HALSEL, CN – Terkait tuntutan Mahasiswa soal Legalitas Kampus STAIA Alkhairaat Labuha Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) mendapat Kecaman dari berbagai pihak diantaranya Muhlis Ms. Ahya, Mantan Dosen STAIA Labuha ini pun angkat Bicara.
Kepada Media cerminnusantara.co.id Minggu (21/6/2020). Muhlis menyampaikan bahwa mestinya pihak kampus harus jujur dan terbuka kepada seluruh Mahasiswa, mengapa? Banyak masalah yang menjadi kendala, sehingga Kampus belum bisa diagreditasi oleh BAN-PT, agar jangan terkesan hanya mengelak.
Jika pihak kampus kemudia tidak mampuh menjelaskan, maka menjadi kewajaran jika Mahasiswa geram dan memprotes pihak Kampus karena tidak mampuh memberikan penjelasan kepada Mahasiswa dengan baik.
“Mahasiswa punya Hak mencari tahu, sebab ini soal masa depan mereka, mahasiswa hanya butuh transparansi dari pihak Kampus, agar mereka puas dengan apa yang disampaikan,” ucap Muhlis.
Ia juga mengatakan bahwa Mahasiswa Lulusan 2019 yang sampai saat ini belum menerima Ijazahnya, mereka juga merasa dijolimi, sebab sudah 1 Tahun lebih tidak menerima ijazah, ini kan aneh.
Belum lagi mereka merasa dirugikan, karana beberapa kesempatan TES CPNS mereka tidak bisa ikut serta.
“Olehnya Saya dan teman-teman meminta kepada Ketua Yayasan Alkhairaat Labuha Halsel Kh. Abdul Gani Kasuba. Lc agar segera mencopot Pimpinan STAI Alkhairaat Labuha Karena dinggap tidak berhasil mengelola Kampus selama ini,” pintanya.
Muhlis juga mengatakan, seharusnya Mahfudz Kasuba diganti dengan orang yang lebih berkompeten dan jangan lagi pemimpin yang berstatus PNS, sebab tidak ada kontribusi secara administrasi di Kampus.
“Kemudian saya juga ingatkan kepada Dosen atas nama Ibu Mahani Ammarie dan yang terhormat Bapak Muhammad Silmi, lebih baik Fokus saja pada perbaikan Kampus terkait agreditasi, jangan sibuk memfitnah sana sini, dengan dalih yang tidak jelas,” tegansya.
Menurut hemat saya dan beberapa teman yang sempat mengajar di STAI AlKhairaat Labuha, bahwa jikalau pihak kampus merasa tidak ada masalah kenapa seperti orang ketakutan.
“Dan perlu saya sampaikan bahwa sampai kapanpun agreditasi itu tidak bisa diselesaikan jikalau hanya sibuk mencari siapa yang menunggangi gerakan Mahasiswa,” katanya.
Sebab kata Muhlis, tanpa di tunggangi pun Mahasiswa akan bergerak karana mereka yang mengalaminya, apalagi mereka saat ini sudah pada Studi Akhir, sebab itu mereka akan gelisah soal itu, mereka itu bukan Batu atau Batang Pisang kemudian hanya duduk dan diam saja, mereka akan terus menuntut hak mereka, apalagi fungsi mahasiswa juga sebagai Agen Of Control.
Mantan Dosen STAIA Labuha itu juga mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya sudah tidak lagi urusan dengan persoalan Kampus, karena selalu dituduh sebagai dalang dari gerakan mahasiswa, maka dengan terpaksa kami harus ikut berkomentar.
“Jadi sekali lagi terkait soal legalitas Kampus bagi kami, Pimpinan dan perangkat-Prangkat-Nya gagal dalam mengelola Kampus selama ini, dibuktikan dengan legalitas Kampus yang sampai saat ini belum tuntas,” tandasnya.
Lanjut Muhlis, Jangan lagi mengelak yang terkesan Membohongi Mahasiswa, Jika masih Mengelak saya akan Beberkan sistem pengelolaan yg selama ini terjadi di Kampus. Bila perlu kami para mantan Dosen di undang untuk Hadir Bersama untuk Hering dengan DPRD.
Muhlis kemudian menjelaskan bahwa, sebab sebagian Dosen yang sudah Ber NIDN mengundurkan diri juga dengan alasan bahwa Menajemen Kampus yang sudah tidak sesuai dengan Statuta dan Tri Darma Perguruan Tinggi. Bahkan Dosen yang mengundurkan diri itu meminta pencabutan nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), Tetapi sampai saat ini tidak dicabut, ini juga merugikan yang bersangkutan.
“Itu sebabnya, untuk menjaga Eksistensi dan marwah Alkhairaat, kami meminta kepada Ketua Yayasan Alkhairaat Halsel (KH. Abdul Gani Kasuba, Lc) agar segera mencopot Pimpinan STAI Alkairaat dari jabatannya, jika dibiarkan maka Banyak Mahasiswa yang dirugikan, bila perlu kembalikan ia ke pemerintah Daerah agar bisa melaksanakan tugasnya sebagai PNS,” tutupnya. (Red/CN)