Stok BBM Menipis, PLN Padamkan Listrik Total di Weda

HALTENG, CN – PT. PLN Cabang Weda, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), kembali padamkan Listrik total karena stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar menipis.

Pemadaman dilakukan sejak pukul 22.00 WIT hingga BBM tiba itu membuat Daerah produsen Nikel gelap gulita.

Layanan Pengaduan PLN melalui petugas Dinas Gangguan saat dikonfirmasi mengatakan, pemadaman Listrik total tersebut disebabkan minimnya stok Solar untuk menghidupkan pembangkit Diesel PLN.

Tong tara bisa pastikan sampe Jam berapa. Sampe skrang, stok BBM terlambat masok. Blum bisa pastikan,” kata petugas di Dinas gangguan kepada wartawan melalui via Whatsapp, Kamis (16/11/2023).

Ditanya soal berapa jumlah Kiloliter jatah solar untuk PLN Weda per-harinya? Layanan Pengaduan melalui Dinas Gangguan tidak bisa menjawab dan mematikan sambungan telepon WhatsApp-Nya.

Sementara pantauan media ini, kondisi di Kota Weda sangat minim penerangan. Sehingga Warga dengan terpaksa menggunakan Genset untuk penerangan Rumah dan Jalan sekitar. (Abi CN)

Proyek Jalan Produksi di Desa Sibenpopo Diduga Serobot Lahan Warga Tanpa Izin

HALTENG, CN – Proyek yang dikerjakan CV. Halmahera Energi dengan nilai kontrak Rp. 119.900.000, Volume Pekerjaan 350 meter yang berlokasi di Desa Sibenpopo menyerobot lahan warga tanpa izin pemilik Muhammad Muhiddin, warga Desa Bobane Indah, Kecamatan Patani Barat, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut).

Hal ini disampaikan langsung Muhammad Muhidin, saat ditemui media ini pada Kamis (16/11/2023).

Muhammad Muhidin mengungkapkan kekesalan terkait pelaksanaan Proyek Jalan Produksi yang mengakibatkan ratusan pohon Sagunya digusur tanpa ganti rugi dan bahkan tanpa pemberitahuan yang baik dari pihak Kontraktor pelaksana yaitu PT. CV. Halmahera Energi.

“Proyek ini tidak ada pemberitahuan ke saya, mereka (Kontraktor) langsung gusur pohon Sagu dan sama sekali tidak beri ganti rugi apapun,” ungkap Muhammad Muhidin.

Lelaki Tua berusia 57 Tahun ini juga mengungkapkan bahwa dirinya yang hanya petani biasa dengan kondisi ekonomi yang lemah sama sekali tidak tahu harus mengadu ke siapa.

“Saya ini hanya petani biasa, ekonomi juga lemah. Jadi tidak tahu mau mengadu ke siapa. Saya sudah mengadu ke Pemerintah Desa juga tidak ada yang perduli. Jadi saya datang ke Weda dengan Motor busuk ini mau mengadu langsung ke Bupati,” akunya.

Sementara itu, Gabriel Matahari selaku pengelolah Jalan Produksi tersebut dikonfirmasi mengatakan bahwa lahan tersebut bukan milik Muhammad Muhidin, tapi milik Tan, warga Desa Moreala.

“Untuk penjelasannya yang kami tahu bahwa Dusun tersebut dong Tan punya,” jelasnya.

Terpisah, Hamdan Halil, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Forum Mahasiswa Maluku Utara (PB FORMMALUT) Jabodetabek,  dikonfirmasi media ini mengaku sangat menyayangkan dan mengecam keras penyerobotan lahan atas nama pembangunan Jalan Tani tanpa pembicaraan terlebih dahulu dengan pemilik lahan tersebut.

“Kami meminta kepada Pj Bupati Halmahera Tengah segera melakukan mediasi penyelesaian masalah. Sembari melalukan evaluasi menyeluruh kepada Dinas terkait dan para Kontraktor. Sehingga kejadian semacam ini tidak kembali terulang lagi,” pintanya. (Abi CN)

Pasar Murah yang Diselenggarakan Disperindagkop Halteng Tuai Protes 

HALTENG, CN – Upaya Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), menekan lajunya inflasi perlu dioptimalkan untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan masyarakat.

Pasalnya, pasar murah yang diselenggarakan Pemda Halteng melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Perindagkop) dalam rangka pengendalian inflasi dan stabilisasi harga pangan di Kota Weda dan Weda Selatan menuai protes warga dan netizen.

