Halsel, CN : Puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Peduli Pekerja Lokal Halmahera Selatan mendatangi Kantor Cabang PT. Harita Grup, dan Kantor Bupati Halmahera Selatan, Rabu 11/09/19 Massa aksi yang menggunakan dua unit open cup di lengkapi saon sistem sekitar pukul 14.30 wit, tiba di
HALSEL, CN – Ditengah pandemi virus Corona atau Covid-19, NU, IKA PMII, ANSOR, PKC PMII MALUT, PC PMII Halsel kembali salurkan Pembagian sembako di 5 Desa diantaranya, Desa Prapakanda, Desa Batu Tagah, Desa indomut, Desa Belang-Belang dan Desa Awanggo, Sabtu (9/5/2020).
Dalam pembagian Sambako itu di dampingi langsung oleh Ketua IKA PMII Saleh Alhaddad S. Pd, Ketua Ansor, Adi Hi. Adam, dan beberapa Kader Perwakilan PKC Malut, Ketua PC PMII Halsel, Muhlis Usman serta Kader PMII Halsel lainnya.
Ketua IKA PMII Halsel, Saleh Alhaddad mengatakan, pembagian sembako ini adalah Tahap dua dari pembagian sebelumnya.
“Pembagian sembako Tahap dua ini dengan jumlah 100 paket,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Ansor, Adi Hi. Adam menerangkan, selain dari ini, masih ada Tahap tiga untuk pembagian berikutnya.
“Insha Allah Tahap ketiga, perencanaannya di Daerah Obi dan Daerah Makaian Kayoa,” terangnya. (Red/CN)
HALSEL-CN, Pengadaan mesin 250 KVA dari PLN Rayon Ternate telah tiba dan sementara di adakan pemasangan oleh teknisi yang di krim bersamaan dengan mesin dari Ternate.
Terlihat dengan jelas di depan ULP PLN Laiwui Kec. Obi, truck bermuatan mesin dan tiang listrik telah terpakir rapi dan siap di eksekusi turun untuk di pasangkan, mesin yang di datangkan itu terlihat packingan dos dan kayu.
Keluahan mati lampu dan pemadaman listrik bergilir oleh masyarakat Kec. Obi akan terjawab, setelah mesin 250 KVA terpasang, dengan adanya pengawalan super ketat dari pemuda dan pemudi Desa di Kecamatan Obi yang beberapa kalinya turun jalan sebagai rasa bentuk kepedulian terhadap masyarakat kecamatan Obi memuai hasil baik, mesin 250 KVA langsung mendarat.
Saat awak media cerminnusantara.co.id, pengecekan di lokasi PLN, ternyata benar, mesin 250 KVA sudah di datang dari Ternate dan berada di pekarangan kantor ULP PLN Laiwui serta terlihat ada beberapa teknisi sedang sibuk mengadakan pperakitan untuk lakukan pemasangan serta penambahan gardu di beberapa titik.
Manager Jaringa ULP PLN Laiwui saat bincang-bincang di depan kantor ” kami masih mengadakan perakitan dan menyambungan serta melakukan penambahan gardu di beberapa titik mungkin 1-2 lampu sudah normal kembali dan akan di tiadakan pemadaman bergilir” ucapnya.(09/05/2020)
Ucapan sama juga datang dari manager pembangkit ULP PLN Laiwu dia menyampaikan “dengan adanya mesin pembangkit 250 KVA ini semoga dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat karena merasa terganggu dengan adanya pemadaman bergilir ini, kami sementara mengadakan penarikan dan perakitan serta menambahkan gardu” ujarnya
Begitu juga saat temui kepala ULP PLN Laiwui di ruangannya dia mengucapkan bahwa “inikan baru 250 KVA yang di adakan pengadaan dari PLN Cabang Ternate, dan sementara mengadakan pemasangan yang dilakukan oleh teknisi, serta kami juga akan bersinergi, untuk bisa mendatangkan mesin 2 MG ini juga agak lama tidak bisa kami janji, jdi mesin 250 KVA ini sudah terpasang maka pemadaman bergilir akan kami tiadakan”ucapnya.(Red-CN)
JAKARTA, CN – Calon Bupati Halmahera Selatan (Halsel), Usman Sidik terus memberikan perhatian kepada mahasiswa Halsel yang kuliah di luar Daerah di tengah pandemi virus Corona atau (Covid-19). Usman menyebut hingga saat ini masih memberikan bantuan bagi mahasiswa yang tidak mudik pada situasi seperti saat ini.
