Korem 152/Babullah Gelar Penghijauan Dalam Rangka Hari Juang TNI Tahun 2019

Ternate, CN – Dalam rangka memperingati Hari Juang TNI AD Tahun 2019, Korem 152/Babullah gelar Penghijauan di Desa Loto, Ternate, Maluku Utara. Pada Jumat, (13/12/2019).

Adapun pohon yang ditanam yaitu pohon Pala, linggua dan durian sebanyak 455 pohon. Demi menjaga dan melestarikan alam dari ancaman pemanasan Global, Dan merupakan Program Kodam XVI/Pattimura yaitu emas hijau sekaligus dalam rangka Peringatan Hari Juang TNI AD Tahun 2019.

Kasrem 152/Babullah Letkol Kav Tri Sugiarto mewakili Danrem 152/Babullah Kolonel Inf Endro Satoto, S.I.P., M.M., menyampaikan bahwa penghijauan ini merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan. Seperti kita ketahui hutan sebagai paru-paru dunia serta pohon sebagai sumber penyuplai oksigen yang menjadi komponen penting dalam menunjang keberlangsungan mahluk hidup termasuk manusia, lambat laun mulai tergusur akibat ledakan populasi penduduk dunia yang memerlukan lokasi hunian sehingga turut juga menggerus keberadaan hutan yang semakin hari semakin menghawatirkan.

Kasrem menambahkan, proses penanaman pohon ini melibatkan segenap Komponen Masyarakat, sehingga nantinya ada tanggung jawab merawat secara bersama-sama. Momen-momen Kebersamaan semacam ini harus terus dikembangkan, sehingga dapat memupuk rasa Kebersamaan dan Gotong Royong tentang Kepedulian Lingkungan,” pungkas Letkol Kav Tri Sugiarto. (Red)

Jelang Hari Juang TNI AD, Kodim 1509/Labuha laksanakan Kegiatan Kharya Bhakti

Halsel, CN – Dalam rangka merayakan Hari Juang AD maka Kodim 1509/Labuha melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya kegiatan Karya bhakti dan Bhakti Sosial

Selaku Koordinator lapangan Pasiter Kodim 1509/Labuha Lettu Inf Aga Galela ketika ditemui wartawan, Jum’at (13/12) menyampaikan bahwa Kegiatan karya bhakti sekaligus pembersihan dalam rangka menjelang pelaksanaan Porprov di wilayah Halmahera Selatan

Lettu Inf Aga Galela juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yg bersih

“serta menciptakan kenyamanan khususnya warga Halmahera Selatan,” Unkapnya

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Halmahera selatan Bahrain Kasuba, dalam amanat singkatnya beliau mengucapkan terimakasih atas bantuan serta partisipasi dari TNI – Polri yang telah melibatkan diri secara langsung dalam membantu pemerintah daerah

“beliau berharap agar nuansa sinergitas ini selalu terpelihara dalam setiap kegiatan,”Harap Bahrain

Terpisah, Dandim 1509/Labuha Letkol Inf Imam Kanafi S.Sos. M.M menyampaikan bahwa TNI akan selalu hadir dan bersinergitas dengan seluruh komponen bangsa dalam menciptakan situasi lingkungan yg bersih

Dengan harapan agar masyarakat dapat merasakan secara langsung keberadaan TNI dlm setiap kegiatan sosial kemasyarakatan, dalam Hari Juang

“TNI AD mengambil tema “TNI Adalah Kita” artinya bahwa TNI adalah milik rakyat dan merupakan bagian terpenting dalam masyarakat,”Pungkasnya

“Kegiatan dipusatkan di beberapa titik diantaranya Gelora BK di Desa Tuwokona, lokasi pasar di Desa Tembal dan lokasi Ex kuliner di Desa Mandawong Kec. Bacan selatan,” (Hafik CN)

Ruas Jalan Lintas Jiko Tamo, Sambiki, Anggai dan Air Mangga dibangun dari Tahun 1993, Sangat Memprihatinkan

HALSEL, CN – Jalan lintas Kecamatan Obi menuju Desa Sambiki, Anggai dan Air Mangga hingga sekarang belum juga dibangun jalan aspal. Padahal ruas jalan tersebut di bangun dari 1993 sejak Maluku Utara masih berstatus Kabupaten dibawah Provinsi Maluku (Ambon) yang di pimpin Bupati Sutikno.

Hingga Maluku Utara melepaskan Ambon sebagai Daerah Otonom menjadi Provinsi Maluku Utara dan Kemudian tepat pada bulan juni 2003 Halmahera Selatan ditetapkan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) yakni Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dan kini memasuki usia 16 Tahun, namun ruas jalan tersebut belum juga diaspal.

