Jalani Pemeriksaan Kasus Dugaan Pemukulan, Puluhan Masyarakat Desa Yaba Memilih “Nginap” di Kantor Polisi

HALSEL, CN – Puluhan Masyarakat Desa Yaba, Kecamatan Bacan Barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), memilih tidur di Kantor Polres Halsel.

Pasalnya, sejumlah masyarakat diperiksa di Polres Halsel atas dugaan kasus pemukulan terhadap 2 anggota Polisi belum lama ini.

Suwitno, salah seorang warga Desa yang kepada sejumlah wartawan mengatakan bahwa tidak ada satupun masyarakat yang saat ini berada di Polres Halsel tidak ingin pulang, meski telah diperintahkan pihak kepolisian untuk pulang ke Desa.

“Tidak ada yang mau pulang sampai masyarakat yang telah menjalani pemeriksaan juga dipulangkan,” aku Suwitno saat ditemui didepan ruang Aula Polres Halsel, Senin (27/1).

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Yaba, Nurjana Lameko juga membenarkan bahwa ada sejumlah masyarakat menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Halsel atas kasus dugaan pemukulan terhadap 2 anggota Polisi tersebut.

Sehingga itu, orang nomor satu di Desa Yaba, itu juga berharap agar masalah tersebut secepatnya terselesaikan.

“Tentunya masyarakat berharap masalah ini secepatnya selesai,” harapnya mengakhiri. (Hardin CN)

Malut Tercatat Sebagai Provinsi Terkorup di Indonesia, KPK Ditantang Tetapkan Tersangka Pemberi Suap AGK

JAKARTA, CN – Provinsi Maluku Utara (Malut), tercatat sebagai Provinsi terkorup di Indonesia versi SPI Komisi Pemberantasan Korupsi. Hal ini rasional. Sebab, hanya ada satu Provinsi di Indonesia yang melakukan persekongkolan masif dengan akumulasi kasus dengan 2 motif sekaligus yaitu Jual beli jabatan dan mafia perizinan disektor Tambang.

Raport merah korupsi, hipotesanya dapat dilihat dalam perspektif Sember Daya Alam (SDA), yang menjanjikan pada kualitas kesejahteraan, sektor tambang, menjadi bulan-bulanan bagi Negara. Bagaimana tidak, mesranya pemangku kebijakan Nasional dan Regional, bergerombol menuruti persamaan orientasi dengan korporasi jika dilihat dari sudut pandang motif suap dan gratifikasi, Pemberi suap pada eks Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba (AGK), yang nominalnya dari Rp 250 juta, Rp 448 juta, Rp 1 Miliar, R 1,2 Miliar Hingga R 2,2 Miliar, menjadi fakta hukum melalui surat dakwaan KPK. Sayangnya, KPK tidak berkutik menyeret pemberi suap.

Korporasi bersekongkol, menyogok Pejabat daerah, disaat yang sama, masih banyak yang belum ditetapkan sebagai tersangka. Seperti Direktur PT Intim Kara, Budi Liem, yang diduga juga menyetor uang senilai Rp 1 miliar pada Terdakwa eks Gubernur Malut AGK. Penerimaan gratifikasi yang diberikan secara tunai, termuat dalam Putusan Nomor 11/Pid.Sus-TPK/2024/PN Tte atas perkara kasus suap AGK.

Budi Liem harusnya masuk dalam daftar penetapan tersangka KPK, begitupun pemberi suap lainya.

Dalam fakta persidangan, di dalamnya terdapat adanya 371 pemberi suap dari 461 transaksi keuangan yang mengalir dalam TPPU AGK yang mencapai Rp 109 Miliar.

Anehnya, KPK tidak utuh secara totalitas menjerat tersangka lainnya yang memberi suap pada AGK, yang nominalnya mencapai dari E 250 juta, Rp 448 juta, Rp 1 Miliar, Rp 1,2 Miliar Hingga Rp 2,2 Miliar.

“Jadi saya rasa reputasi KPK dalam keterbukaan penegakan supremasi Hukum patut di pertanyakan. Coba KPK berani tidak seret semisal, Shaty Aldha Nathalia Dirut Smart Marsindo, Jamaludin Wua, Samssudin A Kadir PJ Gubernur Maluku Utara dan Budi Liem,” tantang Koordinator Sentral Koalisi Anti Korupsi Maluku Utara (SKAK-MALUT), M. Reza kepada KPK, Minggu (26/1/2025).

Sehingga itu, kata Reza, surat dakwaan KPK tidak bisa di elak, jika Negara serius melalui KPK.

“Suda saatnya menyeret beberapa nama yang kami sebutkan ini. SKAK-MALUT, konsisten bergerak selama pemberi suap AGK belum ditetapkan sebagai tersangka baru di 2025,” tegasnya mengakhiri. (Hardin CN)

3 Hari Kegiatan di Jawa Tengah, Kades Sayoang: Saya Itu 6 Hari

HALSEL, CN – Kepala Desa (Kades) Sayoang, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Herson Matoro, hingga saat ini belum balik ke Halsel usai mengikuti kegiatan di Jawa Tengah.

Pasalnya, Kades Sayoang mendapat surat tugas nomor : 137 l08 / 2025 dari Camat Bacan Timur Niar Barakati, menugaskan kepada Kades Sayoang untuk menghadiri kegiatan Hari Peringatan Desa Bersatu 2025 di Desa Ponggok, Kab. Klateng, Jawa Tengah pada tanggal 14 s/d 15 Januari 2025.

