Demi selamatkan Perekomonian,Pemerintah wacanakan “New Normal”

Oleh: Wibisono

(Pengamat Militer dan pertahanan, pembina (LPKAN) Lembaga pengawas Kinerja Aparatur Negara)

Pekan ini pemerintah Indonesia mewacanakan kebijakan New Normal, kebijakan new normal adalah membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemi. 

Apa kebijakan ini tidak terburu buru, disaat Kurva peningkatan Korban Covid-19 terus naik?

New Normal adalah upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya. New Normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus Corona. New Normal utamanya agar warga yang memerlukan aktivitas luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan. Jadi bukan sekadar bebas bergerombol atau keluyuran. 

Selanjutnya New Normal diberlakukan karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial.

Terminologi New Normal diciptakan oleh Roger Mcnamee pada 2004, seorang investor teknologi paling sukses belakangan ini. Dalam karyanya, ‘The New Normal: Great Oportunities in Time of Great Risk’, dia menjelaskan lima belas aturan dalam berinvestasi agar dalam kondisi krisis tetap bertahan.

Istilah New Normal ini menunjukkan sebuah situasi pasca-krisis ekonomi (2007-2008) dan resesi global (2008-2012), yang di saat seperti itu harus ada kesediaan untuk menggunakan aturan yang baru dalam jangka waktu panjang.

Dalam konteks COVID-19, New Normal (Tatanan Baru atau normal baru) menjadi suatu keniscayaan di Indonesia, baik pada aspek ekonomi untuk mencegah perekonomian yang semakin memburuk pasca-diberlakukannya PSBB maupun pada aspek sosial untuk mempertahankan dan meningkatkan imunitas kesehatan dan tubuh. 

Fase new normal tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi mengembalikan roda perekonomian. jika sektor ekonomi tidak dijalankan, maka krisis akan semakin parah.
Ada beberapa prediksi jika virus ini bertahan hingga oktober 2020, itu diperkirakan bakal mengalami sosial ekonomi yang lebih parah lagi. Oleh karena itu mau tidak mau kita harus masuk ke dalam era baru atau new normal. Meski begitu, pro dan kontra terhadap era kenormalan baru ini cukup kuat. Tak sedikit masyarakat merasa pesimis terhadap kenormalan baru yang dianggap menjadi solusi untuk mengatasi krisis ekonomi.

Maka dari itu pemerintah perlu membangun optimisme di tengah masyarakat untuk menghadapi new normal.

Sedangkan presiden Jokowi bahkan sudah menginstruksikan pemulihan ekonomi secara tepat dan cepat. Hal ini dia sampaikan pada saat memimpin rapat terbatas penetapan program pemulihan ekonomi nasional dan perubahan postur APBN tahun 2020 di Istana Merdeka kamis (4/5/2020).

“Tantangan terbesar kita saat ini adalah bagaimana menyiapkan program pemulihan ekonomi yang tepat, dieksekusi dengan cepat, dengan kecepatan, agar laju pertumbuhan ekonomi negara kita tidak terkoreksi lebih dalam lagi,” kata Jokowi dikutip dari situs resmi Sekretariat Presiden.

Terakhir untuk memastikan New Normal bisa berjalan baik maka pemerintah harus melakukan upaya yang sistematis, terkoordinasi dan konsisten dalam melakukan pengawasan publik dan law enforcement. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan kita untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19,selanjutnya Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi untuk memastikan pemeriksaan kesehatan yang massif, tersedianya sarana perawatan,vitamin dan peralatan medis, mudah dijangkau,serta melindungi masyarakat yang paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan kesehatan diseluruh wilayah Indonesia. 

Ketidakadilan Masih Terjadi Ditengah Pandemi di Indragirihulu

Oleh: Dr Musa darwin pane, SH, MH

Perjuangan LSM KOREK Provinsi riau selaku wakil/kuasa warga masyarakat dari 4 Desa terkait lahan sawit dikabupaten INHU yang penanganan hukumnya dilakukan oleh Para Pengacara pada LBH Korek kini sudah masuk pada fase persidangan, sebab langkah-langkah musyawarah yang ditempuh tidak diindahkan oleh PT.KAT dan Instansi terkait lainnya, oleh sebab itulah Paijan dan Basirun selaku ketua dan sekretaris LSM Korek Provinsi Riau menggugat PT.KAT dan instasi terkait lainya di Pengadilan Negeri Rengat;

