Program PSR Perkaya Sepihak, Ketua Kelompok Tani Diduga ‘Main Mata’ dengan PPTK-PPL

Aceh Singkil, CN – Pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa (BPDPKS) mengkuncurkan dana replanting atau peremajaan tanaman kelapa sawit kepada Lima kelompok, Dua koprasi, dan Tiga kelompok tani masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil.

Dari Lima kelompok penerima bantuan tersebut. Total dana yang telah di kuncurkan itu senilai Milliaran Rupiah untuk membiayai Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) milik masyarakat Aceh Singkil.

“Dalam perhektar atau setiap 1 hektar lahan menerima bantuan sebesar Rp 25 juta,” kata Plt Kepala Dinas Perkebunan Aceh Singkil, Zulkifli, Rabu Tanggal 7 Oktober 2020 lalu.

Lanjut dia, tugas dari pihaknya sebagai Dinas Perkebunan hanya memverifikasi data usulusan dari pengusul untuk dikirim ke provinsi Banda Aceh melalui aplikasi online.

“Masalah benar atau salah nya nanti itu keputusan di Banda Aceh. Setelah oke dari Banda Aceh, maka data langsung di kirim ke Dirjen Pertanian di pusat, setelah disana juga sudah oke lalu dikeluarkanlah rekomtek kepada BPDPKS. Kemudian di bentuklah kerja tiga pihak yaitu, BPDPKS, BANK. Kemudian kelompok petani atau KOPRASI,” jelasnya.

Solihin sebagai Penitia Pengawasan Lapangan (PPL) yang di tunjuk oleh pusat dan Kabupaten. Saat dikonfirmasi mengatakan, terkait juknak-juknis kreteria pengelolaan dan perima PSR itu artinya Kebun Sawit yang sudah layak peremajaan atau gagal bibit bukan lahan tidur. Tegasnya lewat via WhatsApp pada 14 November 2020.

Solihin menyatakan, hak masyarakat yang mendaftar permohonan mendapatkan hanya bisa 4 hektar per Kepala Keluarga (KK).

“Untuk lebih jelas langsung saja ke Ketua kelompok taninya,” katanya.

Sementara itu, Kemal Pinem Tokoh masyarakat Kecamatan Kota Baharu mengatakan pada media ini minggu (13/12/2020) bahwa program PSR banyak menyalahi juknis. Pasalnya, penerima manfaat replanting milik orang yang punya puluhan Hektar.

“Seperti saudaea berinnisial SRS yang terlibat sebagai penerima PSR seluas lahannya 47 Ha bahkan dia pemilik exscafator/beko. Ada kelompok tani Warisan Anak Bangsa (WABA) penerima program PSR. Ternyata sekelompok yang mendapatkan SRS sekitar 47 hektar TR sekitar 40 hektar dan SN, 8 hektar dan lahan tersebut yang di replanting bukanlah kebun peremajaan tetapi lahan tidur,” ucap kemal.

Lanjutnya Kemal, ada lahan yang berinisial SN jumlah 8 hektar hanya di kerjakan sekitar 5 hektar.

“Buktinya bibit Sdr. SN sisa lebih kurang 350 batang, semua ada bukti dan dokumentasi lahan dan bibit ada sama saya jangan main main ,ini ada dugaan main mata antara ketua kelompok tani WABA dan pengawasan dinas perkebunan sebagai PPTK-Nya dan ini akan saya laporkan ke Kapolda Aceh karena ini salah satu merugikan masyarakat Aceh Singkil yang seharusnya bisa beberapa KK yang mendapatkan, malah hanya di manfaatkan sepihak untuk memperkaya diri,” kesalnya.

Sebtuwanto, Kepala Desa Kampung Muktilincir Kecamatan Kota Baharu pernah di konfirmasi lewat via WhatsApp mengatakan, lahan milik SRS ada di wilayah Kampung Muktilincir yang di ganti rugi dari warganya yang saat ini sudah pindah di Pemkot Subulussalam.

“Persyaratan program replanting ada sepuluh Surat Keterangan Tanah (SKT) milik SRS, tapi saya tidak tahu nama nama siapa saja karena tidak ada di kasih Foto Copy-Nya SKT-Nya dan nanti akan saya minta,” tegasnya (Aiyub CN)

Proyek Siluman Dinas PUPR Marak di Aceh Singkil

Aceh Singkil, CN – Pembangun Prasarana air meneral masyarakat (Pamsimas) Tahun anggaran 2020 sumber dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau sering di sebut bantuan Pusat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Singkil.

