PEDULI MAHASISWA, H. USMAN SIDIK BERBAGI SEMBAKO UNTUK HIPMA HALSEL SE-JABODETABEK

Oleh : Lhatam landale, Ketua Umum (HIPMA HALSEL) Jabodetabek priode Terpilih 2020-2022

Himpunan Pelajar Mahasiswa Halmahera Selatan (HIPMA HAL-SEL) Jabodetabek Menerima Paket Sembako Dari HI.USMAN SIDIK, Penyerahan Bantuan Diberikan Secara Langsung Oleh Beliau Sendiri Dengan Mendatangi Alamat Di Berbagai Tempat Tinggal Masing-Masing Mahasiswa Di Jakarta,

Bantuan tersebut Adalah Bantuan Pribadi Yang Merupakan Bentuk Dari Kepedulian HI. USMAN SIDIK Di Tengah Pendemi Virus Yang Semakin Mencekam, Guna Diperuntukkan Buat Mahasiswa Yang Saat Ini Masi Berada Di Kota Rantau Yang Notabene Menjadi Zona Merah Akibat Covid 19 Tersebut.

Beliau HI USMAN SIDIK Juga Berpesan Kepada Kami Mahasiswa Bahwa Apabila Ada Mahasiswa Yang Merasa Sakit Di Tengah Kondisi Seperti Ini Supaya Secepatnya Langsung Menghubungi Dirinya, Atau Adik Nya IKSAN SIDIK Yang Juga Ikut Menemani Beliau Menyalurkan Sembako tersebut, Biar torang Bawa Ke Rumah Sakit,Nanti untuk biaya saya Yang Biayai tuturnya”

Adapun Mahasiswa Berdasarkan Data Sebanyak 150 Mahasiswa Yang Menerima Bantuan Sembako Yakni Beras,Gula,Kopi,Teh,Mie instan dan berupa Amlop Pembagian pun sama rata Di Peruntukkan Untuk Mahasiswa Asal Halmahera Selatan Di Jakarta Yang tidak Memilih Untuk Pulang Kampung Di Bulan Suci Ramadhan ini Karna Macam” Pertimbangan.

Lhatam landale Mahasiswa Asal Desa Bahu, kecamatan Mandioli Selatan Juga Menjabat ketua Umum (HIPMA HAL-SEL)
Jabodetabek Priode Terpilih 2020-2022. Mengatakan Adanya Pemberian Bantuan Sembako oleh HI USMAN SIDIK Bagi Saya Adalah Merupakan Wujud Kepedulian Yang Nyata Terhadap Kami, Juga Sekaligus Meringankan Beban Ekonomi Mahasiswa asal Halmahera Selatan Di Jakarta khususnya Yang Tidak Pulang Kampung, pungkasnya”

Masi Dia Mengatakan Dengan Penuh Harapan Semoga Adanya Bantuan Mahasiswa Yang Di Salurkan Oleh HI USMAN SIDIK Ini, Guna Supaya Dapat Membuka Hati PEMKAB HAL-SEL Agar Lebih Jelih Melihat Keberadaan masyarkatnya Terutama Di zona merah. “Tegasnya”

Jakarta 29 April 2020

Ramadhan Dilanda Covid-19

Oleh: Uun Oktaviani

Mahasiswa IAIN Ternate

Awal memasuki Tahun 2020, Dunia digemparkan dengan makhluk Allah yang bernama Covid-19 yang berukuran sangat kecil bahkan tidak terlihat oleh kasat mata Namun kehadirannya mampu menghebohkan sampai ke penjuru Dunia, makhluk ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China. Seiring dengan berjalannya waktu, virus asal Wuhan itu berlabuh ke negara-negara lainnya di dunia. Dampaknya yang mematikan dengan bentuk penularannya ibarat kilat sebab terlalu cepat sehingga membuat virus jenis baru ini menjadi musuh bagi masyarakat dunia.

Semua orang berlomba-lomba untuk mencari penangkalnya, dia adalah virus yang menakutkan kehadirannya sangat tidak diduga dengan hitungan detik dia mampu membuat dunia seakan terhenti hampir tidak ada lagi keramaian di luar sana, manusia seakan dibuat tunduk padanya dan dunia seakan dikendalikan olehnya.

