Cermin Nusantara

Pemkot Seriusi Pengakuan Titik Nol Jalur Rempah Dari UNESCO.

TERNATE, CN : Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Kota Ternate terus menunjukan keseriusanya untuk merebut titik nol jalur rempah yang diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO. Keseriusan tersebut dilihat dari pameran yang bertajuk ” Literasi Rempah dan Pemajuan Budaya ” yang dilakukan sebagai rangkaian kegiatan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang berlangsung di benteng Oranje, jln Hasan Boseir Kel. Gamalama Kec. Ternate Tengah, Senin (26/08/2019).

Pameran ini digelar dalam benteng Oranje Ternate dimulai dari tanggal 25 hingga 30 Agustus nanti. Berbagai buku referensi yang langka diperoleh dalam berbagai bahasa (Belanda, Spanyol, Inggria) turut dipamerkan.

” Tak hanya itu, akan pula digelar diskusi tentang tema Literasi Rempah pada tanggal 29 Agustus mendatang sebagai upaya untuk mendorong serta memperkuat peran ekosistem kebudayaan sekaligus meningkatkan peran aktif dan kreatif masyarakat dalam agenda pemajuan kebudayaan melalui gerakan literasi, ” jelas Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Rinto Taib,M.Si ketika ditemui oleh cerminnusantara.com pagi tadi.

Rinto Taib menilai rempah tak sekedar tentang kolonialisme, bumbu masakan atau komoditi pertanian. Efek rempah mampuh menembus bilik para kaisar negeri tirai bambu (Tiongkok), obat penawar penyakit hingga obat penambah stamina atau obat kuat. Dalam perjalanannya, sejarah jalur rempah turut mempopulerkan nama besar hingga berperan atas suksesnya perdagangan Suitera.

Kalau hitunganya hanya sekedar ekonomi, tentu hal itu tidak mungkin sekali bahwa rempah di Ternate sebagai hal yang istimewa akan tetapi lebih dari sekedar rempah, ini soal peradaban sejarah dan budaya sebagai wujut identitas kita,” jelas Rinto saat mendampingi para pengunjung.

Lanjut Rinto, Literasi rempah adalah gagasan sederhana untuk memperkuat narasi tentang upaya kita dalam pengusulan Ternate sebagai Titik Nol Jalur Rempah yang diakui UNESCO nanti sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage).

Nagellan City Network yang kini digagas Spanyol adalah peluang emas bagu kita
untuk bersinergi untuk memperkuat narasi pengusulan ke UNESCO tersebut
, ” cetus Rinto yang juga seorang peneliti dan penulis

” Dalam kerangka itulah Dinas Kebudayaan Kota Ternate menggelar Pameran bertajuk “Literasi Rempah dan Pemajuan Kebudayaan” sebagai lanjutan dari Workshop tentang Rempah dan Warisan Nilai Budaya yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu, ” sambung Rinto.

Amatan cerminnusantara.co, bukan saja peninggalan wahana sejarah rempah dan cagar budaya yang ikut dipamerkan, namun menariknya literasi perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang berkaitan pun ikut dipajang dalam pameran tersebut. (im)

Pemberhentian Perangkat Desa Akeara Dianggap Sesuai Prosedur

HALBAR, CN: Kepala Desa (KADES) Akeara Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) Okto M. Sahabang yang melakukan pemberhentian perangkat desa menuai banyak protes dan menjadi keresahan bagi masyarakat setempat, namun menurut Kepala Desa, bahwa pemberhentian tersebut sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku.

Hal ini diungkapkan oleh Kades Akeara, Okto M. Sahabang kepada cerminnusantara.com saat di temui dikantor desa Akeara, Kec. Jailolo Selatan, Rabu (06/08/19) siang tadi.

Dia menjelaskan, pemberhentian tersebut jelas diatur dalam pasal 51 ayat 3 UU No 6 TA 2014 tentang Desa, sehingga pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa adalah hak penuh kepala desa UU memberikan keleluasan dan kewenangan kepala desa dalam menggantikan dan mengangkat perangkat desa tetapi ada batasan-batasan dan mekanisme yang jelas.

Kan ada mekanismenya, tidak semena – mena langsung diganti, kalaupun kesalahanya sudah jelas harus diusulkan kepada Pemerintah Kecamatan,” tegas Okto

Lanjut Okto, rujukan dalam hal memberhentian perangkat desa juga termaktup dalam Permendagri No 83 TA. 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa dan Perda No 8 TA. 2016 yang mengatur tentang kaur lama dan kaur yang baru.

Jadi terkait pemberhentian perangkat desa Badan Permusyawarat Desa (BPD) juga tidak bisa terlibat sebab saya kepala desa hanya membangun komunikasi dari pihak Kecamatan dalam hal itu Camat,” ungkap Okto yang juga mantan Kaders GMNI Halbar itu.