Proyek pembangunan Pamsimas Desa Kampung Napagaluh Kecamatan Danau Paris dan Desa Cingkam Kecamatan Gunung Meriah serta di Kecamatan Kota Baharu Kabupaten Aceh Singkil tanpa papan plang proyek atau papan informasi lainnya.

Manik, Kepala Kampung Napagaluh saat di konfirmasi pada 9 Desember 2020 menuturkan pada media ini bahwa pekerjaan pembangunan Pamsimas tidak melibatkan Desa dan tidak tahu siapa pelaksanaannya.

“Kami tidak tahu itu dan hanya sebagai penerima manfaat saja karena semua mereka dari Dinas PUPR Aceh Singkil yang mengelola material dan lain-lain, kalau belum jelas bisa di konfirmasi ke Dinas terkait,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR melalui Kepala Bidang (Kabid) di konfirmasi terkait hasil temuan di lapangan dan keterangan masyarakat setempat menyatakan, pembangunan proyek program kegiatan Pamsimas Tahun anggaran 2020 hanya sebagai administrasi bukan sebagai PPTK. Hal itu disampaikan lewat via henphone (12/12).

Menurut Buk Raihan Kabid Cipta Karya PUPR mengenai papan informasi atau papan proyek akan diampaikan kepada mereka dan mengenai pertanggung jawaban kegiatan proyek tersebut ia hanya terlibatan bagian laporan administrasi karena bantuan Pusat yang di titip ke Dinas PUPR Propinsi Aceh.

“Saya sebagai kabid Dinas PUPR tidak dapat apa-apa cuma kerja sosial tanpa bayaran. Ddapun itu persen sebagai PPTK itu Dinas PUPR Provinsi Aceh
karena saya belum tahu semua berapa anggarannya. Jumlahnya kalau tidak salah 12 unit atau 9 unit pekerjaan Pamsimas se-Aceh singkil Pekerjaan secara Swakelola Kelompok Masyarakat (SKM),” jelasnya. (Aiyub CN)

Penetapan Ketua Kecamatan, PGRI Aceh Singkil Gelar Konferensi ke-XXII

Aceh Singkil, CN – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Singkil menggelar Konferensi ke-XXII, acara digemar di UPTD Spf SMP Negeri 1 Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara pada Kamis 10 Desember 2020.

Melalui konferensi, telah terpilih pengurus baru PGRI Cabang Kecamatan Singkil Utara yakni Zainal Abidin Simatupang, S.Pd (Ketua) Kasfian, S.Pd (Wakil Ketua) Mirwan, S.Pd, SD (Sekretaris) Amelia, S.Pd (Wakil Sekretaris) Sarliani, S.Pd (Bendahara)

Ketua PGRI Cabang Singkil Utara terpilih Zainal Abidin Simatupang dalam sambutannya mengucapkan syukur Alhamdulillah karena telah di percayakan memimpin PGRI cabang Singkil Utara selama 5 Tahun ke depan.

Dia mengucapkan terimakasih kepada Ketua atau pengurus Kabupaten sebagai pembina, Ketua Kareteker Furkan S.Pd selaku Kepala SDN Kampung Baru Singkil Utara yang begitu solid sudah mengemas konferensi ini sampai sukses.

Ucapan terimakasih kepada Kepala Sekolah tingkat TK, SD, SMP dan SMA yang sudah memberikan Kontribusi suksesnya acara dan juga sebagai peserta konferensi dan ucapan terimakasih kepada Ketua PGRI cabang Singkil Utara yang sudah di demisionerkan.

“Kami salut dan bangga terhadap ketua Lizamuddin,SPd selaku ketua PGRI periode 2016-2020 dan juga Kepala SMP Negeri 1 Singkil Utara yang begitu gigih dan segudang prestasi dimasa kepemimpinan beliau, imbuh Ketua PGRI.

Ia mengatakan, PGRI merupakan organisasi bersifat Unitaristik tanpa membedakan tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender, untuk itu saya mengajak saudara saudariku siap dan ikhlas menjalankan amanah dan tugas ini sesuai pedoman organisasi dan anggaran rumah tangga, tetap menjaga kode etik guru serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru menuju majunya mutu pendidikan Aceh Singkil khususnya Singkil Utara.