Salah satu warga yang enggan namanya dipublis mengatakan, upaya Pemda Halteng menekan lajunya inflasi melalui program kegiatan pasar murah perlu melakukan survei terlebih dahulu dan melakukan seleksi. Dalam hal ini, memperhatikan apa yang paling dibutuhkan masyarakat dan siapa yang akan membeli.

“Tidak bisa dipungkiri karena lemahnya pengawasan. Ada beberapa bahan pokok dari pasar murah itu dijual kembali ke masyarakat oleh pembeli siluman (Pedagang). Lah kalau seperti ini, apakah itu yang disebut dengan tujuan Pemerintah dalam menggelar pasar murah bisa tercapai dan sesuai dengan sasaran,” ujarnya, Rabu (15/11/2023).

Hal senada juga disampaikan salah satu pemilik Akun Facebook (FB) di Grub FB Nuansa Halmahera Tengah. Dalam ciumannya, ia mengatakan bahwa bahan pokok dalam pasar murah ini diprioritaskan untuk masyarakat kalangan menengah kebawah.

“Yang jualan Kios-kios tuh jangan ambe banyak-banyak baru jual ulang, pasar murah itu biarlah torang masyarakat biasa beli untuk makan hari-hari, kong kios-kios ngoni angkat sampe baru jual ulang itu seee” cuitannya.

Terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Form Mahasiswa Maluku Utara Sejabodetabek (PB-FORMMALUT) Hamdan Halil mengatakan, titik lokasi operasi pasar murah harusnya diperbanyak pada Daerah-daerah terpencil yang lebih terdampak inflasi.

Dia menilai, program pasar murah tersebut cukup membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apalagi disaat harga sejumlah bahan pokok mulai naik saat ini. Lalu, bagaimana dengan Daerah-daerah terpencil yang ada di Halteng, khususnya di wilayah Patani, Gebe dan lainnya.

“Kami berharap program kreatif ini bisa dinikmati seluruh rakyat Halmahera Tengah tanpa terkecuali,” harapnya.

Hamdan menambahkan, problem inflasi ini tidak semata kenaikan harga terus menerus, namun menjadi masalah krusial adalah pendapatan perkapita yang berdampak pada daya beli masyarakat. Apalagi Halteng masih menyandang kabupaten termiskin di tengah pengelolaan kekayaan sumber daya alam.

“Tak dapat dipungkiri, inflasi juga bertemali dengan problem kemiskinan. Sehingga perlu dipikirkan pengorganisasian pekerjaan berbasis komoditas unggulan yang terintegrasi dengan skema industri serat rumah tangga melalui UMKM/Koperasi,” tutupnya. (Abi CN)

HNSI Halteng Beri Support ke Pemda saat Launching Kampung Mina Padi di Desa Lembah Asri

HALTENG, CN – Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Halmahera Tengah (Hateng), Provinsi Maluku Utara (Malut), memberikan support kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Halteng menginventarisir tantangan dan ancaman yang dihadapi para nelayan yang ada di Halteng, untuk kemudian diberikan solusi terbaik.

Hal ini diucapkan Ketum DPC HNSI Halteng, Badar saat menghadiri Launching Kampung Mina Padi di Desa Lembah Asri, Weda Selatan, pada Senin (13/11/2023).

“Kegiatan ini sangat bagus untuk dikembangkan. Olehnya itu, Pemda Halteng terus melakukan terobosan-terobosan untuk memberikan ide dan gagasan yang inovasi kepada nelayan secara umum. Karena nelayan terdiri atas nelayan tangkap, nelayan budidaya, dan pengusaha nelayan,” ujarnya.

Lanjut Badar, Malut masuk di Wilayah Pengelolah Perikanan (WPP) di 715. Baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, sangatlah luar biasa. Ini semua membutuhkan dukungan Pemerintah.

“Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan, tentunya bahwa dalam system Mina Padi ini, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu fasilitas yang menunjang sehingga menghasilkan kualitas yang bagus. Dimana, bibit dan lahan harus disiapkan serta pengairan yang maksimal. Karena bicara soal budidaya akuakultur itu adalah soal proses larva sampai dewasa,” jelasnya.

DPC HNSI Halteng, merupakan mitra strategi Pemda Halteng untuk mensejahterakan nelayan.

