HALSEL, CN – Uang Palsu kembali beredar di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut). Uang palsu yang sulit dibedakan dengan uang asli ini tentunya sangat meresahkan warga.
Akibat uang palsu, membuat rugi pedagang. Namun dikarenakan banyaknya pembeli, korban dari peredaran uang palsu itu tidak mengetahui pasti dari siapa uang tersebut beredar itu.
Adapun salah seorang korban yakni Ismun (35) yang merupakan pedagang Kue di Pasar Twokona Kecamatan Bacan Selatan. Ismun mengatakan, peredaran uang palsu itu sangat meresahkan masyarakat. Terlebih uang palsu pecahan Rp 100 ribu tersebut. Sulit dibedakan dengan tangan kosong dan mata telanjang.
“Ya di bilang meresahkan tentu meresahkan, terlebih lagi yang mengedarkannya itu kami tidak tahu siapa orangnya,” kata Ismun saat ditemui cerminnusantara.co.id, di tempat jualannya Pasar Twokona Kecamatan Bacan Selatan, Jumat (5/2/2021).
Penjual Kue yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun itu mengatakan, beredarnya uang palsu di Halsel ini diduga terjadi sudah sejak 1 Minggu lalu.
“Sudah sering terjadi, bukan sekali saja. Di pasar Labuha sudah 4 orang pedagang yang jadi korban, di Pasar Twokona sudah 3 orang termasuk dengan saya sendiri. Yang 1 orang baru dapat hari ini (Jumat) dan pelaku saat belanja biasanya di pagi hari yang masih gelap-gelap,” cetusnya.
Jelas Ismun bahwa dengan adanya Pandemi Covid-19, pelaku berkesempatan memakai masker saat belanja. Oleh karena itu, pelaku sulit kenal.
“Semua korban mengatakan pelaku peredaran uang palsu itu dengan ciri-ciri yang sama yaitu laki-laki berkulit hitam dan berbadan tinggi,” jelasnya.
Warga pun berharap Polisi segera menindak dan menyelidiki kasus yang meresahkan dan merugikan masyarakat terutama para pedagang.
“Semoga polisi cepat mengungkap dan menangkap pelaku yang peredaran uang palsu ini. Ini kan sangat merugikan kami, kalau polisi tidak bertindak bisa jadi peredaran uang palsu ini semakin menjadi-jadi,” harap Ismun. (Red/CN)