Zainal juga mohon dukungan dan pembinaan dari PGRI kabupaten Aceh Singkil. Berhubung tugas tugas organisasi terus dalam pembenahan guna membesarkan organisasi sampai tingkat basis seperti dibentuknya Ranting dan Anak Ranting.

“PGRI selalu merajut silahturahmi dan sosial sebagai proporitas. Oleh karenanya kita selaku pengurus baru jangan cepat merasa puas akan tetapi mari kita buktikan kinerja kita selama 5 tahun kedepan dengan karya nyata bukan karya kata,” harap Zainal.

“Saudara dan saudari ku
semua ini berkat kerja sama dan sama sama berkerja sebagai bukti loyalitas terhadap organisasi PGRI yang kita cintai ini. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih atas dukungan dan amanah ini,” tambah Zainal.

Tempat terpisah, Ketua PGRI Kabupaten Aceh Singkil M. Najur, MPD melalui Henponnya mengucapkan selamat kepada pengurus PGRI Cabang Kecamatan Singkil Utara yang terpilih untuk Priode 2020-2025.

“Mari kita berbenah untuk kemajuan guru di kabupaten Aceh Singkil khususnya kecamatan Singkil Utara,”harap M Najur sembari menutup pembicaraan di ujung telpon,” tutur M. Najur. (Aiyub CN)

Puskesmas Rundeng Kunjungi 3 Desa yang Terkena Banjir

Subulussalam, CN – Beberapa Desa di wilayah Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam kembali dilanda banjir. Kali ini, dari dari meluapnya sungai Lae Souraya. Desa yang terdampak banjir meliputi Desa Tualang, Mandilam dan Desa Tanah Tumbuh.

Curah hujan mengakibatkan air dari Kiriman Aceh Tenggara, sehingga mengakibatkan sungai Lae Souraya meluap hingga ke perkampungan sekitar, Minggu (6/12/2020).

Mendengar Lae Souraya lagi meluap keperkamungan warga, Puskesmas Rundeng melakukan Pemantauan dan mengadakan pengobatan gratis untuk para korban banjir di Desa Tualang, Mandilam dan Desa Tanah Tumbuh Kecamatan Rundeng.

Menurut Dr.Dewi Indrawati Pelis
Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Rundeng menghadapi Bencana Banjir ini bertujuan menjamin bahwa kesehatan masyarakat adalah prioritas terpenting bagi Tenaga Kesehatan.

Para petugas medis dari Puskesmas yang terdiri dari satu orang Dokter, Dua orang Bidan, empat orang Perawat dan satu orang SKM. Tim medis ini membuka klinik darurat di rumah warga yang terendam banjir untuk memberikan pelayanan pengobatan bagi para korban banjir.

Pelayanan medis dianggap penting mengingat para korban banjir ini rentan terhadap serangan penyakit menular, antara lain penyakit kulit.

Warga tetap bertahan di rumah masing-masing karena banjirnya masih merendam halaman rumah tempat tinggal mereka.

“Alhamdulillah warga sangat terbantu dengan kedatangan kami sehingga mereka bisa berobat dan cek kesehatan rata-rata mengalami kecapean yang diakibatkan kelelahan akibat banjir semalam, sampai saat ini sih belum ada keluhan yang lebih, mudah-mudahan tidak ada terjadi keluhan lain,” ucap DR. Dewi. (Mha CN)

Diduga Kurang Pengawasan, Pembangunan Gedung TK TA.2019 di Desa Pea Jambu Mulai Retak

Aceh singkil, CN – Desa Pea Kecamatan Singkohor Tahun anggaran 2019 membangunan Gedung TK Desa (Pea Jambu) Sumber Dana anggaran Dana
Desa (DD) dengan pagu Dana Rp 190 juta mulai sudah retak.

Dari dukumen yang di dapatkan pada Senin 14 November 2020 di akibatkan kurang pengawasan.

“Perekadesi saya, yang membuat lapang bola ada sisah waktunya hanya sedikit dan bukan itu saja, kaca juga pecah,” ungkapnya.

Oleh karena itu, masyarakat meminta kepada Pemerintah Daerah untuk turun ke Daerah.

“Inspektorat harus turun ke Desa Pea karena banyak dugaan korupsi” pinta masyarakat. (Mukhlis CN)