MEDAN, CN – Geliat Pilkada 2020 untuk Kota Medan telah memberikan dinamisasi dan semakin mengarah. Sebab, dari sekian banyak partai yang ada, hanya 2 Partai Politik yang bisa mengusung sendiri untuk pasangan Calon Walikota dan Wakilnya di Pilkada Kota Medan.
Adapun Partai Politik yang dapat mengusung calonnya pada Pilkada Serentak, yang akan di selenggarakan pada 9 Desember 2020 di Kota Medan untuk Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Periode 2020 – 2025, yakni hanya Partai PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Sementara itu, Partai Gerindra telah memutuskan Pasangan Bobby Nasution – Aulia Rachman sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan, yang diputuskan pada tanggal 22 Juni 2020 lalu.
Melihat kondisi saat ini, berbagai kalangan melihat bagaimana dengan Partai PDI-Perjuangan, apakah hanya memberi rekomendasi untuk Bobby saja?. Artinya, apakah PDI Perjuangan akan bergandengan dengan Gerindra?.
Menanggapi hal itu, Kader Muda PDI Perjuangan Kota Medan M. Igbal, S.E., disela-sela aktivitasnya sebagai Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU), pada Kamis (06/08/2020) di Warkop DWS Jalan Tempuling, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan merilis komentarnya.
“Semua opini dan pendapat saat ini sah-sah aja. Namun, akhirnya akan terjawab ketika rekomendasi setiap partai telah dikeluarkan. Seperti Partai Demokrat, kami dapat info, bahwa Demokrat belum mengeluarkan keputusan dukungan buat Akhyar,” kata M. Iqbal.
M. Iqbal menambahkan, “namun beberapa Minggu lalu, di pemberitaan beberapa media, Akhyar bahkan sudah di daulat jadi kader Demokrat. Pada hal Akhyar masih kader PDI Perjuangan hasil rekom Calon Wakil Walikota periode 2015-2020,” tambahnya.
Saat ini, perubahan Surat Keputusan Kepengurusan DPD PDI Perjuangan yang baru dari hasil revisi, nama Akhyar sudah tidak ada. Artinya apa, kita tidak mau berandai-andai apalagi mengekspos di media, bahwa seseorang tersebut terkesan sudah sah sebagai apa gitu, namun kita sendiri masih sulit mengestimasikan rekomendasi DPP Partai, terkhusus PDI Perjuangan,” sambung M. Iqbal.
Lebih lanjut Iqbal mengatakan, “Bobby juga sejatinya bukan kader PDI Perjuangan. Namun, Bobby adalah sosok yang masih muda, energik, tentunya memiliki inovasi, apalagi dia lulusan IPB Bogor, dan memiliki mertua seorang Presiden Indonesia yaitu Bapak Jokowi. Dimana kepemimpinan beliau, jelas menjadi tauladan dan mewujudkan Indonesia satu rasa, satu harga, dan satu hati yaitu Indonesia Maju. Jadi, wajar saja jika Bobby jadi pilihan PDI-P. Menurut saya, Bobby juga harus didampingi orang yang lebih tua, berpengalaman, khususnya mengerti serta memahami organisasi pemerintahan,” lanjut Iqbal.
Selain itu, Iqbal juga melihatnya berdasarkan kondisi saat ini, dimana dinamisasi politik pasca pemilihan presiden sudah mencair, dan Gerindra juga sudah masuk kedalam Pemerintahan Indonesia Maju. Menurutnya, PDI Perjuangan juga tidak salah jika mengeluarkan rekomendasi ke Bobby, untuk berpasangan dengan kader PDI Perjuangan tulen.
“Yang pastinya, dan berdasarkan pandangan saya, Dr. Soetarto sangat layak mendampingi Bobby, karena sosok yang organisator dan tipikal seorang Pendidik atau Akademisi. Sehingga, klop la, dua kutub yang harmonis atau memiliki kecocokan,” harapnya.
Diakhir pernyataannya, M. Iqbal mengatakan, bahwa keputusan terakhir ada pada DPP PDI Perjuangan, tentang siapa yang menjadi pasangan Bobby nantinya. (Hendra CN)