oleh

BI Malut Fokus Mengembangkan Pelaku Ekonomi Kecil Dari Potensi Daerah

TERNATE, CN : Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyo resmi digantikan oleh Kepala Devisi Departemen Manejemen Risiko BI, Gatot M. Manan setelah melewati tahapan serah terima jabatan pada tanggal (27/07) dan dilanjutkan dengan acara pengukuhan di Grand Dafam Hotel Ternate, Jum’at (13/09/19) pagi tadi.

Menurut Kepala Perwakilan BI Malut, Gatot M. Manan, Pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara sudah cukup membaik. Namun itu belum memuaskan, sehingga perlu dikembangkan lebih serius dari sektor-sektor lainya.

“Pertumbuhan ekonomi di Malut sudah cukup, namun yang perlu dikembangkan adalah kwalitas pertumbuhan ekonomi itu yang ditekan, karena ini adalah terkait inklusi keuangan. Jadi pertumbuhan ekonomi harus terasa secara umum dengan melibatkan UMKM. Karena UMKM nilainya kecil tapi jumlah kuantitas pelakunya sangat banyak. Sehingga dibandingkan dengan pelaku penguasaan ekonomi oleh kelompok kecil,” tuturrnya

Dia menilai bahwa dari strategi inklusi adalah UMKM, sebab jumlahnya banyak sehingga dampaknya pun lebih dirasakan masrakat luas. Khususnya pariwisata, memang berpotensi sangat besar, namun sayang kalau tidak diefisienkan. Kita harus banyak bersinergi dan berkolaborasi dengan pelaku sadar wisata dan semua SKPD atau terutama masyarakat.

“Potensi ekonomi ini tidak harus melibatkan satu pihak saja, harus dilakukan banyak sinergi, interaksi dan tidak saja antar instansi, atau antar dinas. Harus turun langsung ke pelaku usaha itu sendiri. Selain itu membutuhkan dukungan dari akademisi dan pengusaha,” jelasnya.

Gatot menjelaskan, BI memiliki peran untuk mendorong potensi dan merangkul semua pihak. Karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan termasuk dari faktor digitalisasi. Sebab UMKM masih melewati beberapa tahapan sekalipun memiliki potensi, termasuk digitalisasi. “Sayang kalau potensinya bagus dan didukung penginapan, home stey dan lainya tapi tidak didukung secara digital,” paparnya. Sehingga katanya jika tidak terdigitalisasi tentu potensi pengunjung tidak tersambung dengan outlet ditempat wisata.

“Program BI adalah lebih mendorong sektor-sektor yang lebih memberikan substanibilitas yang berkwalitas dan berkelanjutan. Jadi program kita lebih mengutamkaan sektor yang melibatkan pelaku ekonomi secara luas. Seperti UMKM, disamping itu ada faktor berkelanjutan. Yang gabung dengan unsur nowleg, ilmu pengetahuan. Misalkan pertanian, kita membuat cara bertani yang lebih efektif, dari cara pemupukan, pembibitan dan lainya. Dan Itu harus dilakukan melalui perbaikan nowleg atau ilmu pengetahuan,” tutupnya. (IM)

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250

Komentar