Dinas Pariwisata dukung Festival Music Tradisional di Tidore

TIDORE, CN – Husen Mahmud, satu dari sejumlah pemuda yang melaksanakan festival music tradisional dan pameran budaya yang rencananya dilaksanakan pada awal Maret tanggal 05 sampai 08, mengatakan bahwa harapan adanya kegiatan tersebut agar generasi muda Tidore bisa bangga menjadi orang Tidore, bangga jaga adat, budaya, dan tidak lupa sejarah.

“Karena mau Semaju apapun zaman ini, kita akan pulang dan mati pada diri sendiri (identitas),” ucapnya saat dikonfirmasi wartawan cerminnusantara.co.id, Minggu (31/1/2021).

Ia mengatakan, kegiatan ini juga mempromosikan sail Tidore 2021, yang sampai saat ini belum ada kejelasan.

Sementara itu kepala dinas pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Drs Yakub Husain M.Si saat dikonfirmasi ditempat terpisah, beliau memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan festival music tradisional dan pameran budaya.

“Kreasi-kreasi seperti ini kan sangat langkah pribadi dan dinas pariwisata sangat salut dan mendukung,” ujarnya.

“Torang sekarang harus seperti itu menjaga adat dan budaya dan mulai meniadakan pikiran-pikiran yang negatif terus melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu,” tutupnya. (Yunus CN)

Kegiatan Tahun Baru Dibubarkan, Ketua PMII Komisariat Nuku Bilang Penegak Hukum Pilih Kasih

Tidore, CN – Ketua Komisariat Nuku Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tidore Kepulauan, Yunus menilai Penegak Hukum pilih kasih.

Menurut Yunus, Penegak Hukum dianggap pilih kasih lantaran pada momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sering terjadi kerumunan massa. Mulai dari pendaftaran Bakal Calon sampai pada pawai kemenangan.

“Itu sangat berpotensi dan melanggar protap kesehatan. Tapi tidak ada larangan atau tindakan hukum serta pembubaran massa dari pihak Kepolisian. Ini dugaan saya bahwa penegak hukum pilih kasih,” tegas Yunus melalui rilis yang diterima wartawan cerminnusantara.co.id, Selasa (29/12/2020).

Sementara terkait dengan kegiatan sambut Tahun baru yang dilakukan Pemuda di Kelurahan Bobo, Yunus mengatakan, itu salah satu edukasi budaya, panggung seni (Wisata pantai sambil beramal). Tapi kemudian ditiadakan Penegak Hukum dengan adanya Maklumat No Mak/4/XII/2020. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanan libur Natal Tahun 2020 dan Tahun baru 2021.

“Ini sangat disayangkan, padahal kalau dilihat dari jumlah massa, pendaftaran kampanye Pemilihan Kepala Daerah sampai pada pawai kemenangan lebih berpotensi terjadi penyebaran Covid-19 yang dibanding kegiatan yang dilakukan Pemuda Kelurahan Bobo.

Oleh karena itu, ia berharap, jikalau virus secara nasional masih ada. Maka penegak hukum harus serius.

“Saya berharap Penegak Hukum tegakan semua ini secara secara adil,” harapnya mengakhiri. (Red/CN)

Kopri PMII Tidore Kecam Tindakan Bengis Camat Oba Tengah Terhadap Satu Staf Perempuan

TIDORE, CN – Sikap tak terpuji kini kembali ditunjukkan, melalui video yang beredar pada 16 Desember 2020 berdurasi 0.54 detik menampilkan dugaan tindakan kekerasan terhadap salah seorang Staf perempuan yang bertempat di Kantor Camat Oba Tengah, kekerasan tersebut dilakukan oknum Camat Oba Tengah, Rudi Ipainen.

Rilis yang diterima wartawan cerminnusantara.co.id, Kamis, (17/12/2020). Video berdurasi 0.52 detik itu diposting di Group Facebook “Tikep Memilih 2020-2024” milik Arjuna Talaga 20 Jam yang lalu. Bahkan sudah di bagikan sebanyak 349 beberapa pengguna Akun Media Sosial lainnya dan sudah dikomentari sebanyak 210.

