HALSEL, CN – Sebagai bentuk keseriusan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemen Marves) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam implementasi Program Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Provinsi Maluku Utara (Malut), Sabtu (13/3/2021) kemarin, menurunkan Tim ke Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel).
Dalam kunjungan Tim Kemen-Marves dan KKP bersama DKP Malut melakukan kunjungan ke Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sayoang Kecamatan Bacan Timur, Balai Budidaya Laut dan Payau (BBLP) di Desa Belang-Belang Kecamatan Bacan Barat dan Pelabuhan Perikanan Pantai Panambuang Bacan Kecamatan Bacan Selatan.
Tim yang dipimpin Asisten Deputi (Asdep) 3 Kemen-Marves, bidang Perikanan Budidaya, M Rahmat Mulianda bersama Asdep 6, Bidang Sarana Investasi, Fara.
Dalam kunjungan ke PPI Sayoang di Desa Sayoang. Guna melihat secara langsung fasilitas pokok, fungsional dan penunjang yang terdapat di PPI Sayoang dengan tujuan, sejauh mana ketersedian fasilitas pengolahan ikan atau rantai dingin yang terdiri dari fasilitas Coldstorage, ABF dan fasilitas Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ketersedian kapasitas Fasilitas daya Listrik dalam menunjang program LIN di Malut.
Selain mengunjungi PPI Sayoang, Tim juga melakukan kunjungan ke BBLP Bacan yang berada di Desa Belang-Belang . Di BBLP, Tim melihat secara dekat sarana dan prasarana pendukung dan penunjang pengembangan budidaya, berupa Tambak Udang serta Kerambah Jaring Apung, guna mendukung dalam pengembangan Budidaya Udang Vanamei yang merupakan salah satu Leading Sector Komiditi unggulan hasil perikanan dalam program LIN di Malut di bidang Budidaya.
Dalam pantauan di lokasi, baik sarana tambak udang yang terdapat di BBLP Belang-Belang itu terdapat 6 unit tambak dengan ukuran 60 x 60 M2, dapat menghasilkan ratusan Ton bila dilakukan pengembangan Budidaya Udang Vanamei.
Hal yang sama juga dilihat dari kondisi atau topografi Pantai dan salinitas suhu air laut di lokasi pengembangan Budidaya Vanamei dengan sistem Kerambah Jaring Terapung juga sangat menjanjikan untuk dikembangkan sebagai salah lokasi yang bakal dijadikan pengembangan budidaya udang Vanamei maupun budidaya ikan ekonomis penting lainnya dalam program LIN Malut.
Dalam kunjungan di Halsel, Tim juga melakukan kunjungan ke PPP Bacan yang berada di Desa Panambuang yang akan dijadikan sebagai Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Halsel.
PPP Bacan masuk dalam program LIN Malut ini akan dibangun berbagai sarana dan prasarana dalam menunjang koneksitas antara Daerah penyangga sentra produksi nelayan yang berada di Halsel.
Tim dalam kegiatan kunjungan kemarin juga melihat secara langsung Unit Pengolahan Ikan (UPI) milik PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Bacan yang menjadi binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Malut.
Selain mengunjungi PT Perikanan Nusantara , Tim juga dalam kesempatan tersebut mengunjungi UPI milik PT. Maluku Utara Fisheries (MUF). Di Dua UPI tersebut, Tim melihat secara langsung sarana pengolahan ikan berupa fasilitas rantai dingin, kapasitas daya tampung coldstorage, ABF dan kapasitas listrik serta jenis produk olahan dihasilkan yang berada di Kompleks PPP Bacan.
Selesai melakukan kunjungan, Ketua Tim Kemenko-Marves, M. Ahmad langsung melakukan pertemuan dengan sejumlah para stakeholder yang bergerak di Bidang Perikanan dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Halsel, Iksan Subur, Kepala Balai Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Daerah (BP3D) Wilayah–V Bacan, Jamila Hi Salim, Koodinator Pengelolaan Ruang Laut Kementerian KP, Ahmad Areis, Koordinator Produk Daya Saing KKP, M Irvan Hanafi, dan dari BKIPM Wilker Halsel bersama pelaku usaha.
Dalam kesempatan itu, M. Ahmad mengatakan bahwa sejauh dalam pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan Tim di Bacan Halsel memiliki potensi pengembangan LIN di Malut yang potensial. Seperti pengembangan Budidaya Udang Vaname. Karena di Halsel masih memiliki potensi lahan yang luas untuk dikembangkan. Selain itu juga terdapat Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang sudah ada di Bacan yang telah dilengkapi dengan berbagai sarana pengolahan ikan. Seperti PT. Perikanan Nusantara yang telah melakukan ekspor dan PT Maluku Utara Fisheries yang telah melakukan pengolahan produk yang dapat diekspor ke luar negeri.
Untuk itu, dia mengharapkan agar Daerah sentra produksi nelayan agar dapat diperluas untuk menunjang SKPT, sehingga apa yang menjadi tujuan LIN dapat dinikmati oleh nelayan. Selain itu juga berbagai Data-data pendukung seperti Potensi Ikan di Halsel, meliputi data produksi tangkap, data kapal, data produksi, data sarana prasarana Produksi, kapasitas daya tampung Coldstorage dan kapasitas daya listrik.
“Sehingga apa yang menjadi permasalahan selama ini dapat kita selesaikan melalui program LIN,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kadis Kelautan dan Perikanan Halsel, Iksan Subur mengatakan, pihak Pemda Halsel sangat menyambut baik LIN di Maluku Utara.
“Apalagi dalam Program LIN Malut ini Kabupaten Halsel yang bakal dijadikan lokasi yang menjadi perhatian utama selain Kabupaten lain yang ada di Malut. Seperti akan dibangun SKPT yang berada di Bacan,” cetusnya.
Sementara itu, Koordinator Pengelolaan Ruang Laut KKP, Ahmad Aries menjelaskan pembentukan SKPT dalam Program LIN yang akan dibangun di Bacan itu merupakan hal yang baik untuk dapat mengkafer beberapa Daerah kepentingan nelayan. Untuk itu, diharapkan agar bentuk kerja sama sinergitas antara Pemda Kabupaten dan Provinsi sangat diharapkan untuk mewujudkan pembentukan SKPT. Irvan Hanafi selaku penanggung jawab
Koordinator bidang PDS KKP menjelaskan, pihaknya ditugaskan ke Bacan bersama Tim untuk mengetahui sejauh mana kesiapan sarana dan prasarana produksi seperti berapa kapasitas coldstorage, berapa kebutuhan listrik dan berapa potensi perikanan di Kabupaten Halsel.
“Dengan begitu, kita bisa mengetahui sejauh mana yang perlu didorong untuk dimasukan dalam program LIN di Maluku Utara,” ujarnya. (Red/CN)