Makhluk yang sangat kecil ini mampu merenggut nyawa seseorang tanpa memandang siapa orang itu, keadaan semakin hari semakin mencekam, semakin hari semakin banyak pula korban yang berjatuhan karena sampai saat ini para ilmuwan pun belum menemukan vaksin yang tepat untuk merespon kehadiran virus ini.

Virus ini benar-benar berbahaya dan telah ada di sekitar kita. Itulah sebabnya, kehadiran virus ini tidak boleh dianggap sepele, namun sejauh ini masih ada saja orang yang menanggapi bahwa ini bukan hal yang serius dan bahkan mereka membuat hal ini sebagai bahan lelucon atau candaan ketidakseriusan kita dalam menyikapi virus ini, terlihat dengan kenyataan yang menunjukkan bahwa sebagian dari kita masih tidak mengikuti himbauan Pemerintah.

Salah satu himbauan Pemerintah adalah pembantasan sosial secara fisik (Physical Distancing). Imbauan ini bermuara pada larangan untuk keluar rumah. Di satu sisi terdapat orang-orang yang menggantungkan hidupnya di luar rumah, hal ini cukup berat untuk mereka hanya berdiam diri dirumah bukan tidak takut dengan bahaya dari virus dan bukannya ingin melanggar peraturan yang sudah diberikan Pemerintah tetapi jika mereka tetap berada di rumah kemungkinan meraka bukan mati karena virus ini melainkan mati karena kelaparan.

Meskipun sudah adanya bantuan dari pemerintah mungkin ini masih dirasa kurang cukup, jadi mau tidak mau mengharuskan mereka untuk terus mencari nafkah meskipun di luar sana ada sesuatu yang berbahaya sedang mengancam kesehatannya yang sewaktu-waktu bisa kapan saja meghampirinya, lantas jika sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan karena keluar ataupun tidak bagi mereka yang hanya menggantungkan hidupnya di jalan, ini sesuatu yang serba salah jika di lakukan.

Ramadhan yang kini telah tiba namun keadaan belum juga membaik, Covid-19 ini belum juga usai padahal bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh umat muslim bagaimana bisa kami menjalankan ibadah puasa dengan tenang jika sampai saat ini masih tersimpan perasaan cemas dihati, tetapi sekarang bukan lah lagi waktunya untuk mengeluh dan saling menyalahkan atau bahkan saling melempar tangan sekarang waktunya kita bersatu dan kompak melawan Covid-19.

Barangkali ini adalah salah satu teguran yang Tuhan kasih untuk menegur kita bahwa dunia ini hanyalah bersifat sementara dan barangkali Tuhan murka atas sikap manusia yang ada di muka bumi ini yang selalu merasa benar, merasa bangga atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh manusia dan yang selalu menghalalkan segala cara dalam keberlangsungan hidup.

Tetaplah berdoa agar bumi ini dapat kembali membaik dan untuk umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang, bahagia, tanpa harus dihantui oleh perasaan cemas, dan semoga wabah ini cepat berakhir dan kami dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sempat terhenti karena adanya virus Covid-19 ini.

Menyambut Ramadhan 2020 Ditengah Situasi Pandemi Virus Corona

Oleh: Irsan Ahmad SH

Sebentar lagi kita akan memasuki Bulan Ramadhan, Bulan yang penuh berkah dan Bulan yang penuh ampunan. Ramadhan 2020 merupakan momen yang paling di tunggu ummat Muslim di seluruh Dunia menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Banyak hal yang perlu kita siapkan. Bukan saja mempersiapkan mental dan hati, melainkan hal lain yang dapat menyempurnakan Ibadah Puasa kita di Bulan Suci Ramadhan di Tengah Pandemi virus Corona yang telah melanda Dunia.

Ramadhan Tahun 2020 atau 1441 Hijiriah segera datang pada 23/24 April 2020. Kementrian Agama akan menggelar Sidang Isbat melalui video conference dan bisa disaksikan masyarakat secara streaming.

