Kasal Terima Laporan Korps Kenkat Tiga Pati TNI AL

JAKARTA, CN – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., didampingi Asisten Personel (Aspers) Kasal Laksamana Muda TNI I Nyoman Mandra, M.Sc., menerima Pelaporan Korps Kenaikan Pangkat (Kenkat) tiga Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Laut di ruang tamu Kasal, Markas Besar TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/6/2020).

Ketiga Pati tersebut adalah Komandan Pusat Pendidikan Pengembangan Spesialis (Danpusdikbangspes) Kodiklat TNI Laksamana Pertama TNI Eko Wahjono, Direktur Perencanaan Program dan Anggaran Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirrenprogar Ditjen Renhan Kemhan) Laksamana Pertama TNI Supo Dwi Diantara, dan Kepala Dinas Psikologi Angkatan Laut (Kadispsial) Laksamana Pertama TNI Wiwin Dwi Handayani, S.Psi., M.Si.

Sebelumnya, ketiga Pati TNI AL ini telah melaksanakan pelaporan Kenaikan Pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula di Mabes TNI dihadapan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P, bersama 81 Pati lainnya yang terdiri dari 74 Pati TNI AD, dan 7 Pati TNI AU, berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1054/VI/2020 Tanggal 3 Juni 2020. (Reza CN)

Kabaharkam Polri: Fa-inna Ma’al ‘Usri Yusran

JAKARTA, CN – Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Agus Andrianto, selaku Kaopspus Aman Nusa II-Penanganan COVID-19, yakin kesulitan yang dihadapi masyarakat akibat pandemi COVID-19 akan melahirkan kemudahan sebagai hikmahnya.

“Ini akan menjadikan Indonesia menjadi Indonesia yang lebih baik. Indonesia bisa buat PCR, ventilator, dan ketahanan pangan sangat baik. Indonesia akan menjadi bangsa yang naik kelas. Fa-inna ma’al ‘usri yusran. Di balik musibah pasti ada hikmah, di balik kesulitan pasti ada kemudahan,” kata Komjen Pol Agus Andrianto pada acara talkshow “Polri Promoter: Polri dan New Normal” yang disiarkan langsung TvOne, Selasa, (9/6/2020).

Ayat Al Qur’an yang dikutip tersebut merupakan bagian dari Surah Al-Insyirah (QS. 94). Lengkapnya adalah: Fa-inna ma’al ‘usri yusran. Inna ma’al ‘usri yusran. “Maka sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” – (QS.94: 5-6)

Berdasarkan keyakinan tersebut, Kabaharkam Polri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi pandemi dan mematuhi anjuran atau kebijakan pemerintah.

Polri sendiri, tegas Komjen Pol Agus Andrianto, akan mendukung apapun kebijakan pemerintah. Ia menilai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah niatnya pasti untuk kebaikan, termasuk kebijakan penerapan tatanan kehidupan baru (new normal) yang tengah dipersiapkan pemerintah.

Dalam new normal, masyarakat dapat tetap beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan yang dikeluarkan kementerian/lembaga terkait. Tujuannya adalah masyarakat tetap produktif dan aman COVID-19.

“Kita [Polri] akan fokus pada sosialisasi protokol-protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan kementerian/lembaga. Mengedepankan imbauan pendekatan edukatif dan humanis, beradaptasi dengan pendemi. Dan penegakan hukum adalah langkah yang terakhir,” ungkap Komjen Pol Agus Andrianto. (Reza CN)

Semarak Milad Ke-59 Tahun, PP IPM Gelar Simposium Pelajar Indonesia

JAKARTA, CN – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Menyemarakkan Milad IPM Ke-59 Menggelar Simposium Pelajar IndonesiaHari Senin (8/6/2020) Pukul 19.00 WIB di Zoom Cloud Meeting.

Disaat pandemi Covid@19 rasanya kurang atau tidak efektif, jika tidak berkarya. Hal Ini tidak melumpuhkan semangat IPM dalam .erayakan Milad yang ke-59 Tahun untuk membuat suatu gagasan atau karya dalam menciptakan pelajar yang berkemajuan.

IPM Bergandengan Tangan dengan Organisasi Pelajar Indonesia lainnya dalam .enyemarakkan Miladnya dengan membuat Simposium Pelajar Indonesia lewat Video Conference melalui Aplikasi Zoom Meeting untuk menghindari keramaian dan tetap taat pada protokoler kesehatan gugus tugas Covid-19 atau pemerintah.

