Nias Utara-Sumut, CN – Beredar rumor dimedia sosial Bupati Nias Utara M. Ingati Nazara menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial, pasca salah satu media online memuat pernyataannya soal kejelasan dana Covid-19. Akun Facebook Zaita Zet pertama sekali membagikan tautan tersebut pada Selasa (9/6/2020) sekira pukul 11.24 WIB. Pasca diposting dan dibagikan sebanyak 11 kali, sosial media Facebook guncang. Ratusan netizen mengolok-olok Ingati dengan hastag ‘5%’ dan ‘belum kumakan’.
Dikutip dari SIB, tautan tersebut berjudul “Bupati Ingati: 5 Persen Dana Itu Belum Kumakan” dan memuat pernyataan langsung Ingati “Kalau dana Covid-19 itu 5% pun belum ada saya makan”. Tulis harian SIB.
Dikonfirmasi Kepada Ingati pada Rabu (10/06), kepada awak media menuturkan bahwa sebelumnya kontributor SIB yang bertugas di Kabupaten Nias Utara meminta konfirmasi soal penggunaan anggaran Covid-19 via Messenger. Kemudian, pada Senin(8/6) Bupati menghubungi yang bersangkutan dan memintanya agar menghubungi Kepala BPBD Kabupaten Nias Utara Herman Zebua selaku Ketua TIM PA Covid-19 atau menghubungi Kepala BKAD Ariston Zalukhu apabila ingin tahu tentang alokasi dana Covid.
Namun oknum wartawan tersebut, mengajukan pertanyaan yang terkesan menjudge Pemda, sehingga membuat Ingati menjawab itu secara singkat “Lima rupiah pun dana itu belum kumakan” menggunakan bahasa Nias. Dimana, Rp 5 (nilai mata uang terkecil pada Tahun 70-an) yang ia maksud berkonotasi sepeserpun. Tapi kemudian diterjemahkan 5% oleh jurnalis tadi.
“Lima rupiah adalah mata uang terkecil pada tahun 70-an. Mestinya diterjemahkan sepeserpun, bukan malah dikonversi ke 5%. Orang kan jadi berpikir lain-lain,” tutur Ingati.
Ingati berharap, miskomunikasi ini jangan sampai menciptakan kegaduhan. Apalagi pemerintah sedang giat-giatnya meminimalisir penyebaran Corona, memperkuat daya beli dan memastikan ketersediaan pangan masyarakat.
“Hal-hal seperti ini bisa menghambat pekerjaan kita. Saya berharap, berikanlah masukkan yang membangun. Agar kemudian program nasional soal penanganan Covid-19 dapat dimaksimalkan di level Kabupaten/Kota”. Imbuhnya mengakhiri.(APL CN)