Situasi Ramadhan pada Tahun 2020 akan berbeda di bandingkan dengan Tahun sebelumnya atau sepanjang perjalanan yang di lalui Umat Muslim, kita berharap situasi wabah virus Corona segera berakhir dan berharap Ramadhan bisa berlangsung penuh Khidmat.

Ditengah situasi Pandemi virus Corona kita semua dihimbau agar tetap berdiam di rumah termasuk beribadah. Tentunya situasi seperti ini kita akan rindukan suasana gembira menjelang buka Puasa seperti ngebuburit berbelanja takjil di pasar Ramadhan, buka Puasa bersama, Tarawi bersama, Sahur bersama, Gendang Sahur dan suasana lainnya yang pernah kita rasakan di Tahun sebelumnya.

Saya ingin mengajak kita semua agar tetap patuh terhadap himbauan Pemerintah agar dapat memutus mata rantai Pandemi virus Corona sehingga musibah ini cepat berakhir dan kita kembali beraktifitas seperti biasa. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan selalu diberikan limpahan nikmat kesehatan sehat Walafiat. Amin Allahumma Amin.

“Bulan Ramadhan sudah di depan mata, tak lama lagi kita akan berjumpa. Siapkan hati untuk mendekatkan diri pada-Nya Marhaban Ya Ramadhan mohon maaf atas semua kesalahan, keikhilafan”

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1441. H
Irsan Ahmad SH dan Keluarga

PEMERINTAH HAL-SEL ABAIKAN KESELAMATAN MAHASISWA DI JABODETABEK, AKIBAT ZONA MERAH COVID 19

Oleh : Lahtam landale
Ketua umum hipma halsel jabodetabek

MAHASISWA, halmahera selatan yang saat ini berada di zona merah akibat covid 19 perlu kiranya menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah harusnya begitu, sebab mahasiswa merupakan generasi penerus daerah kedepan sehingga pemerintah dalam hal ini bapak bupati Bahrain kasuba selaku orang nomor satu di lingkup pemda halsel harus jelih mengambil kebijakan supaya mengutamakan keselamatan mahasiswa yang berada di jakarta dan sekitarnya yang semakin mencekam akibat covid 19.namun pemerintah halmahera selatan terkesan mengabaikan keselamatan mahasiswa sehingga kami justru kurangnya mendapat kiriman uang dari ibu dan bapak di kampung dikarenakan kebijakan pemerintah stay at home,guna mencegah menyebarnya corona virus.

Apalagi dengan adanya penerapan pembatasan ruang sosial,baiknya pemerintah halmahera selatan lebih jelih memperhatikan mahasiswa di tempat studi jabodetabek yang di anggap sebagai zona merah akibat terinfeksi virus corona,bukan pemerintah hanya memperlakukan pencegahan di daerah saja.
Berdasarkan informasi yang kami dengar katanya pemerintah juga melarang mahasiswa untuk mudik di saat dekatnya bulan suci puasa ramadhan bagi orang islam,alasannya takut membawa dan menyebar luaskan ke daerah.

Olehnya itu dengan himbauan pemerintah tentang isolasi diri di rumah ( kosan )bagi kami mahasiswa adalah merupakan sebuah dampak sehingga pemerintah halsel harus serius mengutamakan keselamatan mahasiswa di zona merah akibat covid 19 apalagi dengan adanya di perpanjang masa darurat virus tersebut,maka pemerintah halsel tentunya tidak hanya Memberikan pencegahan saja tapi perlu mengutamakan pengadaan dan penyediaan dalam bentuk bantuan guna meringankan beban kedua orang tua kami di kampung yang terhambat kerja untuk mencukupi kebutuhan dan keperluan keseharian kami.