Gugatan tersebut diajukan melalui kuasa hukumnya Dr.Musa Darwin Pane,S.H., M.H., Ucok Rolando, SH.,M.H. Dr.Sahat Maruli,S.H.,M.H., Chrisman Damanik, Amd,S.H., Dahman Sinaga,S.H., Anton Saeful Hidayat,S.H., Andreas Daniel L.A. Situmeang,S.H., Art Tra Gusti,S.H., CLA;
Neysa Myanda, S.H. dan Gideon Dwi Pamungkas, S.H. para pengacara pada LBH Korek.

Perkara gugatan tersebut terdaftar dipengadilan Negeri Rengat dengan register Perkara perdata no: 11/PDT/G/2020/PN.Rgt tertanggal 23 April 2020, pihak yang digugat dalam perkara tersebut adalah PT.Kencana Amal Tani (PT.KAT), Bupati Indragiri Hulu, Camat Batang Gangsal, Camat Seberida, kepala Desa Belimbing, kepala desa ringin kepala desa kelesa dan lurah pangkalan kasai serta turut tergugatnya adalah kantor pertanahan kabupaten Indragiri Hulu;

Saat sidang pertama perkara tersebut adalah tanggal 11 Mei 2020 namun kuasa hukum tidak dapat hadir karena kendala penerbangan, banyak penerbangan yang dibatalkan saat itu masa pandemi covid, sehingga yang hadir sidang langsung prinsipal (paijan dan basirun)

Kemudian persidangan kedua jatuh pada hari kamis tanggal 04 Juni 2020, meskipun masih masa pandemi tetapi sudah ada penerbangan yang dibuka khusus untuk beberapa sektor termasuk operasional penegakan hukum dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, oleh karena itu kuasa hukum dapat hadir di Pengadilan Negeri Rengat yaitu Dr.Musa Darwin Pane,S.H.,M.H. dan Dahman Sinaga,S.H. bersama prinsipalnya (Paijan dan Basirun) dengan disaksikan oleh banyak pengunjung sidang dianataranya beberapa orang warga masyarakat yang sedang diperjuangkan haknya yakni warga masyarakat dari 4 Desa di INHU.

Korek! Bangkit demi kebenaran ungkap kaddapi pane ketua umum LSM Korek memberikan spirit terhadap perjuangan LSM KOREK DPW RIAU ditempat terpisah.

Meski masa pandemi penegakan hukum perjuangan keadilan atas hak rakyat harus tetap berjalan tetapi tetap dengan mematuhi protokol kesehatan, ungkap Toto Sulaeman Dewan Suro/Dewan penasihat yang juga pendiri LSM Korek

Refleksi Tentang Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) Dampak Covid-19

Oleh: Edi Udin
(Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif Kab. Halmahera Selatan)

Dengan ditetapkannya berbagai kebijakan Nasional dan Daerah terkait dengan kegiatan pencegahan dan penanangan Pandemi Covid 19 termasuk kebijakan penganggaran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang mengharusutamakan pemerintah desa untuk mengimplementasikan dan menselaraskan dengan kebijakan –kebijakan yang ada di desa, maka:

