Perkerasan Jalan TA 2019 Desa Sebatang Seperti Proyek Abunawas

Aceh Singkil, CN – Program pembangunan Anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) TA 2019 kampung Sebatang Kecamatan Hunung Meriah Kabupaten Aceh seperti proyek Abunawas.

Sesuai imformasi masyarakat bahwa pekerjaan perkerasan jalan belum selesai sesuai dengan gambar dan rencana anggaran biaya (RAB). Bahkan di tengah-tengah belum di timbun.

JS warga Desa Kampung Sebatang ketika di temui jumat (10/7/2020) menuturkan, ada pekerjaan perkerasan jalan belum selesai di kerjakan awal dan akhir atau kepala dan ekornya.

Lanjutnya lagi, pekerjaan tersebut masih Penjabat Sementara (PJS) sesuai dengan gambar dan RAB-Nya.

“Tentang pekerjaan yang di bangun Tahun anggaran 2019 itu sepenetahuan kami itu, program dana aspirasi Dewan Tahun anggaran 2015 sepanjang 400 meter. Ini di bangun perkerasan jalan dengan anggaran total biaya keseluruhan Rp 118.368.300 (Seratus Lapan Belas Juta Tiga Ratus Enam Puluh Delapan Tiga Ratus Rupiah) berdasarkan RAB yang di tanda tangani oleh Supono sebagai Plt Desa Sebatang,” ungkapnya.

Sementara itu, Supono selaku Plt Desa Sebatang Tahun 2019 ketika di komfirmasi lewat via watsshap dan sms pada (10/7) dengan nomor Contak 08216528XXXX dan di telepon.

Dia menjawab bahwa “Saya cuma buat perencanaan gambar dan rencana anggaran biayanya dan untuk melanjutkan pekerjaan pak Radimin Kepal Desa dipinitif. Jikalau pekerjaan tidak sesuai gambar dan RAB-Nya dia lah yang bertanggung jawab bukan saya,” tegasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Kades difinitif Kampung Sebatang juga saat di temui sangat sibuk sehingga tidak bisa memberikan keterangan. (Muklis CN)

Cantumkan Logo Tanpa Koordinasi, Sekretaris GAS Kecam Tindakan Ketua KNPI Subulussalam

Subulussalam, Aceh – Gerakan Anak Subulussalam mengecam keras atas tindakan pencatutan logo Gerakan Anak Subulussalam (GAS), dalam penggalangan bantuan yang dilakukan oleh Edi Syahputra Bako sebagai ketua DPD II KNPI Kota Subulussalam tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pengurus maupun pembina yang ada di tatanan organisasi Gerakan Anak Subulussalam, Jum’at (10/07/2020).

Sekretaris GAS, Padillah Pandi Ayu menyampaikan, Kami menganggap Edi Syahputra Bako telah semena-mena dan mengangkangi lembaga kami sebagai organisasi yang mempunyai pengurus dan pembina serta memiliki payung hukum.

“Seharusnya dalam hal ini bung Edi sebagai pimpinan komite nasional kepemudaan memberikan contoh yang baik untuk menghargai setiap pengurus organisasi kemasyarakatan maupun kepemudaan yang ada di Kota Subulussalam ini bukan malah bersikap asal main catut (BAR-BAR), sehingga memberikan contoh yang buruk,” tegasnya.

Lanjut Padillah, hari ini mereka melihat Edy tidak memandang pengurus-pengurus organisasi sehingga ia terlihat semena-mena mencatut Logo organisasi, tanpa terlebih dahulu memberitahu atau mengkonfirmasi kepada para pemangku organisasi.

“maka dari itu dari Kacamata kami sebagai pengurus Gerakan Anak Subulussalam melihat Bung Edy gagal sebagai pengayom organisasi kepemudaan yang ada di Sada Kata atas insiden ini,” ujarnya. (Mh CN)

Mahasiswa Duga Ada Konspirasi Bocornya Limbah PKS PT. BDA

Subulussalam, Longkib, CN – Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Subulussalam (Ampes) konspirasi antara pihak Pemkot Subulussalam, dalam hal ini DLHK dengan perusahaan kelapa sawit PT BDA.

Ini menyusul belum diterbitkannya hasil laboratorium terkait limbah PT BDA yang diduga telah mencemari Sungai Lae Longkib.

“Kami menduga adanya konspirasi antara pihak Pemkot dengan perusahaan, sehingga tidak diterbitkannya hasil uji lab tersebut. Hal tersebut jelas sangat disayangkan. Padahal Sungai Lae Longkib tersebut merupakan sumber kehidupan dan salah satu mata pencaharian masyarakat Longkib sejak dulu,” kata Ketua Ampes, Hasbi Bancin, Rabu (8/7/2020).

Hasbi menyampaikan bahwa tercemarnya Sungai Lae Longkib diduga akibat adanya kebocoran kolam ketiga pabrik kelapa sawit milik PT BDA yang ada di Kecamatan Longkib.

Bahkan pihak Pemkot Subulussalam sudah turun ke lapangan, dan sudah mengambil sampel untuk analisa apakah memang benar tercemar akibat limbah dari kebocoran pada kolam tersebut.

“Mereka sudah menyepakati bahwa hasil laboratorium keluar pada 14 hari kedepan. Namun sekarang sudah berjalan lebih 21 hari,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya mendesak Pemkot Subulussalam melalui DLHK agar terbuka dan transparan terhadap kasus ini dan jangan hanya memberikan janji belaka.

“Ini menyangkut khalayak ramai. Rakyat jelas sudah dizolimin perusahaan. Perusahaan jangan hanya memikirkan keuntungan belaka, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat,” terangnya.

