2 Penginapan di Halteng Diduga Jadi Tempat Prostitusi

HALTENG, CN – Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), diduga kuat lalai mengontrol Penginapan yang menjadi sarang aksi maksiat.

Penginapan yang seharusnya menjadi tempat inap bagi orang yang bepergian atau berlibur, ternyata ada kamar inap yang diduga kuat disediakan untuk tempat prostitusi.

Penelusuran cerminnusantara.com pada Minggu (20/8/2023) malam, ada 2 Penginapan yang menjadi sarang Pekerja Seks Komersial (PSK) yakni Penginapan Rahmatia di Desa Nur Weda dan Penginapan Virly di Desa Were.

2 Penginapan itu ternyata memiliki Kamar khusus PSK untuk para Hidung Belang yang ingin melampiaskan nafsu birahi.

Ketua LSM Gele-Gele, Husen Ismail mengatakan, Pemda Halteng seharusnya lebih ketat memperhatikan Penginapan yang menjadi sasaran PSK dan para pria Hidung Belang.

“Di Weda ini ada beberapa tempat usaha terselubung. Dalam artian tempat sarang prostitusi yang berkedok Penginapan,” tuturnya.

“Pemerintah tidak boleh diam. Tapi harus lebih ketat dengan aturan, agar  supaya Penginapan dan Kos-kosan itu tidak dijadikan sebagai tempat maksiat,” tambahnya.

Selain itu, beberapa waktu lalu juga ada  pengakuan dari beberapa PSK penghuni Kamar Penginapan Rahmatia dan Penginapan Virly.

Dimana, Dua orang PSK yang namanya tidak sempat disebutkan itu mengakui bahwa tempat yang dihuninya sekarang itu untuk melayani para tamu Hidung Belang.

“Kami disini bayar harian. Untuk Kamar Rp 160.000 Perhari dan untuk melayani Tamu Rp 400.000,” aku kedua PSK itu.

Hingga berita ini dipublish, Kepala Dinas (Kadis) PTSP, Sofyan A. Gafur dan Kasat Pol PP Halteng, Hi. Sahabudin, masih dalam upaya konfirmasi. (Abi CN)

Usai Tentukan Pemenang, Panitia Lomba Karnaval HUT RI ke-78 di Halteng Tuai Kritik

HALTENG, CN – Panitia lomba Karnaval Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-78 di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), mendapat kritikan dari masyarakat yang turut menyaksikan, Jum’at (18/8/23).

Kritikan itu melalui Media Sosial (Medsos) di salah satu Akun Facebook atas nama Nyai Ratu Winaon usai penentuan pemenang lomba Karnaval HUT RI ke-78.

Menurutnya, penentuan pemenang sangat tidak obyektif karena penilaian dilakukan dengan pertimbangan pihak-pihak tertentu. Sehingga merusak kegiatan lomba Karnaval.

“Masyarakat capek-capek sewa kostum, sewa make up, bikin atribut, antraksi dari start sampe finish kong ngoni kase juara orang dalam yang cuma pake seragam kong cuma bajalang lurus-lurus dari start sampe finish tu, deng ngoni malu hati sadiki ee,” tulis di Akun Facebook Nyai Ratu Winaon.

“Karnaval tadi ni dia p hasil sama deng kejadian lalu saja ee, tusuk sandiri isi sandiri hitung sandiri,” cecernya.

Sementara, salah satu warga yang enggan menyebutkan nama kepada media ini mengatakan, masih banyak lebih baik dari penampilan perwakilan Dharmawanita yang menjuarai lomba tersebut.

“Keterwakilan yang menampilkan semangat dan keberagaman budaya dan adat istiadat Daerah itu seharusnya menjuarai lomba ini,” tukasnya.

Dengan hasil yang sudah ditetapkan Panitia Karnaval, banyak pihak menaruh curiga penentuan pemenang sengaja direkayasa oleh Dewan Juri.

Terpisah, Kadis Pariwisata Halteng selaku Koordinator lomba Karnaval, Salmun Saha tidak merespon saat dikonfirmasi hingga berita ditayangkan. (Abi CN)

Siswi Cantik Pembawa Bendera HUT Kemerdekaan RI ke-78 di Halteng Bercita-cita Jadi Kowad

HALTENG, CN – Salsabila Ahmad, siswi Kelas XII SMAN 1 Weda yang membawa Bendera Merah Putih dalam momentum upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-78, ternyata bercita-cita menjadi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Gadis cantik berdarah Weda tersebut terlihat dengan kepercayaan dirinya sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) dengan membawa Merah Putih untuk dikibarkannya saat momentum upacara HUT Kemerdekaan RI ke-78 yang berlangsung dilapangan Falcilno Weda, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), Jum’at (17/8/2023).

Disaat momentum upacara HUT RI ke-78 itu berlangsung, Salsa Bila tidak satupun membuat kesalahan hingga upacara kenaikan Bendera itu berakhir. Meski itu merupakan pengalaman pertama kalinya.

Ketika ditemui wartawan cerminnusantara.co.id, sesaat upacara Bendera berlangsung, Salsabila Ahmad mengaku, perasaannya saat membawa Bendera tersebut merasa sedikit deg-degan. Namun, ia senang bisa mengakhirinya dengan baik.

Awalnya, menjelaskan bahwa seleksi untuk masuk sebagai Paskibraka dilewatinya dengan banyak Tahap. Mulai dari berat badan, fisik, kesehatan, wawancara dan lain sebagainya.

Sementara ditanya mengenai cita-citanya kelak setelah tamat dari SMA, gadis cantik dan menawan itu dengan cepat mengatakan, ia hanya ingin bisa menjadi seorang KOWAD.

“Saya ingin jadi Kowad. Saya baru umur 17 tahun,” tuturnya Salsa sapaan akrabnya. (Abi CN)

Kecamatan Weda Kembali Dikepung Banjir

HALTENG, CN – Wilayah Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara (Malut), kembali dikepung banjir dengan ketinggian air setinggi lutut orang dewasa.

Bencana banjir melanda karena hujan deras mengguyur pada pukul 15.30 hingga 17.00 WIT, Selasa (15/8/2023) malam.

Akibatnya, warga mengalami kerugian materiel. Hal itu diakui Mita, salah seorang korban Banjir di Desa Ake Ici Kecamatan Weda.

Mita bilang, terjadi kerusakan beberapa barang perabot di  rumah miliknya maupun rumah warga lainnnya.

“Pemerintah Daerah khususnya Dinas Bencana Alam, kalau bole bergerak dengan cepat dengan keadaan seperti ini,” pinta Mita.

Mita mengatakan, di Kecamatan Weda merupakan area rawan Banjir.

“Disini memang area rawan banjir, jadi setiap hujan sedang dan deras pasti banjir,” ujarnya.

Sementara warga lainnya, Titi menerangkan, akibat banjir sering terjadi di Daerah itu, lantaran tidak ada saluran Drainase. Sehingga dirinya berharap, ke depannya Pemda Halteng memberikan perhatian khusus. Sebab, di lokasi tersebut merupakan area rawan banjir yang memerlukan penanganan serius.

“Daerah sini tidak ada Saluran air. Jadi kalau hujan sebentar saja, sudah pasti terjadi banjir,” tukas Titi. (Abi CN)