Hal ini timbul banyak pertanyaan diberbagai kalangan. Sala satunya H.Muslimin merupakan tokoh masyarakat Desa Sambiki.

“Entah kenapa Pemerintah Daerah Halsel dan Pemerintah Provinsi mengabaikan pembangunan jalan yang sudah ada sejak puluhan tahun, apakah kami ini korban politik atau masyarakat Obi bukan masyarakat Maluku Utara atau masyarakat Halsel,” tanya H.Muslimin.

Dia (H.Muslimin) menuturkan, Obi sala satu Kecamatan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Maluku Utara.

Sebab daratan dan perairan pulau Obi memiliki banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu besar, mulai dari Tambang Nikel, Tambang Emas, Tambang Biji Besi dan memiliki hasil laut yang cukup. Namun jalan lintas penghubung antar Desa ke Desa Pemerintah Daerah Halmahera Selatan dan Pemerintah Provinsi tak mampu menjawab Kebutuhan masyarakat yang selama ini di harapkan.

“Setiap tahun cuman janji-janji tapi tidak pernah bikin. Masyarakat sudah bosan. Pada hal sejak Bupati Maluku Utara, yaitu Sutikno sampai sudah memasuki 20 tahun lebih,” Tutupa Hi. Muslimin (Red)

HALSEL, CN – Jalan lintas Kecamatan Obi menuju Desa Sambiki, Anggai dan Air Mangga hingga sekarang belum juga dibangun jalan aspal. Padahal ruas jalan tersebut di bangun dari 1993 sejak Maluku Utara masih berstatus Kabupaten dibawah Provinsi Maluku (Ambon) yang di pimpin Bupati Sutikno.

Hingga Maluku Utara melepaskan Ambon sebagai Daerah Otonom menjadi Provinsi Maluku Utara dan Kemudian tepat pada bulan juni 2003 Halmahera Selatan ditetapkan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) yakni Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dan kini memasuki usia 16 Tahun, namun ruas jalan tersebut belum juga diaspal.

Hal ini timbul banyak pertanyaan diberbagai kalangan. Sala satunya H.Muslimin merupakan tokoh masyarakat Desa Sambiki.

“Entah kenapa Pemerintah Daerah Halsel dan Pemerintah Provinsi mengabaikan pembangunan jalan yang sudah ada sejak puluhan tahun, apakah kami ini korban politik atau masyarakat Obi bukan masyarakat Maluku Utara atau masyarakat Halsel,” tanya H.Muslimin.

Dia (H.Muslimin) menuturkan, Obi sala satu Kecamatan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Maluku Utara.

Sebab daratan dan perairan pulau Obi memiliki banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu besar, mulai dari Tambang Nikel, Tambang Emas, Tambang Biji Besi dan memiliki hasil laut yang cukup. Namun jalan lintas penghubung antar Desa ke Desa Pemerintah Daerah Halmahera Selatan dan Pemerintah Provinsi tak mampu menjawab Kebutuhan masyarakat yang selama ini di harapkan.

“Setiap tahun cuman janji-janji tapi tidak pernah bikin. Masyarakat sudah bosan. Pada hal sejak Bupati Maluku Utara, yaitu Sutikno sampai sudah memasuki 20 tahun lebih,” Tutupa Hi. Muslimin (Red)

Ikatan Wakatobi Siap Ramaikan FPNS

Labuha, CN – Event Festival Pesona Negeri Saruma 2019 yang akan dibuka pada Sabtu, 14 Desember 2019 mendatang, di Kawasan Taman Minitur Jakarta, Desa Towukona Kecamatan Bacan Selatan akan menghadirkan 22 Etnis suku yang menetap di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dengan menampilkan berbagai Tradisi, Mulai dari Stand, Pakian Adat, Budaya serta Makanan Khas Daerahnya masing-masing.

22 Etnis saat ini sedang mempersiapkan diri untuk tampil pada Festival Pesona Negeri Saruma Sabtu besok. Salah satu Daerah yang terlihat sangat bersemangat dengan adanya Festival Pesona Negeri Saruma 2019 ini, yakni dari Ikatan Keluarga Wanci Kaletupa Tomia Binongko (WAKATOBI).

Hal itu terlihat ketika setiap harinya Ikatan Keluarga Besar WAKATOBI ini sangat giat berlatih tarian khas Daerah mereka, mereka juga terlihat sangat bersamangat.

Ketua ikatan keluarga WAKATOBI, Munsar pada saat di konfirmasi, Rabu 11 Desember 2019, mengatakan bahwa Keluarga WAKATOBI sangat mengapresiasi kegiatan FPNS ini.