Dalam video itu, terdapat kekerasan Non seksual (Fisik). Namum mengakibatkan korban merasa dirinya teraniaya. Hal itu disampaikan lewat laporan pengaduan pada 16 Desember 2020 yang ditujukan kepada Kapolsek Oba Utara.

“Sekitar 08:45 WIT di kantor Camat Oba Tengah, bermula ketika saya berada dalam ruangan kantor tiba-tiba didatangi saudara Rudi Ipainen (Camat) dan langsung menarik baju serta jilbab dan menyeret saya keluar dari ruangan, setelah diluar ruangan saudara Rudi Ipainen mencekik leher saya,” tulis Sarini Gawinuddin (Korban) dalam laporan pengaduannya. Ia menambahkan, karena tindakan Camat Oba Tengah tersebut, korban merasa sesak napas dibagian dada dan merasa tidak puas dan akhirnya membuat laporan pengaduan.

Menanggapi hal tersebut. KOPRI PMII Cabang Tidore angkat bicara. Sekertaris KOPRI PMII Cabang Tidore Uswatun Hasanah menilai bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan Camat Oba Tengah itu sangatlah tidak manusiawi dan tidak etis sebagai seorang atasan. Bahkan di dalam video tersebut ada beberapa staf karyawan yang acuh terhadap perlakuan Camat Oba Tengah dan mereka Cuma asik menonton pertikaian tanpa ada yang mencoba melerai, adalah sebuah bentuk tidak ada keperdulian antar sesama Staf di ruang lingkup instansi.

“Tindakan Bapak Camat Oba Tengah tidak manusiawi dan satu sikap yang tidak menghargai perempuan. Ini langkah yang tidak etis sebagai atasan terhadap Staf,” ujar Uswatun.

Sementara Ketua KOPRI Komisariat Universitas Nuku Eti Sawal yang juga berkomentar dengan nada kesal atas pilihan tindakan Camat yang dianggap tidak menghargai perempuan sebagai manusia yang harus dihormati.

“Sebagai seorang atasan, penyelesaian masalah harus dilakukan dengan kepala dingin, menegur dengan cara baik tanpa harus main tangan dengan seenaknya terhadap semua staf apalagi staf perempuan. Ini menandakan bahwa Camat Oba Tengah tak layak menjadi pimpinan di instansi tersebut ataupun instansi lainnya,” tutup Eti.

Oleh karena itu, KOPRI PMII Cabang Tidore berharap pihak kepolisian dapat bersikap tegas dan memproses pelaku kekerasan sesuai prodesur hukum serta tuntas yang se adil – adilnya. Sehingga perilaku tersebut tidak terulang di instansi yang lain agar keadilan terhadap perempuan dapat terwujud. (Red/CN)

Cakada “Bagus” Mengikat Hati Warga Suku Tobaru

TIDORE, CN – Pasangan Bakal Calon Kepala Daerah Walikota dan Wakil Walikota Tidore Kepulauan Basri Salama dan M. Guntur Alting alias Bagus, nampaknya menjadi pasangan ideal di hati Masyarakat Suku Tobaru Desa Beringin, Kecamatan Oba Selatan Kota, Tidore Kepulauan.

Hal itu nampak terlihat ketika kedatangan Juru Kampanye (Jurkam) Bagus, Umar Ismail di Desa tersebut.

Kedatangan Umar dalam acara silaturahim bersama warga Desa Beringin pada Sabtu (10/9/2020) siang tadi, disambut meriah oleh warga setempat dengan menampilkan tarian cakalele.

Jelas rasa haru dan rasa gembira dirasakan Masyarakat Desa beringin. Sebab, Agenda Silaturahim yang dibangun dengan Konsep “Nia ino la pomatoomu posimomiki nanga adat tobaru” merupakan adat tobaru yang sudah sejak lama pudar.