  1. Terlepas dari kekurangan, ketidaksempurnaan, sesungguhnya semangat menjalankan ketentuan dan mekanisme terkait dengan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dampak covid 19 telah diwujudkan mulai dari proses pembentukan relawan covid 19 di desa, sosialisasi syarat dan ketentuan penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), pendataan calon penerima, verifikasi dan validasi data penerima, musyawarah desa khusus (Musdessus) penetapan calon penerima BLT DD (MS atau TMS), penyusunan Perkades, persetujuan Bupati melalui camat, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban (ini dilakukan Pemerintah desa dan unsure terkait di desa yang mungkin saja diasumsikan karena takut tersandung masalah hukum atau bentuk kekhawatiran akan dampak social di lingkup desa).
  2. Apapun semangatnya yang pasti ruang musyawarah desa yang dihadiri oleh banyak atau sedikitnya perwakilan element-element terkait di desa, transparansi, partisipasi waktu, pikiran tenaga dan sebagainya perlulah juga mendapatkan apresiasi, sebab tidak semua program kegiatan dan anggaran pemerintah “yang ada pendampingnya” bisa diketahui atau tersosialisasikan langsung kepada jajaran pemerintahan desa dan masyarakat.
  3. Menyimak fakta social yang muncul, bahwa saat pasca penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) ataupun belum melakukan penyaluran akhirnya menjadi focus perhatian bagi kebanyakkan warga masyarakat dan element-element pemerhati desa lainnya. Bahwa selain dipandang baik dan mulia, BLT DD seolah berwujud sebagai “dua sisi mata silet”. (*banyak diantara masyarakat merasa gembira dan berterima kasih dengan adanya BLT DD, namun tetap saja ada yang merasa tidak puas, kecewa bahkan ada yang protes secara ekstrim dan tidak mau ambil tahu apapun alas an dan dasarnya yang penting mereka tetap ingin juga mendapatkan BLT DD.
  4. Atas perkembangan situasi dan kondisi social kemasyarakatan akhir-akhir ini tidaklah berlebihan jika saya berasumsi bahwa telah terjadi goncangan social di masyarakat dan desa dampak bantuan social covid 19.
  5. Jika bercermin dari bantuan social regular sebelum adanya pandemic covid 19 tentu adalah catatan-catatan ketidaksempurnaannya, namun tidak begitu popular dan tidak terlampau dipersoalkan d mata public.

Maka sebagai pihak yang berhubungan langsung untuk mengawal kebijakan pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/desa, sebagai pihak yang mendampingi dan juga turut merasakan beban berat secara social, budaya, hukum, keamanan dan ketertiban yang dihadapi pemerintahan desa, dikesempatan ini mengajak kita semua pihak yeng terkait dan pihak pemerhati desa lainnya untuk berdiskusi tentang “bagaimana sebaiknya” terhadap hal-hal ini.

Penyaluran bantuan social bagi masyarakat miskin terdampak covid 19 seakan menjadi virus baru di tengah-tengah masyarakat, karenanya perlu dilakukannya langkah-langkah strategis berbasis kebijakan dan kesadaran social.

Berbasis kebijakan bisa ditempuh dengan percepatan bantuan social dampak covid 19 yang bersumber dari anggaran APBN/APBD lainnya secara terpadu dan dalam waktu yang bersamaan, rapat-rapat koordinasi/konsolidasi/komunikasi pihak terkait untuk merumuskan sebuah kebijakan nasional/daerah/desa untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan di mata public.

Berbasis kesadaran social adalah sikap masyarakat untuk menerima dan menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun ketetapan hasil musyawarah bersama, upaya penyadaran ini di tempuh melalui sosialisasi secara terus menerus di ruang public, terlebih penyaluran BLT DD yang masih menyisakan 2 kali (Mei-Juni) bahkan kebijakan pemerintah akan menambah BLT DD dalam 3 bulan (Juli – September) tentu sangat memungkinkan tetap menjadi focus perhatian public yang akan menimbulkan rasa”senang atau tidak senang, puas atau tidak puas”.

Silahkan public memberikan saran pendapat terhadap pokok pemikiran ini, sebab jejaring Tenaga Pendamping Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPP P3MD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah bagian dari segalanya bagi public bahkan tempat untuk berkeluh kesah.

Kenapa Rapid Test Corona Perlu Dilakukan?

Oleh: Zoni Jamil,S.Sos.I

Pidie/Pidie Jaya Senin 1/6/2020 Hasil Rapid test corona adalah salah satu jenis pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi virus Corona (COVID-19) dalam tubuh.

Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal infeksi virus Corona pada orang yang berisiko tinggi.

Rapid test corona di Indonesia sendiri menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh.

Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya. Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin di bawah ini akan diperiksa:

Immunoglobulin G (IgG)
IgG adalah jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini akan menyimpan memori terkait bakteri atau virus yang pernah masuk ke tubuh, sehingga dapat memberi perlindungan terhadap infeksi selanjutnya.

Imunoglobulin M (IgM)
Tubuh menghasilkan IgM setelah terpapar oleh bakteri atau virus untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, antibodi ini merupakan perlindungan pertama terhadap suatu infeksi.

Ketika tubuh pertama kali terinfeksi, kadar IgM akan meningkat. Kadar ini lalu menurun seiring meningkatnya kadar IgG untuk memberi perlindungan jangka panjang terhadap infeksi.

