Video Kelemahan dan Kelebihan All New Terios

Daihatsu Terios pertama kali terjun ke pasar Tanah Air 2006 silam. Setelah berumur 10 tahun lebih, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sadar kalau persaingan mulai ketat, maka PT ADM meluncurkan model terbarunya pada November 2017 lalu dengan ubahan yang signifikan.

Menariknya meskipun eksterior, interior berubah total dan berbagai fitur canggih sudah tertanam pada All New Terios harga jualnya masih sama dengan versi sebelumnya. Seperti diketahui, Terios baru ini sudah dibekali fitur smart keyless, vehicle stability control, around view monitor, dan Hill Start Assist.

Sementara untuk dapur pacunya, Terios baru ini juga memiliki mesin baru yang sama dengan mesin Toyota Avanza yakni, 2NR-VE berkapasitas 1.500 cc yang dapat menyemburkan tenaga 104 daya kuda dan torsi 135 newton meter, dengan pilihan transmisi matik konvensional 4-percepatan dan manual 5-percepatan.

Belum Pakai CVT, Apa yang Ditakuti Daihatsu Indonesia?

Hingga saat ini, PT Astra Daihatsu Motor belum mengadopsi teknologi continous variable transmission atau CVT pada mobil-mobil yang mereka jual di Indonesia. Padahal, beberapa pabrikan lain sudah mengadopsi teknologi tersebut. Lantas, apa alasan Daihatsu?

Direktur Pemasaran ADM, Amelia Tjandra mengatakan, CVT akan membuat harga jual mobil Daihatsu menjadi kurang terjangkau. Tapi, tidak menutup kemungkinan ke depannya Daihatsu juga akan menggunakannya.

“Kami juga ada nanti (mobil Daihatsu di Indonesia). Kalau di Jepang, semua pakai CVT. Tapi, kalau diterapkan untuk pasar Indonesia, harganya bagaimana, cukup (kompetitif) tidak. Kemudian, dari sisi kompetisi bagaimana,” ujarnya di Padang, Sumatera Barat, Jumat 12 Januari 2018.

Ia juga tidak mau berkomentar, apakah mobil Daihatsu pertama yang dijual di Tanah Air dan sudah menganut CVT adalah Sirion. Sebab, Sirion versi Malaysia sudah mengadopsinya.

Daihatsu Santai Penjualan Sirion Kalah Jauh dari Mobil LCGC

Selain mobil low cost green car, masyarakat Indonesia kini disajikan beragam model mobil perkotaan. Dari sisi harga, city car umumnya dibanderol lebih mahal daripada LCGC yang saat ini tersedia dalam pilihan model hatchback maupun MPV.

Menurut Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra, meski hampir serupa, pihaknya tidak khawatir city car akan tergerus oleh LCGC, mengingat secara dimensi dan harga tidak berbeda jauh.

“Bukan kekhawatiran, masing-masing segmen mobil ini ada pasarnya. Jadi di kami ini city car karena harganya di luar LCGC ada yang beli tetapi memang enggak besar,” kata Amel di Jakarta beberapa waktu lalu.

Saat ini, kata Amel, penggemar mobil mungil untuk perkotaan di Indonesia masih tetap ada. Apalagi dengan adanya produk-produk baru yang dihadirkan para agen pemegang merek, maka konsumen memiliki pilihan yang beragam.