Jalan Babang-Sayoang Tidak Selesai, Oknum ASN PU Halsel Diduga Kuat Korupsi Anggaran Ratusan Juta Rupiah

HALSEL, CN – Ada-ada saja sikap Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Halmahera Selatan (Halsel). Provinsi Maluku Utara (Malut) Pasalnya, mereka diberikan amanah untuk mengelola anggaran publik tetapi justru anggaran tersebut kuat dugaan dikorupsi oleh oknum-oknum yang diberikan tanggungjawab untuk mengelola.

Data yang diperoleh wartawan menyebutkan, Tahun 2019 lalu Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ruang mengalokasikan anggaran proyek tambal sulam tersebar di Desa Babang dan Desa Sayoang dengan pagu anggaran tersebar. Rp. 600 juta lebih yang dikerjakan secara swakelola dan diberikan tanggungjawab  Mulyanto Hadi sebagai PPK.

Ironisnya, sebelum pekerjaan selesai, anggaran sekitar Rp. 600 juta tersebut sudah cair seluruhnya tanpa sepengetahuan PPK dan hanya diketahu oleh Kabid, Bendahara dan Kepala Dinas.

Padahal, projek tambal sulam jalan itu baru dikerjakan dari desa lapangan Babang menuju jalan arah ke Bibinoi dan sampai dirumah kebun milik mantan Bupati Halsel, sementara disebaran desa Babang lain dan desa sayoang belum sama sekali di tambal.

Dari volume pekerjaan itu material nya ditaksir baru sekitar 60 ton Aspal dari jumlah material yang ada dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) itu sebanyak 160 ton.

Sementara itu, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang, Ali Dano Hasan ketika dikonfirmasi wartawan belum lama ini melalui via WhatsApp terkait pekerjaan projek tambal sulam itu mengatakan, dirinya mengetahui pekerjaan itu selesai karena sudah ada permintaan dan itu urusan bidang. 

“Yang saya tau sudah selesai karena sudah ada permintaan dari Bidang yang mengelola anggaran itu,” ujarnya (Red/CN)

Kakan Kemenag Halsel Hadiri Peletakan Batu Pertama Mushola Al-Fitrah

HALSEL, CN – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) Drs. H. La Sengka La Dadu, M. Pd.I, Menghadiri dan memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Musholah Al- Fitrah sekaligus meletakan batu pertama pertanda dimulainya pembangunan Musholah yang dibangun di Lokasi MTs LPM dan MIS Al- Khautsar Desa Hidayat Kecamatan Bacan, Selasa (10/3/2020).

Dalam sambutannya, Kakankemenag Halsel menyampaikan bahwa dengan dimulainya pembangunan Musholah Al- Fitrah, berarti telah bertambah jumlah musholah yang telah dan akan dibangun dilingkungan Madrasah khususnya di Halmahera Selatan.

Lanjutnya, Disamping musholah sebagai tempat untuk beribadah, juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk belajar dan mempraktekkan ilmu agama bagi anak didik yang ada di Madrasah.

“Tentunya kita semua berharap kedepan Madrasah dapat melahirkan generasi muda yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan namun juga memiliki akhlak dan krakter religius sebagai modal dasar pemantapan dari pengamalan nilai-nilai ajaran agama, baik di lingkungan Madrasah maupun bermasyarakat,” Tegasnya.

Sebelumnya, H. Alhajir K. Marsaoli, selaku Ketua yayasan menyampaikan bahwa pembangunan musholah Al- Fitrah merupakan sebuah bentuk kepedulian yayasan dan Pemerintah Desa Hidayat serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan keagamaan.

“Sebelumnya melalui dana desa, telah dikucurkan dana untuk pembangunan 2 ruang kelas permanen yang sementara sudah memasuki tahap penyelesaian. Dan insya Allah dalam waktu dekat dapat difungsikan sebagai ruang kelas MIS Al- Khautsar,” ujar Ketua Yayasan yang juga selaku Kepala Desa Hidayat.

Selesai menyampaikan sambutan, Kakankemenag langsung menuju lokasi pembangunan untuk melakukan peletakkan batu pertama, dan selanjutnya diikuti dengan peletakan batu oleh Kepala Seksi Pendidikan Islam, Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah serta Ketua Pokjawas dan disaksikan oleh seluruh tamu undangan yang terdiri dari Kepala Madarasah, Pimpinan Pondok Pesantren Al- Kahfi dan para Guru dan ASN serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Hidayat (Hafik CN)

Silaturahmi Dengan Sahabati, Bassam Kasuba Diminta Kembalikan Budaya Santuni Anak Yatim

HALSEL, CN – Calon Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) Ali Hasan Basam Kasuba saat bersilaturahmi dengan Sahabati di Desa Amasing Kecamatan Bacan Senin (10/3/2020) malam. Bassam Kasuba diminta kembalikan budaya santuni anak yatim dan para janda yang sebelumnya di lakukan Ayahandanya semasa menjabat sebagai Bupati Halmahera Selatan.