Kenapa rapid test corona perlu dilakukan? Tes cepat corona dilakukan sebagai skrining awal infeksi virus corona pada orang yang berisiko tinggi mengalaminya.

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia, pasien dalam pengawasan (PDP) dengan hasil rapid test corona positif perlu dianjurkan ke rumah sakit rujukan COVID-19 guna menjalani pemeriksaan PCR.

Karena itu, rapid test menjadi tes skrining awal dan pemeriksaan PCR tetap menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.

Siapa yang membutuhkan rapid test corona?
Rapid test corona direkomendasikan untuk:

Orang tanpa gejala (OTG), terutama yang mempunyai pernah melakukan kontak minimal 7 hari dengan pasien positif COVID-19 atau memiliki risiko tertular dari penderita. Misalnya, petugas kesehatan.

Orang dalam pemantauan (ODP)
Pasien dalam pengawasan (PDP)

Orang dengan profesi yang mengharuskannya melakukan kontak dengan banyak orang, seperti polisi, tentara, sopir kendaraan umum, petugas bandara, kurir, pejabat publik, pengemudiojek online, dan sebagainya.
Berapa harga rapid test corona?

Sudah ada beberapa fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tes ini. Harga rapid test corona mulai dari Rp. 350.000 dan dapat bervariasi tergantung dengan paket yang ditawarkan oleh fasilitas kesehatan masing-masing. Biasanya, tes ini dilakukan bersamaan dengan beberapa tes lainnya seperti rontgen thorax dan tes darah.

Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi.

Lengan atas akan diikat dengan perban elastis agar aliran darah dapat terkumpul dan pembuluh darah vena lebih mudah ditemukan.

Setelah vena ditemukan, darah akan diambil dengan menyuntikkan jarum steril ke pembuluh darah.Tabung khusus lalu dipasang di belakang jarum suntik.

Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban. Selain dengan cara tersebut, pengambilan darah juga dapat dilakukan dengan menusukkan jarum di ujung jari pasien. Prosesnya mirip dengan tes golongan darah.

Darah yang keluar dari penusukan berupa darah kapiler dan akan diteteskan pada alat rapid test. Hasilnya akan keluar dalam waktu beberapa menit.

Seperti apa hasil rapid test corona?
Hasil rapid test corona dapat berupa hasil reaktif atau tidak reaktif. Berikut penjelasannya:

Hasil deteksi antibodi reaktif (Positif)
Hasil deteksi antibodi dikatakan reaktif apabila salah satu atau kedua antibodi IgM atau IgG menunjukkan hasil reaktif. Ini menandakan bahwa pasien mengalami infeksi tertentu.

Jangan lansung panik jika hasil tes Anda positif. Pasalnya, antibodi yang diperiksa pada rapid test ini bisa saja muncul karena virus corona jenis lain dan bukan Covid-19.

Karena itu, dokter biasanya akan merujuk Anda untuk langsung melakukan swab test atau PCR. Dengan tes ini, infeksi dalam tubuh Anda bisa dipastikan akibat COVID-19 atau bukan.

Hasil deteksi antibodi nonreaktif (Negatif) Hasil deteksi antibodi dikatakan nonreaktif bila kedua antibodi IgG dan IgM menunjukkan hasil nonreaktif. Ini berarti, pasien tidak sedang mengalami infeksi.

Pemeriksaan rapid test corona perlu diulang sekali lagi pada 7-10 hari kemudian. Anda juga disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah meski merasa sehat.

Hasil negatif palsu
Pemeriksaan rapid test corona juga rentan menghasilkan negatif palsu. Ini artinya, tes menunjukkan hasil negatif, padahal terdapat virus SARS Cov-2 atau Covid-19 dalam tubuh pasien.

Hasil negatif palsu terjadi karena antibodi IgG dan IgM tidak langsung terbentuk saat Anda terinfeksi. Butuh waktu sekitar tujuh hari sampai antibodi muncul.

Jadi jika Anda baru terpapar virus corona kemarin dan melakukan rapid test hari ini, hasil tes Anda akan negatif karena antibodinya belum terbentuk. Pada kondisi seperti ini, rapid test ulang perlu dilakukan pada tujuh hari setelahnya.

Apa yang harus dilakukan bila hasil rapid test corona positif?