“Mengenai adik-adik (mahasiswa) Halmahera Selatan yang kuliah di luar daerah jumlahnya banyak. Kalau kita bicara yang tercatat itu ada ribuan. Tapi sebagian lainya sudah mudik ke kampung halamannya. Oleh karena itu keberadaan mahasiswa di luar daerah jadi salah satu prioritas saya selama situasi seperti saat ini tidak berakhir,” ujar Usman, saat dimintai konfirmasi lewat sambungan Telepon, Sabtu (9/4/2020).
Untuk itu, Usman mengatakan sudah menyalurkan bantuan sembako kepada mahasiswa yang terdampak tersebut. Dia menyebutkan total sudah hampir 800 paket sembako yang dia disalurkan ke mahasiswa. “Jadi kalau dari jumlah maka yang sudah saya dibagikan itu sudah 795 sejauh ini,” sebutnya.
Usman mengatakan, dari jumlah itu dibagikan kepada mahasiswa Halmahera Selatan di Jabodetabek sebanyak 284 paket, Kota Ternate 350 paket, Yogyakarta dan Jawa Tengah 70 paket, Malang 27 paket, dan Makassar 64 paket.
Bantuan tersebut langsung diantar ke rumah kos maupun sekretariat mahasiswa. Bantuan yang berupa paket komoditas bahan pangan pokok, yaitu satu karung beras 5 kilogram, 2 kilogram minyak goreng, 1 kilogram gula, teh 1 pak, 20 bungkus mie instan, 1 kaleng susu.
Selain sembako, mereka juga dikasih operasional lain berupa uang tunai. “Untuk uang tunai berfarias, ada yang sebesar Rp 250 ribu dan ada juga 150 ribu per orang. Uang tunai ini hanya berlaku bagi mereka yang kuliah diluar Maluku Utara,” ungkap Usman.
Paket sembako dikemas dengan rapat agar tidak rusak. Sedangkan uang saku ditranfer langsung ke rekening masing-masing koordinator mahasiswa. Bantuan ini, sambung Usman, merespons keluhan mahasiswa Halmahera Selatan yang memilih tinggal di rumah kos dan asrama selama masa perkuliahan diliburkan saat pandemi.
Menurutnya, para mahasiswa tersebut mengaku mulai kelaparan sejak virus mematikan ini muncul di Indonesia. Mereka bertahan dengan stok makanan seadanya. Sementara keuangan berangsur menipis seiring tidak ada kiriman dari orangtua.
Para mahasiswa berharap adanya bantuan dari Pemda Halmahera Selatan. Harapan tersebut disampaikan melalui postingan di akun Facebook. Keluhannya itu ditujukan kepada Bupati Bahrain Kasuba.
Dari unggahanya di media sosial kemudian beredar luas hingga sampai ke telinga Usman. Seketika itu Usman langsung mengunjungi asrama mahasiswa Obi di Pulau Gadung, Jakarta Timur dan Sekretariat HMI Cabang Ciputat, Tenggerang Selatan sekaligus memberikan bantuan.
Kedatangan Usman membuat terkejut ratusan mahasiswa yang tidak mudik tersebut. Para mahasiswa yang sedang tiduran segera bangkit menyambut kedatangan Usman. Bahkan setiap berkunjung, Usman selalu menanyakan kondisi para perantau yang sedang menempuh pendidikan itu.
Usman juga menyempatkan diri mengecek dapur asrama mahasiswa dan melihat stok kebutuhan mereka. Di asrama mahasiswa Obi misalnya, Usman bahkan menemukan mereka kehabisan beras.
Kepada Usman, mereka mengatakan bahwa adanya virus Corona cukup berdampak bagi mereka di perantauan. Yang paling terasa menurutnya, kiriman dari kampung halaman terlambat. Curhatan yang sama juga didapat Usman dari mahasiswa yang tinggal di Sekretariat HMI Cabang Ciputat.