“Trang pe agenda kemarin desa bersatu,, trang jalan deng kapala dinas, barang bgmana kg,” singkat Kades Sayoang, Herson Matoro melalui pesan WhatsApp, Sabtu (25/1).

Sementara melalui via telepon, dirinya mengaku kegiatan tersebut hanya 3 hari. Namun, sampai sekarang, belum juga balik ke Halsel.

“Torang (kami) pe kegiatan itu cuma 3 hari, cuma torang pe perjalanan lain lagi ada. Ketemu dengan Kementerian dan segala macam. Torang minta Desa pe hal,” jelas Herson Matoro.

Meski demikian, Kades Sayoang mengaku bahwa saat ini, ia telah berada di Kota Ternate.

“Saya itu 6 Hari, itu saya pe urusan. Saya sudah balik dari Jakarta,” ujar Kades Sayoang, sembari tak mau menjelaskan besaran anggaran kegiatan menghadiri Hari Peringatan Desa Bersatu 2025. (Hardin CN)

Belum Lama Dilaporkan Dugaan Pelecehan Seksual, Kades Sayoang Diduga Tinggalkan Tugas Lalu Jalan-jalan ke Jakarta

HALSEL, CN – Tugas seorang Kepala Desa (Kades) adalah menyelenggarakan Pemerintah Desa (Pemdes), melaksanakan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Namun rupanya, tugas tersebut diduga kuat diabaikan Kades Sayoang, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Herson Matoro.

Pasalnya, Kades Sayoang, Herson Matoro meninggalkan tugas lalu berangkat dari Desa dan berdiam diri di Jakarta.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini, Herson Matoro telah meninggalkan tugas di Desanya selama beberapa hari.

Padahal belum lama ini, dirinya juga telah dilaporkan atas dugaan kasus pelecehan seksual hingga dilaporkan ke Polres Halsel pada November 2024 lalu.

Salah seorang Kades di Halsel, ketika ditanya apakah ada kegiatan Dinas hingga Kades Sayoang ke Jakarta, Kades yang tidak disebutkan namanya itu mengaku tidak ada.

“Tarada (tidak ada) kegiatan Dinas dan kami juga tidak tahu dia (Kades Sayoang) tujuan apa ke Jakarta,” aku Kades yang cukup dekat dengan Kades Sayoang, Herson Matoro itu, Sabtu (25/1/2025).

Sementara itu, Kades Sayoang, Herson Matoro yang jalan-jalan ke Jakarta itu, dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, tidak aktif hingga berita ditayangkan. (Hardin CN)

Bupati Harap Pelayanan Air Bersih Bagi Masyarakat Halsel Makin Ditingkatkan

HALSEL, CN – Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Hasan Ali Bassam Kasuba mengapresiasi kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Halsel.

Dimana, Bupati menyampaikan bahwa Direktur PDAM Halsel, Soleman Bobote telah memberikan laporan yang sangat positif mengenai kinerja PDAM yang terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan sejak 2024.

Menurutnya, peningkatan ini telah memberikan harapan besar untuk perbaikan kualitas layanan air bersih di wilayah tersebut.

“Saya berharap, kedepan berbagai program dapat diimplementasikan untuk memperluas jangkauan layanan PDAM, terutama di kecamatan-kecamatan yang saat ini belum mendapatkan pelayanan air bersih secara langsung,” ungkap Bupati Halsel saat menggelar rapat evaluasi reguler dalam membahas perkembangan terkini PDAM dan perbaikan kualitas layanan air bersih di wilayah Halsel, Kamis (23/1/2025) siang tadi.

Hasan Ali Bassam Kasuba menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) berencana untuk melakukan review dan perencanaan guna untuk memastikan pelayanan air bersih dapat diterapkan di kecamatan-kecamatan yang masih belum terjangkau.

Olehnya itu, pentingnya kolaborasi yang erat antara Pemerintah dan PDAM itu sejalan. Sehingga pelayanan air bersih yang lebih baik dapat tercapai.

Ia berharap, PDAM tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga mendukung perkembangan wilayah Halsel secara keseluruhan.

“Dengan adanya kolaborasi serta peningkatan anggaran dan optimasi sumber daya, kami berharap pelayanan air bersih bagi masyarakat Halsel akan semakin ditingkatkan,” pintanya.

Sementara itu, Direktur PDAM Halsel Soleman Bobeto menyampaikan bahwa, kualitas air di wilayah Halsel telah mengalami perbaikan signifikan. Terutama selama musim hujan 2024 hingga awal 2025.

Suleman mengaku, pasokan air kini lebih lancar dan kualitasnya semakin membaik.

Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa PDAM masih diperlukan penambahan fasilitas serta penyesuaian pada sistem pengolahan air untuk mengoptimalkan kualitas layanan ke depan.

“Fasilitas yang ada sudah cukup mendukung, namun pemanfaatannya belum maksimal karena beberapa kendala, termasuk masalah internasional yang memengaruhi operasional kami,” terang Soleman Bobote.

Ia menambahkan, dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah dan upaya untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur tersebut.

“Diharapkan pelayanan air bersih di Halsel akan semakin baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah,” tutupnya. (Hardin CN)