HALSEL, CN – Warga Kecamatan Obi Induk, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Panik lantaran gara-gara terjadinya pasang surut air laut, hingga menyebabkan rumah warga terendam air. Memintah ada perhatian serius Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Halsel. (6/12/2021)
Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah lautan Indonesia yang sangat luas ini menyebabkan Negara Indonesia tidak pernah lepas dari fenomena alam yang terjadi.
Salah satunya adalah fenomena pasang surut, pasang surut tidaklah asing untuk kebanyakan orang. Namun nyatanya, pasang surut merupakan fenomena alam yang terjadi di laut, permukaan air laut akan secara teratur mengalami naik turun dan hal tersebut terjadi secara berulang. Pasang surut dapat menyebabkan pergerakan partikel massa air dari permukaan sampai ke dasar laut.
Penyebab pasang surut air laut adalah gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari.
Dengan adanya hal ini ratusan rumah warga yang berada di pesisir pantai Obi Induk terendam air laut, sehingga membuat kepanikan warga di dua Desa, yaitu warga Desa Laiwui dan Desa Jiktamo.
Berdasarkan pantauan wartwan cerminnusantara.co.id di lapangan bahwa pasang surut air laut menyebabkan fasilitas umum seperti musholah, sekolah TK, tempat hiburan malam dan jalan sentral dalam Desa Laiwui Ibu kota Kecamatan Obi Induk terendam air dan sempat membuat aktifitas lalulintas terhenti.
Bukan hanya fasilitas umum yang menjadi dampak air pasang laut. Melainkan ratusan rumah warga juga ikut terendam, yaitu Desa Laiwui wilayah Kampung Buru, Katang, dan Taman Sari serta Wilayah Desa Jikotamo, Kompleks Lapanawa. Ini karena wilayah tersebut berada pada pesisir pantai.
Dengan adanya hal tersebut membuat warga panik, lantaran luapan air yang sangat cepat mengintari pemukiman hingga masuk ke dalam rumah, dan menyebabkan perabot di dalam rumah seperti tempat tidur, kulkas, spenser, dan alat kelengkapan dapur serta alat perabot lainnya terendam air.
Kepada media ini Wati Batawi salah satu warga Desa Laiwui Kompleks Katang menyampaikan bahwa sudah tiga hari air pasang laut naik sampai masuk ke pemukiman, kami juga panik sebab kami lihat di hari pertama dan kedua air tidak terlalu begitu naik hingga penuh sampai ke pemukiman. Tetapi hari ini naik hingga masuk ke dalam rumah dan alat perabot kulkas, spennser dan meja dan kursih ikut terendam.
“So tiga hari saya hitung air naik tambah hari ini yang ke tiga bikin torang panik, karna masuk di dalam rumah sampe torang baku bantu angka tetangga pe kulkas, spenser, meja dan kursi” kata Wati
Wati juga bilang kami juga tarauma sama halnya seperti banjir tahun 2016, banyak perabot yang kami cari dan dapat di laut serta menyebabkan jembatan Desa Buton ambruk.
“Torang juga trauma karena torang pe panik itu sama deng banjir 2016, sampe tong baku kumpul prabot di laut dan jambatan aer Desa Buton patah” ungkap Wati
Hal ini juga di sampaikan Tasman Warga Kompleks Taman Sari di sini juga kami panik karena kemarin saja naik di tambah dengan ombak hantam sampai masuk ke dapur itu air naik tidak seberapa tetapi hari ini air naik penuh sampai di jalan, dan musholah juga ikut terendam, tetapi hari ini ombak tidak terlalu kuat sama dengan kemarin, kalau ombak sama dengan yang kemarin kami juga tidak tau pasti rumah di dekat pantai banyak yang roboh
“Torang di sini juga takut sampai sudah bungkus pakaian karena takut air naik di bersama dengan ombak itu pasti ada rumah yang tabongkar, tapi Alhamdulillah airnya cuma naik saja tidak bersamaan dengan ombak” centus Tasman
Sedangkan Kepala Desa Laiwui Kahfi Nusin saat di konfirmasi, Kahfi juga menyampaikan bahwa menyangkut dengan bencana alam pasang surut air laut, sehingga berdampak pada fasilitas umum seperti jalan, musholah, sekolah TK, Bak Air Minum dan tempat hiburan malam serta rumah warga yang ikut terendam air. Hal tersebut saya sudah buat laporan ke Pemerintah Halsel dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Vhia WhatsApp dari kemarin sudah di respon tapi saya di perintahkan oleh Kadis buat Surat Resmi, jadi besok saya buat surat resmi agar menyurat ke BPBD.
“Saya sudah buat laporan ke BPBD lewat pesan WA sudah ada respon tapi pak Kadis suruh buat surat supaya menyurat secara resmi, jadi besok kami buat surat resmi untuk menyurat ke BPBD” pungkas Kahfi
Kepala Desa Laiwui juga berharap agar Pemda Halsel dalam hal ini Dinas terkait agar serius menangani bencana alam yang terjadi di pulau Obi, agar masalahnya dapat teratasi dengan cepat, dan warga juga tidak merasa panik.
“Saya berharap agar BPBD mengambil langkah cepat mengatasi masalah ini, agar warga di sini jangan resah dan panik” tutup Kahfi. (Zul/CN)