Mereka juga mengatakan kehabisan makanan karena telat kiriman dari kampung halaman. Bahkan ada yang tidak makan sampai empat hari. Usman terenyuh mendengar cerita para mahasiswa itu.
Meski begitu, ia tetap menyemangati para mahasiswa itu untuk tetap semangat. Segala cara lanjut Usman harus dilakukan agar tetap bisa bertahan di negeri orang.
“Saya ke sini langsung bawa bantuan sembako, biar kalian tenang. Bisa dimasak dan dimakan bareng-bareng. Yang penting sehat, tidak usah pulang kampung dulu, dan tetap tinggal di sini. Kalau ada apa-apa lapor saya atau adik saya,” pinta Usman.
Para mahasiswa menyatakan tidak menyangka mendapat kunjungan dari Usman serta mendapatkan bantuan sembako dan uang tunai.
“Kami ada puluhan orang yang tinggal di sini. Semuanya sehat, tapi torang (kami) kelaparan karena kiriman orangtua macet, mau bagaimana lagi karena kondisinya seperti ini. Kami semua mayoritas anak petani,” kata salah seorang mahasiswa asal Halmahera Selatan, Gunawan Prasetya di Sekretariat HMI Cabang Ciputat itu.
Menurut Gunawan, bantuan tersebut sangat membantu karena sejak virus Corona cukup berdampak pada mereka di Jabodetabek. “Saya mewakili teman-teman mahasiswa asal Halmahera Selatan di Jabodetabek mengucapkan terimakasih atas bantuan sembako dan uang tunai dari bapak Usman Sidik,” kata dia.
Selain mahasiswa, Usman yang dipasangkan dengan Bassam Kasuba di Pilkada Halmahera Selatan 2020 itu juga membagikan puluhan ribu paket sembako pada daerah pelosok-pelosok di Halmahera Selatan. Bantuan ini dibagikan khusus kepada para janda dan keluarga kurang mampu. Pendistribusian dilakukan oleh relawan dan partai koalisi Usman-Bassam, yakni PKB, PKS, dan PSI. (Red/CN)
TIDORE, CN – Virus Corona atau (Covid-19) saat ini sudah menjadi ancaman nyata bagi seluruh masyarakat Maluku Utara, sekitar 50 orang sudah terkonfirmasi positif. Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, seluruh pihak di minta untuk saling bahu-membahu agar dapat mengurangi potensi penyebaran.
Bahkan, sudah ada kucuran Dana yang begitu besar untuk memenuhi segala kelengkapan agar memutus mata rantai penyebarannya. Namun Di beberapa Wilayah, Anggaran Covid-19 masih menjadi polemik, salah satunya Desa Gita Raja, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut).
Hal itu dilihat dari aksi massa yang dilakukan oleh Forum Pemuda Pelajar Mahasiswa Gita (FPPMG) yang memprotes kebijakan Pemerintah Desa (Pemdes) Gita yang dinilai lambat tangani masalah Covid-19.
Aksi FPPMG dimulai dengan Longmars dari Dusun 2 hingga ke Central aksi didepan Kantor Desa Gita, jumat (8/5/2020) pagi.
“Kami melihat Pemerintah Desa masih belum cepat merespon soal covid 19, ini dibuktikan dengan pemenuhan Masker yang tak sebanding dengan jumlah masyarakat Desa Gita, Tempat Cuci tangan yang dilengkapi Hand Sanitaizer, dan juga BLT Desa yang mungkin bagi kami perlu untuk dilihat kembali jumlah KK-Nya,” ungkap Koordinator lapangan, Iwan Saumur, yang juga selaku Sekretaris Umum FPPMG.
Menurutnya, berdasarkan data yang mereka terima Di Desa Gita Hanya 110 KK yang akan menerima BLT-Desa, padahal menurut mereka jumlah KK di Desa Gita lebih besar yang di tetapkan dan juga mengalami dampak ekonomis.
“Kita bisa liat Desa-Desa tetangga seperti Desa Bale, Desa Toseho, yang jumlah KK-nya lebih sedikit, namun penerimanya lebih besar ada yang 147 KK dan ada yang 200 KK,” kata Iwan.