Dengan demikian, kedatangan Umar dan Rombongan dari pasangan Bagus tersebut nampaknya telah membangkitkan kembali nilai-nilai adat tobaru tersebut.

“Kira-kira sudah sekitar 20 tahun torang pe adat so tralagi dilestarikan oleh torang pe ana-ana bahkan peralatan seperti Gong saja so tarada (tidak ada) oleh karena itu torang (Kami) sangat berterima kasih kepada Kandidat Bagus,” Ujar Salah seorang warga yang enggan menyebut namanya.

Umar Ismail menyatakan, kehadiran dirinya di tengah Warga Desa Beringin tersebut adalah bentuk silaturahim.

Sebab menurutnya, Desa Beringin atau Masyarakat adat Tobaru selayaknya diperhatikan seperti Desa dan Kelurahan lain yang ada di Kota Tidore Kepulauan, baik dari infrastruktur Pembangunan maupun Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kita menyadari dari sisih infrastruktur pembangunan seperti jalan dan lain-lain belum tersentuh sama sekali, kita berharap mereka juga dapat merasakan kesejahteraan seperti dirasakan oleh Desa dan Kelurahan yang lain yang ada di Kota Tidore Kepulauan,” Pungkasnya. (Ridal CN)

Pemkot Tidore Dinilai Lambat Distribusi Bansos Tahap I

TIDORE, CN – Susulan pendistribusian Bantuan Sosial (Bansos) Tahap I yang belum selesai oleh Pemerintah Kota Tidore kepada 50 warga Kelurahan Doyado dianggap lambat oleh Forum Pemuda Peduli Masyarakat Doyado (FP2MD).

melalui rilis yang di terima Wartawan cerminnusantara.co.id Selasa (23/6/2020) hal tersebut disampaikan Yunus Harun selaku koordinator FP2MD, berdasarkan informasi dari wawancara langsung dengan lurah setempat di rumahnya, Selasa, 23 Juni 2020 kemarin.

Menurut Yunus, pemerintah lambat dalam menjawab kebutuhan masyarakat ditengah Covid-19. Padahal bantuan-bantuan kepada masyarakat harusnya dipercepat karena itu merupakan kebutuhan yang mendesak apalagi di kelurahan Doyado sudah terdapat 288 KK yang menerima bantuan Tahap I dan masih tersisa 50 KK yang belum memperoleh bantuan dan masih diusulkan untuk memperoleh bantuan susulan Tahap I.

“Kami meminta secepatnya pemerintah kota Tikep menyalurkan bantuan susulan ke pihak kelurahan Doyado agar secepatnya diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.

Sementara Lurah di Kelurahan Doyado Ade Ashar, SE. dalam keterangannya menyampaikan kegelisahan yang sama dan akan mengusahakan agar sesegera mungkin bantuan tersebut terdistribusi.

“Saat ini masih terdapat 50 warga kelurahan Doyado yang belum mendapatkan bantuan sosial tahap I karena data yang tercecer untuk itu saat ini saya sudah usulkan 50 nama yang blm mendapatkan bantuan Tahap I,” ungkap Lurah.

Untuk Tahap susulan sendiri, Ade Ashar, SE. selaku Lurah Doyado tidak bisa memastikan bantuan susulan Tahap I kapan akan didistribusikan.

“Kalau Bansos Tahap susulan sudah didistribusikan pasti akan ada informasi yang masuk karena torang ada Group Covid-19 namun saat ini belum,” tutupnya.

Sementara salah seorang warga Doyado, Julaiha Sehe (37) yang juga salah satu dari 50 nama yang diusulkan sangat berharap bisa mendapatkan bantuan tersebut.

“Saya berharap torang (Kami) bisa dapat, masa orang dapat tapi kami tidak mendapatkan, sementara para orang tua (Nene-nene) sakit-sakit baru apalagi kami kan orang sini,” ungkapnya. (Red/CN)