Acara Simposium Pelajar Indonesia ini merupakan acara perdana organisasi pelajar Indonesia yang digagas oleh Pimpinan Pusat IPM untuk menyemarakkan Milad atau Hari Jadi Organisasi tersebut

Adapun organisasi pelajar indonesia lainnya juga ikut menyemarakkan Milad IPM Ke-59 tersebut diantarnaya para Ketua Umum Organisasi Pelajar Indonesia yakni Ketua Umum PP IPM Hafiz Syafa’aturrahman, Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Aswandi Jailany, Ketua Umum IPPNU Nurul H. Ummah, Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia Husin Tastik Ma’ruf, Ketua Umum PP Ikatan Pelajar PERSIS Arman Nurhakim Maulana, Ketua Umum PP Ikatan Pelajar PERSIS Putri Luthfi Anbar Fauziah, Ketua Umum DPP GSNI Abdul Gani, Ketua Umum PP IPNW Zahid Ramdhan, dan Ketua Umum PP Al Washliyah Ishak Ali Muda

Simposium ini juga akan disiarkan langsung oleh akun media Instagram, Facebook dan Youtube channel PP IPM. Mari daftarkan diri anda jangan ketinggalan Simposium Pelajar Indonesia Yang Hebat Ini

Setelah acara ini dipost oleh akun instagram @ppipm pada hari Minggu Tanggal 7 Juni 2020 sangat luar biasa tanggapan para netizen yang menyambutnya dan meresgistrasi untuk mengikuti acara Simposium Pelajar Indonesia yang digelar oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. (Dody CN)

Bila Tapera Ingin Berjalan, Pemerintah Wajib Siapkan Rumah

JAKARTA, CN – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendukung Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dukungan ini diberikan KSPI, karena perumahan merupakan hak setiap warga negara. Sehingga menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memastikan agar setiap warga negara, termasuk kaum buruh, bisa mempunyai rumah.

Namun demikian, meskipun memberikan dukungan, KSPI meminta agar program ini dilakukan perbaikan. Salah satunya adalah, program ini berbentuk rumah dan hanya berlaku bagi WNI.

“Karena perumahan itu adalah hak dasar rakyat, maka dalam program ini pemerintah harus menyedikan rumah. Bukan hanya mengumpulkan tabungan kemudian meminta peserta untuk membeli rumah sendiri,” kata Presiden KSPI Said Iqbal, Senin (8/6/2020). Jika hanya berbentuk tabungan, lanjutnya, maka buruh tetap saja akan kesulitan untuk membeli rumah.

Menurut Said Iqbak, dengan membangun perumahan sendiri, misalnya seperti konsep Perumnas, pemerintah bisa menetapkan harga rumah yang murah. Jadi tidak melalui pengembang yang seringkali hanya berorientasi pada keuntungan.

Karena rumahnya dibangun oleh pemerintah, maka peserta bisa mendapatkan rumah dengan DP 0 rupiah. Hal yang lain, jangka waktu cicilan bisa dibuat lama agar lebih kecil dengan bunga 0%.

“Oleh karena ini adalah program kepemilikan rumah, maka pesertanya adalah buruh yang belum memiliki rumah,” tegas Said Iqbal. Jika ini dijakankan, maka akan menjadi solusi bagi kaum buruh agar bisa memiliki rumah.

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi IX DPR RI Obon Tabroni. Menurutnya, dengan harga rumah yang semakin mahal, banyak buruh yang tidak bisa memiliki rumah.

Obon juga berpendapat, sebaiknya program ini berupa pengadaan rumah untuk buruh.

“Jangan hanya ngumpulin iuran, tetapi rumahnya tidak disediakan. Saya kira ini program baik yang harus kita dukung,” katanya.

Namun demikian, Obon memberikan catatan, bahwa program ini jangan sampai memberatkan buruh.

“Untuk iuran, dari sisi pengusaha harusnya bisa ditingkatkan. Jangan hanya, 0,5%. Selain itu harus ada kontribusi dari pemerintah,” kata Obon Tabroni. (Dody CN)

NTP Hortikultura Tinggi, Kinerja Sektor Pertanian Diproyeksi Semakin Cerah

JAKARTA, CN – Kementerian Pertanian dibawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus melakukan berbagai terobosan guna memantapkan ketersediaan pangan bagi 260 juta lebih rakyat Indonesia, sekaligus mensejahterakan petani. Terlebih dalam situasi perubahan global yang begitu dinamis saat ini. Selama kurun waktu 6 bulan terakhir, berbagai indikator capaian kinerja sektor pertanian dinilai menunjukkan optimisme positif.