“Kami akan menampilkan berbagai tarian yang merupakan tarian Khas kami, diantaranya Kansoda dan Pelengko, yang akan kami tampilkan pada Parade pada saat pembukaan nanti, dan ada juga Tarian Tari Balumpa,Tari Pajoge, serta Tari Makansa. Kemudian kami juga akan melakukan Fesion Show pakaian adat Wakatobi,”jelasnya

Dirinya berharap Festival ini dapat dilaksanakan setiap tahun, guna menjadi inspirasi generasi muda untuk mengembangkan seni budaya WAKATOBI.

“Festival ini selain mengangkat nilai seni budaya, festival ini juga akan membangun hubungan silaturahmi antar paguyuban di Halmahera Selatan, dan kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah melibatkan kami pada event besar ini,”ungkap Munsar.

Keluarga besar ikatan WAKATOBI ini akan tampil pada saat pembukaan FPNS dengan Parade Nusantara. (Red)

10 OPD Pemrov Malut dan Pemprov Jabar Lakukan Penendatanganan Kerja Sama

SOFIFI, CN – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), benar-benar serius dalam melakukan kerja sama pembangunan. Hal itu terbukti, dengan kehadiran rombongan kerja sama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Jabar ke Malut.

Pertemuan sekaligus penandatanganan kerja sama yang berlangsung di ruang rapat lantai IV kantor Gubernur, Kamis (12/12), disaksikan langsung oleh mewakili Gubernur Malut, Asisten III Setda Malut, Salmin Janidi. Sementara yang mewakili Pemprov Jabar adalah Kepala Inspektorat Jabar, Dr. Ferry Sofwan Arif.

Gubernur Malut dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten III Setda Malut, menyampaikan bahwa daerah Malut terdiri dari 805 buah pulau besar dan kecil, sekitar 82 pulau yang dihuni dan 723 pulau yang belum dihuni, dengan luas wilayah 145 Km² (69 persen laut dan 30,9 persen luas daaratan). Terdiri dari 10 Kabupan/Kota, dengan jumlah 116 Kecamatan dan Desa/Kelurahan sebanyak 1.197.

“Percepatan pembangunan Kota Sofifi terus kami dorong, dan alhamdulillah pembangunan kota Baru Sofifi masuk dalam main project pemerintah pusat dalam RPJMN 2020-2024, sehingga upaya ini dapat lebih dioptimalkan dan menjadi priotitas pembangunan daerah,” katanya.

Sementara itu pertumbuhan ekonomi Malut mencapai 7,4 persen, cukup tinggi secara nasional. Akan tetapi pertumbuhan itu lebih dipicu oleh aktifitas Pertambangan dan induatri pengolahan Nikel, sementara distribusi terbesar justru pada sektor Pertanian dan Perikanan.

“Peningkatan produktifitas serta hilirisasi sektor Pertanian dan Perikanan terus kami galakan. Khusus di bidang Perikanan, kontribusi terhadap pertumbuhan ekomomi 7,5 persen dengan laju pertumbuhan 13 persen. Pengembangan sentra-sentra produksi Perikanan diarahkan pada komuditas ikan Tuna, Cakalang, Tongkol, Udang Vaname dan Rumput Laut. Khusus untuk bidang Pertanian, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 14 persen, namun masih memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif rendah. Komoditi Perkebunan, Kelapa, Pala, Cengkeh dan Kakao, sementara untuk tanaman Pangan terdiri dari Padi, Jagung, Kedelei, Kacang tanah, Kacang hijau, Ubi kayu dan Ubi jalar,” jelasnya.

Di bidang Pariwisata, Malut memiliki potensi Wisata sejarah dan wisata bahari. Secara nasional Pulau Morotai ditetapkan sebagai destinasi Pariwisata, juga ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan sentra kawasan perikanan terpadu.

“Pengembangan industri kreatif juga perlu mendapat perhatian untuk didorong, dan dalam rancangan pembangunan, kami juga mulai mengembangkan sentra-sentra industri rakyat untuk pengembangan produksi Pertanian dan Perikanan,” akunya

Dirinya juga mengatakan bahwa Investasi di Malut tercatat pada 2014 sampai triwulan I tahun 2019, untuk PMA dengan nilai investasi sekitar 1,8 Miliar Dolar, sedangkan PMDN sebesar Rp 4,2 Triliun, didominasi oleh Pertqmbangan dan industri pengolahannya.

“Dalam hal keuangan daerah APBD kami sebesar Rp 2,8 Triliun, dimana 79,54 persen merupakan dana perimbangan, sedangkan PAD dan pendapatan lainnya sebesar 20,45 persen. Tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Pemprov Jabar yang memiliki pendapatan begitu besar,” ungkapnya.

