GP Ansor, NU dan IKA PMII Gandeng PKC Malut Peringati Isra Mi’raj

TERNATE, CN – Nahdlatul Ulama (NU) Maluku Utara bersama Gerakan Pemuda (GP) Ansor Maluku Utara bersama Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Maluku Utara dan Pengurus Kordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Maluku Utara menggelar kegiatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, bertempat di Rektorat Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara (UNUTARA) atau Sekretariat IKA PMII Malut, tepatnya di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Ternate, Jumat (12/3/2021) malam.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan Warga Nahdliyyin di kota Ternate dengan protap kesehatan dengan memakai masker dan jaga jarak.

Dalam sambutan dan arahannya, La Bani Ladesi, sebagai Ketua LPTNU/pengurus NU Maluku Utara mengajak warga Nahdliyyin untuk tetap menjaga 2 hal, pertama: Hablum minallah yakni menjaga hubungan dengan Allah yaitu harus menjaga shalat 5 Waktu, yang ke 2 adalah Hablum minannas menjaga hubungan dengan sesama manusia.

“Dua hal ini tidak boleh putus,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Ansor Maluku Utara, Mukhtar Yusup dalam sambutannya menyampaikan pentingnya meneladani sikap dan perilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

“Rajinlah shalat, membantu antar sesama dan seringlah bersedekah, menjaga silaturahim kita, terutama antar Lembaga baik di internal NU dan banon, juga dengan lembaga kepemudaan dan organisasi keagamaan di negeri ini, pembinaan kepada warga sehingga negeri tetap aman tentram, warga bangsa beraktifitas lancar dan damai,” ucapnya.

Hikmah Isra Mi’raj di sampaikan oleh Ustadz Said Hamzah, S.Ag, M.Pd.I Dalam tausiahnya beliau menyampaikan bahwa Isra dan Miraj adalah dua peristiwa yang berbeda namun berlangsung dalam waktu yang sama. Peristiwa ini memiliki banyak hikmah Isra Miraj, di mana perjalanan Rasul ke langit yang bisa untuk menentukan beberapa waktu terbaik isra diceritakan yaitu sebagai kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Lanjutnya, Mi’raj berarti kisah perjalanan Muhammad Rasulullah dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, peristiwa ini terjadi sebagai bentuk Rasul menerima perintah Allah menjalankan shalat lima waktu dalam sehari semalam.

“Tego tego mai sabea, tagih tagih mai sabea, hotu-hotu Mai sabea (Duduk-dudukpun shalat/sembahyang, jalan jalan pun shalat, tidur tidur pun shalat) ini harus di artikan secara utuh jangan sepenggal-sepenggal, bukan cuman shalat yang dikerjakan, tapi amal dan perbuatan juga harus sesuai,” kata Ustadz. (Ridal CN)