Aceh Singkil, CN – Pembangunan SD Ladang Bisik Kecamatan Kuta Baharu diduga asal jadi. Pasalnya, bangunan yang baru siap tersebut mengalami retak dan terkesan asal jadi yang harus jadi perhatian pemerhati pendidikan.
Dimana, pembunganan tersebut sudah mengalami retakan di beberapa bagian bangunan. Padahal, bangunan tersebut baru dibuat, namun sudah mengalami retak.
Andika selaku mahasiswa Pemerhati Pendidikan Aceh Singkil menyayangkan adanya temuan tersebut. mengingat bangunan yang baru dibangun sudah retak dan ada indikasi tidak sesuai dengan spesifikasi.
“Saya berharap agar kontraktor yang bertanggung jawab di bangunan tersebut dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat ditegur dan diberi sanksi oleh Bupati Aceh Singkil, agar tidak terjadi lagi kedepannya hal seperti ini,” ujar Andika, Jumat, (5/2/2021).
Tambah Andika, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih jeli dalam mengawasi hal-hal pembangunan seperti ini. Pasalnya, dalam keterangan kontraktor, sudah dilakukan pengecekan dalam penyelesaian bangun tersebut. Namun tidak ada temuan keretakan bangunan sebagaimana yang penyampaian yang dilontarkan.
“Dan lagi-lagi dalam keterangan kontraktor yang kami baca di berbagai media bahwa kontraktor menyeret-nyeret nama Bupati Aceh Singkil. Kontraktor menyatakan bahwa “ini adalah proyek orang nomor 01 di Aceh Singkil“. Hal ini disampaikan melalui telepon seluler ke beberapa awak media. Hal ini perlu diperjelas kepada masyarakat. Sebab, dalam tutur tersebut banyak sekali nantinya pemikiran yang mungkin salah dalam menanggapi dan juga siapapun yang memegang pekerjaan itu harus bertanggungjawab dan mempebaikinya, walaupun orang nomor satu di Aceh Singkil demi menunjang dunia Pendidikan kita bisa maju,” tegasnya.
Jika hal ini terjadi, Sambung Andika, sama saja Bupati dan Wakilakil Bupati mengkonversi kegagalan-Nya karena dalam visi-misi DULSAZA adalah salah satunya cerdas. Namun jika hal ini terus terjadi, maka terkesan jauh api dari panggang.
“Saya menilai Dinas Pendidikan tidak kompeten dalam melakukan pengawasan dalam pembangunan tersebut dan ada indikasi Kong kali Kong disitu demi meraih keuntungan yang berlipat-lipat,” tegasnya lagi.
Walaupun pada nyatanya, bangunan tersebut akan diperbaiki. Ungkap Andika, namun hal tersebut tentu membutuhkan waktu yang menyebabkan terganggunya proses belajar yang seharusnya siswa sudah bisa menikmati ruangan baru.
“Atau memang Bupati sengaja menunjuk Kadis Pendidikan dan Kebudayaan supaya dunia pendidikan semakin hancur,” tutupnya. (Muklis CN)