Aksi Berujung Bentrok, Gabungan Aliansi Mahasiswa Gane Barat Minta Kades Koititi di Copot

HALSEL, CN – Aliansi Mahasiswa Gane Barat bersana Masyarakat Desa Koititi melakukan unjuk rasa di depan Kantor Desa koititi Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Kamis (18/6/20) dini Hari Pukul 10.00 WIT.

Di ketahui, Aksi Gabungan mahasiswa Dari Desa Doro, Koititi dan Cango yang membentuk Aliansi Mahasiswa Gane barat itu di lengkapi satu Unit Pic Up, Soun sitem dan spanduk,

Aksi mahasiswa itu berujung ricuh, Pasalnya pemerintah Desa beserta Orang suruan Kepala Desa melakukan tindakan peremanisme dan memukul Salah satu mahasiswa Asal Doro yang melakukan Aksi, beruntung aksi premanisme cepat di cegah oleh aparat keamanan dari polsek Gane Barat dan Koramil Saketa.

Sebelumnya, mahasiswa dan masyarakat Desa koititi meminta kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk membuat Petisi pencopotan Musli marasabessy sebagai kepala Desa Karna di nilai gagal, namun permintaan mahasiswa dan masyarakt tak pernah di respon.

Krdinator Lapangan Alvian Ali dalam orasinya yang dihimpun Wartawan Cerminnusantara.co.id menyampaikan bahwa ketika musli Marasabessy di lantik pada tahun 2017-2020 jarang berada di Desa selin jarang berada di Desa musli juga tidak Transparan dalam pengelolaan Dana Desa.

“Musli Marasabesi adalah kades Goib alias jarang berada di Desa, selain jago menghilang, musli juga pandai menggoibkan Dana Dana,” Kata Alvian dalam orasinya.

Lanjutnya, Musli yang dilantik pada tahun 2017 sampai saat ini tidak tranparan dalam pengelolaan Dana Desa, bahkan banyak pos anggaran pembinaan dan pemberdayaan yang tidak di realisasikan, bahkan saat ada pos anggaran yang direalisasikan pun tidak maksimal.

Mahasiswa Asal Desa Doro ini juga menyampaikan bahwa dalam kondisi negara yang melawan wabah Covid-19 ini semestinya peran pemerintah Desa Koititi dalam pencegahan lebih optimal bukan malah menambah beban dan membuat masyarakat lebih resah.

“Sebagai pemimpih, Musli seharusnya paham dan patuh terhadap peraturan, bukan seenaknya mengambil kebijakan yang merugikan rakyat. Anggaran tahap pertama 40% di tahun 2020 ini, semestinya ada langkah dan upaya untuk melakukan pencegahan covid dan Pembagian BLT sesuai aturan yang di tetapkan oleh Pemerintah pusat maupun daerah,” teriaknya.

Ia juga menyampaikan bahwa aksi ini akan tetap berlanjut sampai di ibu Kota Babupaten Halsel dan karna Kepala Desa tak berada di Desa, Massa aksi kemudian melakukan Pemalangan Kantor Desa sebagai bentuk protes dan meminta Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba untuk segera mencopot Musli Marasabessy sebagai Kepala Desa Koititi. (Hafik CN)