Dirinya juga menambahkan secara umum, isu strategis dan tantangan Malut yaitu pada SDM, infrastruktur wilayah, kinerja ekonomi dan kolaborasi serta tata kelola pembangunan.

“Dalam mewujudkan program prioritas, kami sedang mempersiapkan konsep pembangunan masyarakat ‘Go-Kamu’ (Gosale-Kamu adalah rancangan inovasi berbasis elektronik yaitu, Kamu sehat, Kamu Cerdas, Kamu Tumbuh dalam rangka penanganan Stunting dan ibu hamil, peningkatan akses belajar berkelanjutan serta perluasan lapangan kerja baru serta peningkatan pendapatan),” paparnya.

Gubernur juga meminta kepada pimpinan OPD terkait, agar dapat bekerja secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan kerja sama sebagaiman yang diharapkan.

Sementara itu sambutan mewakili Pemprov Jabar disampaikan oleh Kepala Inspektur Jabar, Dr. Ferry Sofwan Arif, mengatakan bahwa Visi Jabar sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2018-2023 adalah Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”. Dalam mencapai Visi Misi tersebut, Pemprov Jabar dalam melaksanakan program kerjanya memerlukan kolaborasi atau kerja sama dengan pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan pihak ketiga (BUMN, BUMS, perguruan tinggi, lembaga lainnya baik dalam maupun luar negeri).

“Kerja sama dengan Pemprov Malut merupakan wujud implementasin kolaborasi yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pembangunan bagi Pemprov Jabar maupun Pemprov Malut,” katanya.

Dirinya megungkapkan bahwa, beberapa program Pemprov Jabar yang telah diluncurkan dan dirasakan manfaatnya antara lain, Jabar Quick Response, Layat Rawat, Kredit Mesra, Desa Digital, Jabar Masagi, Magrib Mengaji, Kolecer, Candil, Sekoper Cinta, Ulama Juara, Satu Desa Satu Hafidz, Cyber hoax, One Pesantren One Product, One Village One Company (Desa Juara).

“Untuk pendanaan pembangunan daerah, Jabar tidak hanya mengandalkan APBD dan APBN saja, melainkan juga dengan kolaborasi pendanaan lainnya seperti pinjaman Bank, Kerja sama antar pemerintah dan Badan Usaha, Dana Umat, Cooperate social responsibility dan Obligasi daerah, sehingga program kerja pembangunan infrastruktur di Jabar dapat terlaksana dengan baik,” ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa kunjungan Pemprov Jabar ke Malut ini dalam rangka penandatanganan perjanjian kerja sama antara kedua Pemerintah daerah dengan Nomor 119/38/Pemksm-120.23/1017/G/2019 tentang Kerja Sama Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat dan Maluku Utara yang telah ditandatangani oleh Gubernur Ridwan Kamil dan Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba Lc, di Bandung pada 9 Juli 2019 yang lalu.

“Harapan kami perjanjian kerja sama ini segera diimplementasikan sesuai dengan rencana kerja yang disepakati bersama,” ujarnya.

Sekadar diketahui 10 OPD yang melakukan penandatanganan itu adaalah, (1). Inspektorat (peningkatan kapabilitas aparat pengawas internal pemerintah dan Maturitas sistem pengendalian intern pemerintah), (2). Badan Pendapatan Daerah (peningkatan kapasitas pengelolaan pendapatan pajak dan retribusi daerah), (3). Dinas Koperasi dan UKM (pemberdayaan koperasi dan usaha kecil), (4). Disperindag (Peningkatan pelaksanaan sistem informasi industri kecil dan menengah, pengembangan kawasan industri, sentra industri dan misi dagang), (5). Balitbangda (Penelitian, pengembangan dan penguatan inovasi daerah untuk percepatan prioritas pembangunan daerah), (6). Diskominfo (pembangunan bidang komunikasi dan informatika, (7). Dinkes (Peningkatan mutu dan manajemen pelayanan kesehatan, (8). Dishut (Kerja sama pembangunan kehutanan), (9). Dishub (Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di bidang Perhubungan, (10). Dinas Pendidikan (Peningkatan mutu pendidikan SMA/SMK, pendidikan khusus dan layanan khusus guru dan tenaga kependidikan).

Hadir dalam pertemuan itu, para Asisten Gubernur, Staf Gubernur, pimpinan OPD, Perwakilan dari Pemkab Kota Tidore Kepulauan, Pemkab Pulau Morotai, para pimpinan OPD Pemprov Jabar, Pemkab Karawang dan Pemkab Bandung Barat. (Red)