Di tengah tengah situasi seperti ini kami mahasiswa yang berada di zona rawan akibat covid 19 perlu mempertanyakan sikap kepedulian pemerintah daerah sebab kami menganggap pemerintah pada dasarnya mengambil sikap bijak atas pertimbangan baik demi kemaslahatan   mahasiswa dalam situasi darurat akibat virus corona, maka dengan pertimbangan situasi hari ini kami sekian mahasiswa mengharapkan kepedulian dan bantuan dari pemerintah halmahera selatan bukan justru mengabaikan.

lahtam landale salah satu
Mahasiswa asal desa bahu, kecamatan mandioli selatan, mengatakan ketegasan bahwa “bupati dalam pernyataannya soal TKA tidak bisa di pulangkan karna konon katanya membantu pertumbuhan  perekonomian daerah yang baru baru ini  menjadi polemik di awak media, justru saya menilai Bupati Bahrain Kasuba telah mengabaikan mahasiswa dan melindungi TKA serta mementingkan ekonomi, dari pada keselamatan masyarakatnya (mahasiswa) yang berada di zona merah akibat covid 19 yang suda memakan ratusan nyawa penduduk indonesia terutama di zona merah yang semakin mencekam kasus terinfeksi”Tegasnya

Sambung dia, ketua umum hipma halsel jabodetabek terpilih priode 2020-2022 ini mengatakan “sikap kepedulian pemda bisa di nilai dari sejak 2016 saya kulia di jakarta sampai sekarang pemda tidak mendata berapa banyak mahasiswa halsel yg melanjut studi di jakarta sehingga mahasiswa begitu terabaikan, padahal mahasiswa yang melanjut studi di jabodetabek dari sepuluh kabupaten kota yang ada di maluku utara. Lebih dominasi mahasiswa asal halmahera selatan yang jumlahnya ratusan mahasiswa dari berbagai desa dan kecamatan di halmahera selatan”.(Red/CN)

Sejarah PMII di Indonesia

Oleh: Hardin Hi. Idris
Ketua Biro Ekternal PC PMII Halsel

PMII atau kepanjangan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan salah satu organisasi Mahasiswa terbesar di Indonesia yang tetap memberikan kontribusi terhadap pengkaderan dan mencetak mahasiswa yang melek akan politik yang berlandaskan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan

Tepat Hari Jum’at 17 April 2020 adalah Hari Ulang Tahun Lahir-Nya Organisasi Pergerakan ini (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Dimana PMII kita ketahui merayakan ke-60 Tahun-Nya. Pasca dibentuknya 13 sponsor pendiri organisasi yang terdiri dari:

  1. Cholid Mawardi (Jakarta)
  2. Said Budairy (Jakarta)
  3. M Shobich Ubaid (Jakarta)
  4. M Makmun Syukri BA (Bandung)
  5. Hilman (Bandung)
  6. H Ismail Makky (Yogyakarta)
  7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
  8. Nuril Huda Suady HA (Surakarta)
  9. Laily Mansur (Surakarta)
  10. Abd Wahab Jailani (Semarang)
  11. Hisbullah Huda (Surabaya)
  12. M Cholid Narbuko (Malang)
  13. Ahmad Husain (Makassar)

Organisasi yang dilakukan Musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960 yang memutuskan pemberian nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada Tanggal 17 April. Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringati Hari Lahir PMII.

Hingga kini menjadi salah satu Organisasi Mahasiswa terbesar di Indonesia. PMII menjadi organisasi Mahasiswa yang sudah matang akan pengalaman, dan konsisten dalam perjuangan.

PMII didirikan bukannya tanpa tujuan. Para Sahabat-sahabat PMII yang diketahui pendiri PMII saat itu sangat paham dengan kondisi bangsa. Oleh karena itu dengan maksud yang mulia, PMII diharapkan membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Secara Historis sejarah, latar belakang lahirnya PMII ikut serta menjadi garda terdepan bangsa Indonesia.

Tentu kita ketahui, PMII sebagai Azas Pancasila yang ada dan tertuang di dalam AD PMII (Anggaran Dasar). Yang kita ketahui sebagai wawasan Ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

60 Tahun adalah angka yang tidak muda lagi, apalagi untuk manusia sudah pastinya mengalami banyak persolan dalam tubuhnya. Begitu banyak dinamika yang dialami. Selama itu pula lah PMII telah memberikan kontribusinya, pengabdiannya dan perjuangannya dalam setiap lembar Catatan Bangsa Indonesia ini, dengan kata lain tidak ada sedikitpun yang terlewatkan dalam sejarah Indonesia, wajar saja PMII sering di sebut anak kandung ummat atau anak kandung revolusi.