Okto menambahkan, “tidak sewenang-wenang kepala desa memberhentikan perangkat desa. ini hanya ada sekelintir orang yang ingin memprovokasi dan membuat keresahan atas nama masyarakat saja”. (fs)

Optimis Maju Cakada Halsel, MHI Sorot Empat Partai

Halsel, CN : Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara periode 2020-2025, sejumla Calon Kepala Daerah (CAKADA) mulai bermunculan.

Kepada cerminnusantara.com, Muhammad Hi. Ismail (MHI) minggu dini hari menyampaikan keseriusan sikapnya untuk bertarung sebagai Calon Bupati Halmahera Selatan 2020 mendatang

MHI, menjelaskan keseriusannya bertarung ini atas permintaan sejumlah tokoh dan masyarakat di halmahera selatan yang mendorong dirinya untuk maju sebagai calon bupati

“keseriusan saya maju ini karena sejumlah tokoh dan masyarakat yang medorong saya untuk maju calon bupati. Ungkap MHI

Pria yang juga mantan Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Utara ini telah mendaftar di Partain Amanat Nasional (PAN) Halmahera Selatan Pekan Kemarin, dan rencananya besok 26/08/2019 pihaknya mendaftar ke Partai Golkar, dirinya juga mengaku suda berkomonikasi dengan partai Golkar, PKPI dan PKS, bahkan dirinya berharap PKS bisa memberikan rekomendasi kepadanya sebagai calon bupati Halmahera Selatan.

“Saya suda mendaftar ke PAN, besok baru ke Golkar, untuk komunikasi partai, saya sudah komunikasi dengan Golkar, PKPI dan PKS, dan saya berharap PKS bisa memberikan Rekomendasi ke saya. ungkap MHI

Di kesempatan ini MHI juga berharap kepada masyarakat halsel yang selalu memberikan dukungan kepadanya agar tidak termakan isu yang salin menjatuhkan. Tutup MHI. (red)

Helmi Umar Muchsin Resmi Mendaftar Ke Partai Golkar

Wakil ketua tim penjaringan Partai Golkar Halsel (Tamrin Hi Hasyim)

Labuha, CN- Di hari ke tiga pasca dibukanya pendaftaran penjaringan oleh DPD II Partai Golkar Halmahera Selatan (Halsel) tercatat sudah Enam Bakal Calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati pada pemilihan kepala daerah 2020 mendatang.

Tepatnya hari ke tiga, Minggu 25/8/2019 Bakal Calon Wakil Bupati, Helmi Umar Muchsin resmi mendaftar ke Partai Golkar dengan dibuktikan pengambilan formulir pendaftaran Bakal calon Wakil Bupati yang diwakili tim pemenangan Haedar Mahmud

Dengan begitu tercatat sudah Enam Kandidat Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati pada pemilihan kepala daerah 2020 mendatang, Lima Bakal Calon Bupati diantaranya, Usman Sidik, Bupati Petahana Bahrain Kasuba, Bahri Hamisi, H.Muchsin Saleh Abubabakar SH.MH. dan Helmi Umar Muchsin, Sementara bakal Calon Wakil Bupati, Jafar Umar.

Sementara Wakil Ketua Tim Penjaringan Partai Golkar Tamrin Hi Hasyim mengatakan,” pendaftaran kita buka dari tanggal 23/8 Jum’at kemarin sampai pada tanggal 27/8, sementara pengembalian Formulir Bakal Calon dimulai tanggal 28/8 sampai pada tanggal 2 September 2019. Esoknya tanggal 3 September Verifikasi berkas Bakal Calon, ditanggal 4 September kita lakukan pleno penetapan Bakal Calon sekaligus pengumuman pemberitahuan Bakal Calon,” tutup Tamrin.(Red)

Tiga Lembaga ini Menemukan Penyakit Langka

Ternate, CN : Tiga lembaga peduli perempuan dan anak, Clerry Cleffy Institute (CCI), Marisza Cardoba Foundation (MCF), dan Firda Athira Foundation (FAF) melaksanalan seminar edukasi tentang penyakit autoimun yang kini menjadi epidemi di berbagai belahan dunia.

Kegiatan yang dikemas dengan bertajuk “AUTOIMUN BERBAGI BAHAGIA (ABB) WEKEND MARKET” ini digelar di 10 kota besar dan dengan harapan dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk mengenal dan menerapkan pola hidup sehat menyeluruh sekaligus memeberikan dukungan kepada ODAI (Orang Dengan Autoimun) agar dapat tetap aktif dan berdaya.