“Ini harus dijelaskan secara transparansi oleh Pemerintah Desa Gita kepada kami,” kata Iwan lagi.
Bahkan, lanjut dia, saat pertemuan yang dilakukan oleh masyarakat dan Pemerintah Desa, Kepala Desa sempat mengeluarkan tindakan intimidasi yakni hampir memukul salah seorang mahasiswa.
“Padahal sebagai pimpinan seharusnya merespon segala maslah dengan kepala dingin bukan malah bertindak seperti seorang preman,” tuturnya.
Dalam aksi tersebut massa aksi dari FPPMG menuntut, Pemerintah Desa harus menyiapkan Masker secara menyeluruh ke masyarakat Desa Gita, Menyediakan Cuci Tangan di Depan Rumah, Mengumumkan Dana BLT-Desa secara Transparansi, Menjelaskan kenapa hanya 110 KK yang berhak menerima, Pemerintah Desa harus menyediakan Obat-obatan dan Vitamin C untuk diberikan kepada balita, Pemdes harus Perjelas kinerja Tim Gugus Tugas Covid-19, Pemdes harus Transparansi Anggaran Tim Gugus Tugas.
“Apa bila tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan memboikot aktivitas kantor Desa,” tegas Iwan. (Ridal CN)
HALSEL, CN – Musyawarah Desa khusus (Insidentil) di lakukan oleh Ketua BPD, Kahar Hadi bersama Kepala Desa Tagono Rustam Hi Ibrahim yang di dampingi oleh Sekertaris Desa, Sudin Ansar, bersama Staf lainnya. Musyawara ini berlangsung di Ruma Kepala Desa Tagono Kecamatan Makian Barat, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut), pada Kamis (7/5/2020).
Menurut Kades Rustam Hi. Ibrahim saat di wawancarai, Musyawarah ini menganai terkait dengan Validasi, Finalisasi dan Penetapan KK Calon Penerima BLT-Dana Desa Tahun 2020.
“Insyah Allah akan di laksanakan bersama dengan BPD karena saya juga sudah siapkan Baliho untuk Musyarawah dan ini program dari BPD dan torang (Mereka) juga harus mengikuti mekanisme dari BPD,” ucapnya.
Ia menambahkan, jika semua data KK suda terkumpul maka ia akan memberikan Dana BLT agar semua sudah itu tidak lagi di tahan Dana yang kemudian di cairkan dari Pusat di bawah 800 Juta.
“Jadi itu di BLT sektitar 25% dan itupun sesuaikan di Desa. Jika Desa-Desa kecil seperti Desa Tagono ini tidak mungkin Dana sebesar itu, akan tetapi di berikan bagi yang berhak mendapatkan dan juga akan di buat laporan, semisalkan di berikan sebesar 20 Juta ya tetap 20 Juta. ini juga harus di berikan secepatnya karena Dana BLT berjalan selama 3 Bulan dan bagi siapa yang suda mendapatkan Dana Sosial itu sudah tidak berhak mendapatkan Dana BLT, ini juga di salurkan melalui Dana Desa. Dana akan di pakai APBN dan juga di tegaskan BLT itu tidak bisa berupa sembako,” tuturnya.
Selain itu Ia menjelaskan, setiap Desa khususnya Desa Tagono terkait BLT pastinya mengacu pada Kabupaten otomatis Kabupaten juga Pusat.
“Karena torang itu di Desa lebih mengacu pada Kabupaten otomatis Kabupaten juga mengacu ke pusat dari Kemendes, Kemendagri dan di sini juga bagi yang mendapat BLT itu per KK sebesar Rp 600,000 (Enam Ratus Ribu Rupiah) maka untuk sementara ini kami dari Aparat Desa masih mengumpul data Kk,” ungkapnya.
Ada empat kriteria yang bisa mendapat BLT dan yang tidak berhak mendapat BLT seperti dari PNS, Pedagang dan Aparat Desa.
“Karena semua ini juga mengikuti edaran dari Bupati Halmahera Selatan dan itu juga kemungkinan dari Pusat langsung yang akan memenuhi empat kriteria ini untuk yang betul-betul menerima,” tutupnya. (Red/CN)