi memperjuangkan hak-hak kaum buruh di era Orde Baru.

Orde Baru memang kejam, era dimana kebenaran dianggap sebagai ancaman, teriakan dianggap perlawanan, dan keberanian berarti kematian. Dan Marsinah adalah salah satu korban kekejian rezim saat itu. Marsinah saat itu harus berkorban nyawa karena memimpin aksi gerakan buruh untuk menuntut hak-hak mereka.

Marsinah, perempuan kelahiran Nganjuk 10 April 1969 menjadi bukti sejarah kelam perjuangan buruh yang bertaruh nyawa karena berteriak lantang melawan birokasi perusahaan demi menuntut hak-hak para buruh. Marsinah kala itu bekerja pada PT. Catur Putra Surya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kemudian diculik dan ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Hari ini para buruh banyak yang terbungkam, dan terampas haknya oleh aturan perusahaan yang mencekik leher mereka. Buruh adalah nyawa perusahaan, tak ada pekerja maka perusahaan pun bangkrut. Banyak perusahaan yang enggan memperhatikan nasib dan kesejahteraan para buruh, lalu menekan para buruh dengan aturan-aturan yang sewenang-wenang.

Perusahaan juga terkadang enggan untuk menerima saran dan kritikan dari para buruh hanya karena memandang mereka hanya pekerja bawahan. Padahal perusahaan yang anti kritik berarti perusahaan tersebut tidak mau berkembang. Ancaman-ancaman yang berujung PHK terkadang menjadi senjata perusahaan bila ada buruh yang berani untuk mengkritisi perusahaan atau menuntut hak-hak para buruh.

Kenyataan tersebut memang pahit, lebih pahit dari secangkir kopi, maka di hari buruh 1 Mei nanti perlu direfleksikan kembali semangat Marsinah yang rela berkorban nyawa demi menuntut hak-hak para buruh. Galang kekuatan melalui serikat, buruh harus bersatu dalam satu irama, satu suara perlawanan. Keadilan dan kesejahteraan para buruh harus menjadi nomor satu.

Marsinah banyak mengajarkan kita arti perjuangan, bahkan sampai tetes darah penghabisan. Lalu apa yang bisa kita lakukan hari ini? Apakah duduk terdiam atau bangkit melawan. Marsinah adalah pahlawan bagi setiap buruh, yang kisahnya akan terus abadi. Di hari buruh nanti mari sejenak kita lantunkan do’a untuk Marsinah sebagai bentuk rasa terimakasih atas perjuangannya untuk kaum buruh.

Semangat perjuangan Marsinah tidak pernah mati, meksipun jasadnya telah menyatu dengan bumi. Namun semangat perjuangan masih hidup di hati para buruh hingga kini, dan sampai kapanpun. Maka dari itu patutlah disebut bahwa Marsinah adalah simbol perlawanan kaum buruh.

Perjuangan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi perjuangan membutuhkan pengorbanan. Bila ada aksi demonstrasi ribuan buruh di jalanan, maka pastikan kalian salah satu diantara mereka. Satu lidi akan mudah dipatahkan, begitu pula dengan satu buruh akan mudah tumbang. Maka setiap perjuangan harus di lakukan bersama.

Hidup Buruh, Tani, Mahasiswa, dan Rakyat Miskin Kota!

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250