Jika hasil rapid test corona menunjukkan hasil reaktif atau positif, penanganan lebih lanjut akan tergantung pada kondisi pasien. Berikut penjelasannya:

OTG dan ODP harus melakukan karantina mandiri di rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maupun physical distancing. Pasien bisa menghubungi layanan kesehatan online untuk berkonsultasi dengan dokter.

PDP yang memiliki gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri di rumah. PDP yang mengalami gejala sedang harus melakukan isolasi diri di rumah sakit darurat. PDP dengan gejala yang makin parah, harus melakukan isolasi di rumah sakit rujukan agar bisa mnejalani pemeriksaan konfirmasi dengan swab test.

Sementara pasien dengan hasil tes cepat corona yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari. Bila hasilnya negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap bebas dari infeksi virus corona.

Apa saja risiko rapid test corona? Rapid tes corona tergolong aman untuk dilakukan. Namun sama seperti pengambilan sampel darah pada umumnya, efek samping ringan seperti memar dan nyeri pada lokasi penyuntikan bisa terjadi.

SEMUA JUGA MERASAKAN DAN WARTAWAN JUGA BUTUH HIDUP

Oleh: Edwin Rio

1-juni-2020 : Penyebaran Virus Corona atau Covid-19(Corona Virus Disease 2019)hari-hari ini,pemerintah Pusat,Provinsi,Daerah,menerapkan kebijakan Karantina Wilayah,mewajibkan semua warga harus tinggal di rumah(Stay at Home),jaga jarak fisik(Pyshical Distancing)melakukan pekerjaan dari rumah(Work from Home).Anak sekolah di liburkan dan di wajibkan siswa belajar dari rumah (Online Learning).

Dari berbagai kelompok warga mungkin kebijakan Lock Down atau karantina mandiri tidak begitu merepotkan,bagi mereka yang berstatus sebagai pegawai pemerintah atau perusahaan,walau kepegawaian di level rendahan sekalipun,masih memeliki harapan mendapatkan tunjangan hidup sehari-hari minimal gaji bulanan.

Namun,sebagian masyarakat lainnya harus tinggal di rumah(Stay at Home)sangat merisaukan bagi karyawan atau buruh pabrik,pedagang kaki lima,ojek online sebagian masyarakat yang kehidupannya berharap dari kerja harian.Uang yang di dapat cukup untuk biaya hidup dari hari ke hari.Dapat uang hari ini habis hari ini juga kadang justru tidak cukup.

Tak terkecuali para pekerja kuli Tinta pada saat ini.Kehidupan mereka juga sangat memprihatinkan,sehari-hari dengan pendapatan seadanya.Taraf perekonomian para jurnalis tergolong di bawah pra-sejahtera.Jangankan untuk menabung,pendapatan sehari-hari saja cukup untuk keluarga itupun kalau dapat.

Jikapun ada wartawan yang sejahtera,bisa jadi mereka adalah pemilik media atau jurnalis yang mempunyai bisnis di luar jurnalistik contoh saja Kompas yang memeliki ratusan wartawannya,di samping memiliki jaringan bisnis non jurnalistik seperti properti,perhotelan,pertambangan mungkin masih banyak juga yang di kelola.

Media nasionalpun yang besar pola pemberian gaji bagi wartawan tentu tidak sama tergantung kinerja wartawan itu sendiri.Sedangkan kita jurnalis di daerah-daerah yang hanya bermodal Idealisme dan semangat empat-lima,bermodal sebuah HP Android untuk merekam,mengambil foto,sang Narasumber dan objek wisata berita,tentunya tidak akan mendapatkan hasil yang cukup.

Wartawan tak akan putus asa apalagi mengeluh dengan kondisi apapun,terlebih mengemis ke instansi pemerintahan,idealisme seorang wartawan siap hidup menderita itu kunci utama.

Jurnalist sejati akan bergerak menggalang kekuatan dalam mengatasi masalah yang di hadapi masyarakat.
Kami/kita hanya lantang suara ketika memperjuangkan rakyat,tapi diam seribu bahasa di saat bicara nasib hidupnya sendiri.

Pemerintah sudah semestinya tidak melupakan kalangan jurnalis wajib diayomi dan di lindungi hidupnya.Kami bekerja menyajikan berita dan edukasi kepada publik tanpa kenal lelah.Anak,istri,keluarga sering di tinggalkan demi tuntutan profesi pungkas.