Kota Ternate berkesempatan menjadi tuan rumah ke-4 untuk kegiatan tersebut, seminar dilaksanakan di Dafam Hotel yang berada dikelurahan Jati, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara. Minggu (25/08/2019)

Menurut Prof.Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp. PD, KHOM, sebagai dewan pengawas mengatakan Autoimun, adalah sebuah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara benda asing yang membahayakan tubuh dengan bagian tubuh penderitanya, sehingga menyebabkan keluhan kesehatan kronis bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital

Autoimun memang penyakit yang mematikan namun bisa dikendalikan. Penyebabnya akibat terpapar bahan-bahan kimia atau yang dianggap tidak natural oleh tubuh. Sumber bahan-bahan kimia itu antara lain makanan-makanan yang ada di sekitar kita, yang sangat logis menjadi perangsang rusaknya anti bodi dalam tubuh. Dua generasi lalu,penyakit autoimun sangat langka. Tapi sekarang, jumlahnya meningkat tajam dan kebanyakan generasi muda yang menderitanya,”jelas Prof. Aru.

Lanjutnya, Celakanya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit berbahaya ini masih dirasakan kurang. Pada hal diduga kuat penderitanya di Indonesia bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta orang. Sekitar 80 persen penyintas autoimun adalah perempuan usia produktif, dengan gejala yang mirip dengan penyakit lainnya seperti nyeri sendi, mudah lelah, rambut rontok, sering sariawan, demam yang tidak beraturan, dan sebagainya.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik, namun gaya hidup dan faktor lingkungan memegang peranan jauh lebih penting.Belum ada obat yang dapat memulihkan seseorang dari kondisi autoimun.

Penyakit ini dapat dicegah atau dikontrol dengan penerapan pola hidup sehat menyeluruh. Dua lembaga masyarakat, yakni Firda Athira Foundation (FAF) yang di dirikan seorang anak muda generasi milenial yang amat peduli terhadap penyakit autoimun, Firdha Athira,dan Clerry Cleffy Institute (CCI) yang didirikan psikolog perdamaian Dwi Prihandini, menyatakan dukungannya dan berpartisipasiaktif dalam mewujudkan program nasional senyum Indonesiaku.

Dengan dukungan teman dan sahabat,penderita autoimun, khususnya sesama anak muda, akan punya daya juang lebih dan menganggap apa yang dideritanya bukan sebuah halangan untuk menggapai masa depan dan meraih cita-citanya,”ujar Firdha Athira.

Senada dengan Firdha, psikolog perdamaian yang juga inisiator kegiatan, Dwi PrihandiniS.Psi,M.Si juga menyoroti pentingnya edukasi tentang autoimun dan melakukan inisiatif agar komunitas autoimun mendapat dukungan dan hak yang sama untuk lebih berdaya dalam kehidupan dimasyarakat.

Di Indonesia, Autoimun telah menjadi epidemi dengan lonjakan angka penderita yang tajam,” ujiar Dwi Prihandini.

Dibutuhkan edukasi massif agar masyarakat dapat mengenali keberadaan autoimun dan mewaspadainya melalui penerapan pola hidup sehat menyeluruh. “Autoimun adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Orang dengan Autoimun atau ODAI produktivitasnya menurun, hanya mampu beraktivitas 5-6 jam sehari.

Bayangkan bila fenomena ini terus meningkat di Indonesia, pemerintah akan semakin kewalahan menanggung anggaran kesehatan yang begitu besar, apalagi penyakit ini belum dapat disembuhkan. Penderita Autoimun di Amerika Serikat berjumlah 50 juta orang, namunjumlah penderita di Indonesia yang berhasil kami himpun dan berdayakan baru mencapai 5.000 orang, karena kendala data valid dari pemerintah yang belum tersedia.

Hal ini bisa jadi disebabkan. karena gejala autoimun mirip dengan penyakit lainnya dan masyarakat juga enggan memeriksakan penyakitnya secara menyeluruh karena khawatir masalah pembiayaan yang tidak sepenuh nya di tanggung oleh BPJS.

Oleh karena itu langkah terbijak adalah sejak dini masyarakat Indonesia sudah harus menerapkan Lima Dasar Hidup Sehat atau pola hidup sehat menyeluruh yang terbukti telah berhasil meningkatkan kualitas hidup para ODAI hingga dapat kembali beraktivitas normal, yang pastinya juga akan sangat bermanfaat untuk kualitas kesehatan masyarakat luas,” jelas Marisza Cardoba, pendiri Marisza Cardoba Foundation (lembaga masyarakat yang aktif mengedukasi masyarakat tentang autoimun dan Lima Dasar Hidup Sehat,serta pemberdayaan penyintas autoimun). (Red)