PMII memiliki Visi dan Misi yang jelas dan terstruktur.

Visi Dasar PMII

Dikembangkan dari dua landasan utama, yakni visi ke-Islaman dan visi kebangsaan. Visi ke-Islaman yang dibangun PMII adalah visi ke-Islaman yang inklusif, toleran dan moderat. Sedangkan visi kebangsaan PMII mengidealkan satu kehidupan kebangsaan yang demokratis, toleran dan dibangun di atas semangat bersama untuk mewujudkan keadilan bagi segenap elemen warga-bangsa tanpa terkecuali.

Misi Dasar PMII

Merupakan manifestasi ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dan sebagai perwujudan kesadaran beragama, berbangsa dan bernegara.

Dengan kesadaran ini, PMII sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan demi meningkatkan harkat dan mertabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun meterial dalam segala bentuk adalah salah satu tujuan PMII yang menjadikan kadernya siap menjawab tantangan zaman. Bukan itu saja, visi-misi yang ada di PMII memiliki semangat tinggi perjuangan bagi kader PMII.

Ada beberapa poin penting yang harus kita pegang teguh untuk menjadi insan paripurna misi diantaranya. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan ummat, memajukan kehidupan umat untuk mengamalkan dalam kehidupan, mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya, Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan.

Patut kita berbangga diri karena sudah di lahirkan dan dibesarkan melalui pendidikan di PMII.

Saudara-saudara dan Sahabat sekalian di Kongres pertama kali Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, saya nyatakan bahwa NKRI adalah Harga Mati, kalimat dari Sabang sampai Merauke di dalamnya terdapat semangat jiwa yang bersatu padu dalam Sangsaka Merah Putih. Saudara-saudara, saya berdiri di sini bukan mengatasnamakan Presiden, saya berdiri disini bukan sebagai Mandataris MPR, akan tetapi, saya berdiri disini sebagai Penyambung Lidah Rakyat, Hidup Rakyat! Hidup PMII!” itulah Pidato Sang Proklamator (Ir. Soekarno) dalam Kongres pertama yang di tunjukan Agus Sunyoto dalam bentuk Audio.

PMII bisa dikatakan sebagai Aset Bangsa Indonesia bahkan Dunia, mengingat dari rahim ideologis, PMII akan sampai kapan pun menjawab perubahan zaman. Tidak hanya itu, PMII telah ada dan akan ada melahirkan Tokoh-tokoh yang akan merubah tatanan masyarakat dengan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

Tanggung jawab Kader Millenial adalah sangat besar untuk berperan dalam bangsa ini, mengingat sebagai organisasi Kader dan perjuangan PMII harus dituntut Kontribusinya dan harus menampilkan dirinya sebagai pembaharuan di skala tingkat internasional. Dengan semangat Nilai Dasar Pergerakan (NPD) yang di bawahi sebagai material ideologis Pergerakan.

Kita ketahui bahwasannya, PMII sudah menapakki kakinya di negara-negara seperti Maroko, Korea Selatan, dan Jerman oleh PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Hal ini harus dilakukan terus-menerus sebagai restorasi PMII akan khittah perjuangan untuk mempertahankan eksistensi dan tidak kehilangan marwahnya.

Dimana perkembangan zaman semakin pesat yang menjadi senjata untuk tetap melakukan yang terbaik untuk bangsa indonesia. Perjuangan PMII dapat kita rasakan dimanapun kita berada. Hujan, panas, badai takkan lapuk oleh masa, seperti pernyataan Ketua Umum PB PMII, Agus Mulyono Herlambang pada saat tengah menyiapkan pembentukan Cabang istimewah di beberapa Negara itu, Bahwa islam ala Indonesia menjadi Benteng akan adanya Radikalisme dan Terorisme. PMII berkomitmen untuk mendangkal Radikalisme dan Terorisme.

Selamat Ulang Tahun PMII Ku ke-60💙💛Kami akan tetap merawat Persahabatan ini dengan bingkai Ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

Bahagia PMII
Jayalah KOPRI
Salam Pergerakan