HALSEL, CN – Kepala Puskesmas (Kapus) Jiko Kecamatan Mandioli Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) Rismanidar Sidi Umar bantah atas dugaan kuat pemotongan anggaran bantuan puluhan pasien penderita penyakit Kusta yang mencapai jutaan rupiah.
Kepada wartawan cerminnusantara.co.id, Rabu (4/5/2021), Rismanidar mengaku memberanikan diri melakukan pemotongan anggaran bantuan pasien senilai Rp 200 ribu dari Rp 1 juta per pasien lantaran hasil kesepakatan dari pihak keluarga masing-masing.
“Sebelum itu sudah ada hasil kesepakatan dari keluarga pasien masing-masing untuk bantu belikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengingat Speed Puskesmas Jiko yang mau digunakan tidak memiliki Bahan Bakar Minyak,” jelas Kapus.
Lanjut Rismanidar sebelum berangkat, ia bersama Pengola Program Kusta, Ningsi Sangaji mendatangi setiap rumah para pasien memberi tahukan bahwa besoknya harus berangkat ke Dinas Kesehatan untuk mengambil bantuan pasien penderita penyakit Kusta.
“Sebenarnya jumlah pasien 20 orang dan yang 3 orang itu dari saya dan Dokter dan Pengelola Program Kusta Dinas Kesehatan pak Safrudin, jadi totalnya ada 23 pasien. Terus yang 5 pasien dari pemegang Program yang berikan. Sementara 5 pasiennya lagi ambil di Labuha berarti yang ada hanya tinggal 10 pasien. Malam itu kami datang dulu ke rumah-rumah pasien beri tahu bahwa besok mereka ambil bantuan di Dinas, tapi gunakan Speed Puskesmas karena takutnya kedepatan dengan cuaca buruk, maka saling bantu beli minyak,” cetusnya.
Sementara Speed Puskesmas, terang Rismanidar, satu kali jalan minimal 100 Liter BBM Bersubsidi.
“Pertama info dari Dinas Kesehatan nanti mereka yang antar bantuan anggaran tersebut. Tapi ternyata besoknya dari Dinas Kesehatan perintahkan kami ke Labuha bersama dengan pasien karena cuaca buruk pada saat itu. Jadi kami ke Labuha hanya bersama 2 pasien dan sebelum itu kami sudah sampaikan kepada keluarga pasien dan mereka iyakan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, karena 5 pasiennya sudah ada di Labuha, maka bantuan anggaran ke 5 pasien tersebut tanpa ada pemotongan sama sekali.
“Terus anggaran Minyak dari 5 pasien yang ada di Desa itu sudah diserahkan langsung ke Staf Pengelola Program Kusta Puskesmas Jiko, tapi nyatanya mereka tidak berikan ke saya, maka hanya 10 pasien saja yang dipotong untuk anggaran minyak,” katanya.
Oleh karena itu Rismanidar bilang, total pemotongan untuk anggaran transportasi hanya Rp 2 juta dari 10 pasien.
“Hanya 10 orang pasien saja yang bantu berikan anggaran minyak Speed Puskesmas untuk perjalanan Pergi Pulang (PP) dari Desa Jiko menuju Labuha dan dari Labuha balik ke Jiko,” tukasnya.
Namun katanya, ia siap mengembalikan anggaran bantuan pasien Penderita penyakit Kusta tersebut.
“Tapi karena sudah terjadi seperti ini, maka saya akan ganti semuanya,” akunya mengakhiri.
Diberitakan sebelumnya, Kapus Jiko Rismanidar Sidi Umar diduga kuat sunat anggaran pasien penderita penyakit Kusta per pasien Rp 200 ribu. Sementara bantuan dari Al Habib per pasien Rp 1 juta dari 23 pasien, namun yang diterima pasien hanya Rp 800 ribu perorang (Red/CN)