Iia mengaku jika pemerintah tidak menyelesaikan permasalahan ini, maka pihaknya akan melakukan aksi besar-besaran di Pemprov Banda Aceh. (Mha CN)

Warga Aceh Singkil Hebohkan Pelat Kuning Bertulisan Keluarga Miskin

Aceh Singkil, CN – Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) pemantau korupsi dan penyelamat harta negara (PERLAHAN) Pimpinan Daerah Aceh Singkil surati Dinas Sosial terkait bantuan rumah keluarga miskin.

Berdasarkan surat LSM pemantau korupsi dan penyelamat harta negara melalui Ketua Dewan Pimpinan Daerah Aceh Singkil nomor ;01/s/DPD/LSM -PERLAHAN /AC-SKL/VII/19. Pada Tanggal 8 April 2019.

Adapun hal tersebut pelat kuning yang tertulis tentang data rumah tangga miskin yang melekat di rumah-rumah masyarakat Aceh Singkil.

Syafar Siregar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Aceh Singkil menuturkan kepada media ini, Selasa (7/7/2020) tentang balasan surat dari Dinas Sosial Aceh Singkil.

Lanjutnyanya, bahwa Kepala Dinas Sosial menyatakan bahwa dari Dinas Sosial tidak pernah menempelkan kerumah-rumah warga bertulisan rumah tangga miskin.

Tambahnya lagi, dalam surat balasan pada bulan April Tahun 2019 itu, jikalau Dinas Sosial tidak pernah memberikan bantuan kepada masyarakat rumah tangga miskin sepeser pun bunyi balasan surat dari Dinas Sosial, Drs Iskandar selaku Kepala Dinas Sosial Aceh Singkil.

Namun timbul tanda tanya dana yang di terima masyarakat rumah tangga miskin sebesar Rp 5 juta itu sumber dana apa.

Berinisial Nr warga Desa Kampung Baru menuturkan pada media baru-baru ini bahwa ada masyarakat dapat bantuan Rp 5 juta yang ada pelat kuning yang bertulis rumah tangga miskin.

Selain itu, warga Ketapang Indah berinisial D mengatakan dapat bantuan dari Dinas Sosial.

“Yang anehnya, pesan mereka jangan bilang pada siapa-siapa kalau ini bantuan dari Dinas Sosial” ujar D.

Saat itu juga masyarakat yang ada di rumah bertulisan rumah tangga miskin mendatangi Kantor LSM PERLAHAN untuk melaporkan kenapa kami tidak dapat jelas mereka.

“Sesuai dengan impormasi masyarakat sekitar dan balasan surat lembaga kami dari Dinas Sosial Aceh Singkil, maka penyarian impormasi masih dalam proses,” tutup Syafar Siregar. (Muklis CN)

Pembangunan Masjid Baiturrahim Perangusan Memprihatinkan Diduga Asal Jadi

Aceh Singkil, CN – Hampir 10 Tahun pembangunan Masjid Baitrrahim Desa Perangusan sangat perihatin, diduga pekerjaan asal jadi dan pengurangan volume.

Hampir menelan anggaran setengah miliar dari Anggaran Alokasi Dana Desa (ADD), aspirasi Dewan dan lain lain semua di rencanakan kegiatan tanpa Musyawarah.

Rulek limbong sebagai warga Desa Perangusan saat di komfirmasi, Senin (6//72020) menuturkan kepada media ini tentang pembangunan Masjid Baiturrahim sepertinya asal-asalan.

Dalam imformasinya langsung menuju kegiatan fisiknya, anehnya kayu pelang jendelanya miring sangat di ragukan. Bahkan sudah berapa kali bangunan Masjid Desa Perangusan ini usai di bangun belum lama ini sudah retak dan di Tahun 2020 ini masih dalam pekerjaan.

Sementara itu, Alui limbong selaku masyarakat Desa Perangusan yang sering disebut ahli bangunan menuturkan pada media ini (6/7) bahwa pembangunan Masjid ini masih di ragukan.

Ia menyatakan sebagai kepala bangunan yang sudah berpengalaman dari pekerjaan tersebut masih belum menjamin daya tahannya.

“Karena dari pengalaman
kerja seperti pembangunan beton seperti itu jendelanya harus pakai besi selop agar menahan beban berat. Dan mengenai tiang beton seperti itu harus menggunakan besi stix atau paku stix agar antara beton dan tiang tidak mudah retak retak seperti itu,” jelasnya.

Ia menambahkan, ini pembangunan rumah ibadah tempat kita beramal bukan bangunan biasa dan kita sudah lebih 2 Tahun tidak nyaman beribadah.

“Seperti di bulan puasa tahun lalu bahkan tahun ini jikalau hujan kebocoran lantai keramix nya tak menjamin bersih bintik bintik hitam seperti kotoran cecak. Ini akibat kepala desa dan badan Permusyawaratan Gampong (BPG) tidak pernah Musyawarah Desa (Musdes) seperti desa lain,” ujar Alui.

Selain itu, Aiyub yang juga masyarakat Desa Perangusan pada saat itu juga menuturkan tentang imformasi masyarakat Desa Perangusan ini benar faktanya. Dan ini akibat BPG lalu diduga makan gaji buta. Bahkan di ragukan terkena suap sehingga tidak mengerjakan tugas sebagai pengawasan.tegas Aiyub singkat pada tanggal 6 juli 2020 di depan Masjid tersebut.

“Ini sudah di beritahu kan kepada anggota Badan Permusyawaratan Gampong (BPG) baru dan akan segera di usut karena selama ini Desa Perangusan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil diduga tidak mengindahkan peraturan Bupati Aceh Singkil,” tutupnya. (Muklis CN)