“Ketika Bapak Ustat H. Muhammad Kasuba tidak lagi menjabat sebagai Bupati Halmahera Selatan program santuni anak yatim piatu dan para janda, sudah hilang jadi apabila Allah membukakan pintu Rahmat kepada Bapak Bassam menduduki jabatan selaku Wakil Bupati kami menginginkan program itu di kembalikan khususnya santuni janda-janda dan anak yatim piatu,” ujar sala seorang Sahabati.

Menangapi hal itu, Bassam Kasuba menyampaikan bahwa, salah satu konsen kami, ketika Allah menghendaki sebagai Bupati dan Wakil Bupati maka ini menjadi perhatian utama.

“Memang kita lihat saat ini program-program yang sangat menyentuh masyarakat itu banyak yang hilang terutama santunan anak yatim piatu, orang meninggal, kemudian santunan imam, dan beberapa santunan lagi yang memang sempat menjadi program rutin di pemerintahan masa jabatan Ust. H Muhammad Kasuba,” ujarnya.

Menurutnya, Kalau dibilang berhenti itu tidak, namun program itu tetap ada karena memang di awal pemerintahan sekarang kita sempat susun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka periode selama 5 ( lima ) tahunan yang berisi penjabaran dari visi , misi , dan program kepala daerah. Sesuai dengan apa yang menjadi Prioritas yang sudah dibangun 10 tahun sebelumnya.

“Insya Allah kalau memang amanah ini dipercayakan dan kami terpilih untuk pimpin Halmahera Selatan lima tahun kedepan maka program itu akan kami kembalikan,” kata Bassam. (Red CN)

Peduli Bayi Tanpa Anus, Bassam Kasuba: Kedepan Rumah Sakit Kita Harus Siapkan Alat Medical

HALSEL, CN – Sebagai bentuk kepedulian terhadap bayi yang lahir tanpa anus, Calon Wakil Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba langsung menjenguk bayi, Ade Putri Aldira (14 hri) di Desa Makian Kecamatan Bacan Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut).

Kepada sejumlah wartawan, Cawabup Bassam Kasuba usai menjenguk bayi tersebut mengatakan, ibunya menceritakan bahwa bayi itu lahir posisinya sudah seperti itu maka untuk sementara pihak dokter membuat alternatif nya.

“Jadi, sementara dialihkan ke perutnya agar kotoran itu dibuang lewat alternatif yang sudah dibuat dokter,” Tandasnya

Lanjut Bassam, agar kedepan kasus ini bisa teratasi maka dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) harus menyiapkan alat kesehatan yang bisa untuk mengoperasi pembentukan anus.

“Mudah-mudahan kedepan Rumah Sakit kita di sini harus menyiapkan alat medical yang lebih memadai sehingga setiap ada bayi yang seperti ini bisa dioperasi anus nya, tidak harus dirujuk ke Makassar,” Harapnya Bassam (Red CN)

Lahir Tanpa Anus, Bayi Umuran 2 Minggu ini Butuh Pertolongan

HALSEL, CN – Putri Aldira (14) hari bayi warga Desa Kampung Makian Kecamatan Bacan Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) saat lahir tidak memiliki Atresia Ani alias tak miliki anus, kondisi ini sangat menyulitkan Putri dari pasangan Ajuan Din (36) dan Nurdiana Abdulrahman (38) untuk buang air kotorannya.

Amatan wartawan di kediaman orang tuanya di Desa Kampung Makian, bayi yang baru berumur dua minggu itu hanya berbaring kesakitan di samping ayah dan ibunya.

Nurdiana Abdurrahman, orang tua bayi saat ditemui sejumlah wartawan, Selasa (10/03/2020) mengatakan Anak semata wayangnya itu di fonis dokter mengalami kelainan sejak lahir dan harus dirujuk ke Rumah sakit Makasar atau Manado untuk dioperasi.

“Dia hanya menangis tiap saat mau buang air besar, saya tidak tega melihatnya, kemudian dokter bilang Anak saya harus umur 6 bulan baru bisa dirujuk untuk operasi ke Makassar, karena saat ini kondisi Anak saya terlalu kecil dengan kondisi tubuh dan masih lemah sehingga harus menunggu 6 bulan baru dirujuk ke Makasar atau Manado,” Cerita Nurdiana kepada wartawan dengan cucuran air mata

Hal senada disampaikan ayah Putri, Ajuan Din mengaku saat ini pihaknya tidak memiliki cukup biaya untuk pengobatan anak pertamanya itu, sehingga dia mengharapkan bantuan Pemda setempat serta uluran tangan para dermawan untuk pengobatan sang Putri.

“Setelah melahirkan di RSUD Labuha kami kembali ke rumah, pihak RSUD Labuha memberi 5 kantong tempat buang air sisanya kaki membeli ditempat lain,” Tambah Nurdiana

Terpisah Direktur RSUD Labuha, Asyia Hasjim mengaku, pasien atas nama Putri Aldira dirujuk namun menunggu hingga kondisi pasien stabil minimal makan maupun minum susu, sehingga kondisi dinyatakan kuat dan siap dirujuk.

“Pasien masih sangat kecil sehingga disarankan minimal 6 bulan maksimal 1 tahun baru bisa dioperasi itupun dengan kondisi pasien dinyatakan stabil, kita pantau asi ibu dan kondisi pasien apakah menyusui atau tidak,” Terangnya (Red CN)