Mengutip data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) Pertanian Triwulan I 2020 mencapai 103,29 atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 102,80. Bahkan NTP Hortikultura pada periode Triwulan I 2020 tercatat rata-rata 104,33 melampaui NTP pertanian secara umum. Hal tersebut mengindikasikan kesejahteraan petani, khususnya hortikultura semakin membaik, karena pendapatan yang meningkat lebih besar dibanding pengeluarannya

Indikator keberhasilan lainnya adalah terkendalinya pasokan dan harga bahan pangan pokok nasional ditengah badai pandemi Covid-19. Bahkan selama bulan puasa dan lebaran tahun ini, nyaris tidak ada gejolak harga yang signifikan untuk berbagai komoditas pertanian seperti beras, daging ayam, telur, daging dan komoditas hortikultura lainnya. Tercatat komoditas hortikultura seperti cabai, bawang putih, hingga bawang bombai harganya stabil dan terjangkau oleh masyarakat.

Adanya penguatan harga bawang merah sejak April 2020 dinilai masih wajar dan terkendali. Nyatanya, kondisi tersebut tidak memicu gejolak di masyarakat, bahkan sebaliknya petani bawang merah bisa menikmati harga bagus, setelah mereka mengalami kerugian yang cukup besar di akhir tahun 2019 lalu yang sempat menyentuh level Rp. 3.000-5.000/kg.

Muhammad Syafrudin, Anggota Komisi IV DPR-RI saat dihubungi di Jakarta, kemarin Minggu (7/6) meminta semua pihak melihat persoalan pangan dan pertanian lebih komprehensif.

“Masalah pertanian ini sangat kompleks, tidak bisa dilihat sesaat atau parsial. Waktu yang baru 6 bulan belum bisa untuk menjustifikasi posisi psikologis kinerja seorang Menteri atau kabinet,” ujarnya.

“Kalaupun ada yang melihat kekurangan, tidak cukup dengan berdebat. Apalagi hanya untuk hal-hal yang dianggap masih kurang saja. Mari lebih fleksibel melihatnya,” lanjut dia.

Syafrudin mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian menjaga pasokan pangan tetap survive di tengah situasi alam yang semakin tidak bisa diprediksi termasuk pandemi Covid-19. Menurutnya, saat ini situasi seluruh sektor termasuk pertanian sedang menuju arah normal.

“Waktu kemarin Pak Menteri ke Bima, terlihat petani antusias dan senang menyambut karena harga bawang merah dan jagung sangat bagus. Ini perlu terus dipertahankan. Kalau dalam situasi tidak normal saja bisa, apalagi situasinya normal,” katanya.

Syafrudin optimis pemerintahan Jokowi bersama kabinetnya saat ini akan mampu menggiring Indonesia lebih sejahtera bagi semua stakeholder termasuk petani dan nelayan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menyebut harga komoditas hortikultura secara umum selama pandemi Covid-19, puasa dan lebaran relatif stabil. Harga bawang merah di pasar retail terpantau rata-rata Rp. 50.000- 55.000/kg dan Rp. 30.000-35.000/kg di tingkat petani.

Menurutnya, penguatan harga bawang merah terjadi karena tingginya permintaan saat puasa dan lebaran. Terlebih dengan adanya pembatasan sosial akibat Covid-19, ternyata justru mendorong peningkatan konsumsi dan stok rumah tangga.

“Seiring dengan panen di berbagai sentra, pasokan dan harga bawang merah akan berangsur normal,” ungkap pria yang akrab dipanggil Anton di Jakarta, Senin (8/6/2020).

Anton menegaskan Kementan masih terus mendorong produksi bawang putih di dalam negeri meski untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masih harus mendatangkan impor. Kebutuhan bawang putih nasional sekitar 570.000 ton/tahun, sementara produksi lokal baru 88.000 ton/tahun.

“Suka tidak suka harus diisi oleh impor. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 semua negara di dunia termasuk Indonesia harus mampu menjamin ketersediaan pangan bagi rakyatnya,“ terang Anton.

Sejak Tahun 2017, Kementan telah menggelontorkan anggaran APBN untuk mendukung pengembangan bawang putih ke berbagai daerah termasuk Temanggung sebagai sentra terbesarnya. Anggaran tersebut meliputi bantuan sarana produksi, alat mesin pertanian hingga pemasaran.

Selain APBN, kementan juga memfasilitasi penanaman melalui skema kemitraan dengan pelaku usaha penerima RIPH bawang putih.

“Kedepan kita akan fokus pada peningkatan daya saing. Kuncinya ada 2 yaitu perbaikan size (ukuran) dan price (harga),” tukas Anton.

Menyinggung pemberitaan tentang tingginya angka impor Sayuran yang mencapai Rp. 11 Trilyun lebih, Anton kembali menjelaskan bahwa istilah impor sayuran adalah semata nomenklatur statistik yang mengacu data BPS.

“Angka tersebut meliputi semua jenis sayuran segar dan olahan. Sebagian besar didominasi sayuran asal negara subtropis seperti bawang putih, bawang bombai dan kentang olahan industri. Kalau produksi sayuran segar untuk konsumsi kita masih sangat aman bahkan bisa ekspor,” terangnya. (Dody CN)