“Maka dari itu, Pemerintah kita harus sejalan karena untuk membangun system ini, harus berantai. Harus ada obat dan pakannya. Jadi dalam system Mina Padi ini butuh pengawasan karena didalamnya ada Padi dan Ikan,” tutupnya. (Abi CN)

Launching Kampung Mina Padi di Desa Lembah Asri, Pj Bupati Halteng: Tetap Semangat Berkarya

HALTENG, CN – Penjabat (Pj) Bupati beserta jajaran OPD Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), melaunching Kampung Mina Padi di Desa Lembah Asri Kecamatan Weda Selatan, Senin (13/11/2023).

Lokasi kawasan percontohan pertanian terpadu antara perikanan, pertanian, pariwisata, pendidikan dan ekonomi kreatif yang sekaligus sebagai tempat edukasi masyarakat umum ini, didukung oleh lintas sektor yang terintegrasi yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Halteng, BUMN, Perbankan dan masyarakat secara umum.

Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Halteng, Mufti Murhum, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini bagian dari program prioritas Pj Bupati Halteng, yaitu program pengentasan kemiskinan dan program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Alhamdulillah atas dorongan dan motivasi dari pak Bupati, hari ini kita mulai launching Kampung Mina Padi ini untuk menjadi satu kawasan wisata, edukasi, pengembangan kuliner dan lain-lain,” ucapnya.

Mufti mengaku, meski masih banyak kekurangan dalam acara Launching tersebut, pihaknya terus berkoordinasi dalam kerja sama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) untuk membangun fasilitas wisata di kawasan ini.

“Sebenarnya yang kami inginkan
pada saat launching ini, ada tambahan fasilitas yang kurang lebih kalau kita presentasikan sudah diatas 70 persen, namun kerja sama kami dengan Pemerintah Desa terkendala pencairan anggaran di tingkat Desa, sehingga tanggung jawab mereka untuk membangun Gazebo mengelilingi kawasan ini belum terpenuhi,” akunya.

“Dua Minggu ke depan, tambahan gazebo itu akan di bangun lebih lengkap. Agar ketika ada kunjungan tamu atau wisatawan yang kesini, mereka sudah bisa menikmatinya dengan lengkap,” tambahnya.

Lanjut Mufti, selain Mina Padi, kawasan ini juga ada kolam yang permanen untuk pembesaran Ikan kemudian ada juga kolam pemijahan.

“Mudah-mudahan dengan konsep yang baru ini yang kita tawarkan ke depan bisa menjadi kampung perikanan cerdas atau smart fisheries village, menjadi perhatian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” pungkasnya.

Senada, dalam sambutan Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Ambon mengatakan, untuk menuju Kampung Perikanan cerdas atau Smart Fisheries Village, konsep ini yang sangat bagus. Karena Konsep Kampung Perikanan Cerdas sendiri yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan terkoneksi dengan sektor lain khususnya pariwisata.

“Insha Allah, ini tinggal dikembangkan saja. Tentu ini harus didukung oleh seluruhnya, baik Pemerintah Pusat, Daerah, maupun teman-teman dari BUMN dan Perbankan. Muda-mudahan, Desa ini menjadi kampung budi daya berbasis daratan Mina Padi. Seperti desa panambanan, salah satu Desa kampung perikanan cerdas percontohan yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Halteng Ir. Ikram Malan Sangaji M.Si memberikan dukungan dan mengajak masyarakat memanfaatkan lahan yang tersedia untuk menyokong perekonomian dan menjadi produsen padi.

“Lahan yang di belakang, dibuka aja tu, biar kita jadi produsen padi,” pintanya.

Lanjut Ikram, untuk Program Mina Padi yang merupakan bentuk integrasi antara pertanian dan perikanan yang dikembangkan dalam satu lahan tersebut. Jangan pernah ada kata mundur untuk tetap mewujudkan Desa Mina Padi agar menjadi Desa yang berdaya saing. Tetap semangat berkarya di Bidang perikanan dan pertanian, sehingga bisa mewujudkan ketahanan pangan di Halteng.

“Dalam program kegiatan ini, jangan pernah ada kata mundur. Maju terus, Tetap semangat berkarya di Bidang Perikanan dan Pertanian, sehingga bisa mewujudkan ketahanan pangan di Halmahera Tengah,” cetusnya.

Dihadapan petani, Pj Bupati Halteng mengapresiasi panen Padi beberapa waktu lalu, produksi Padi dari Januari sampai September Tahun 2023 167 ton.

“Dari hasil itu, saya berharap kepada petani bisa meningkatkan pendapatan, sayang kalau tidak ada pendapatan yang dihasilkan percuma ditanam,” tutupnya. (Abi CN)