Oleh: Zoni Jamil,S.Sos.I
Pidie/Pidie Jaya Senin 1/6/2020 Hasil Rapid test corona adalah salah satu jenis pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi virus Corona (COVID-19) dalam tubuh.
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal infeksi virus Corona pada orang yang berisiko tinggi.
Rapid test corona di Indonesia sendiri menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh.
Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya. Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin di bawah ini akan diperiksa:
Immunoglobulin G (IgG)
IgG adalah jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini akan menyimpan memori terkait bakteri atau virus yang pernah masuk ke tubuh, sehingga dapat memberi perlindungan terhadap infeksi selanjutnya.
Imunoglobulin M (IgM)
Tubuh menghasilkan IgM setelah terpapar oleh bakteri atau virus untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, antibodi ini merupakan perlindungan pertama terhadap suatu infeksi.
Ketika tubuh pertama kali terinfeksi, kadar IgM akan meningkat. Kadar ini lalu menurun seiring meningkatnya kadar IgG untuk memberi perlindungan jangka panjang terhadap infeksi.
Kenapa rapid test corona perlu dilakukan? Tes cepat corona dilakukan sebagai skrining awal infeksi virus corona pada orang yang berisiko tinggi mengalaminya.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia, pasien dalam pengawasan (PDP) dengan hasil rapid test corona positif perlu dianjurkan ke rumah sakit rujukan COVID-19 guna menjalani pemeriksaan PCR.
Karena itu, rapid test menjadi tes skrining awal dan pemeriksaan PCR tetap menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.
Siapa yang membutuhkan rapid test corona?
Rapid test corona direkomendasikan untuk:
Orang tanpa gejala (OTG), terutama yang mempunyai pernah melakukan kontak minimal 7 hari dengan pasien positif COVID-19 atau memiliki risiko tertular dari penderita. Misalnya, petugas kesehatan.
Orang dalam pemantauan (ODP)
Pasien dalam pengawasan (PDP)
Orang dengan profesi yang mengharuskannya melakukan kontak dengan banyak orang, seperti polisi, tentara, sopir kendaraan umum, petugas bandara, kurir, pejabat publik, pengemudiojek online, dan sebagainya.
Berapa harga rapid test corona?
Sudah ada beberapa fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tes ini. Harga rapid test corona mulai dari Rp. 350.000 dan dapat bervariasi tergantung dengan paket yang ditawarkan oleh fasilitas kesehatan masing-masing. Biasanya, tes ini dilakukan bersamaan dengan beberapa tes lainnya seperti rontgen thorax dan tes darah.
Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi.
Lengan atas akan diikat dengan perban elastis agar aliran darah dapat terkumpul dan pembuluh darah vena lebih mudah ditemukan.
Setelah vena ditemukan, darah akan diambil dengan menyuntikkan jarum steril ke pembuluh darah.Tabung khusus lalu dipasang di belakang jarum suntik.
Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban. Selain dengan cara tersebut, pengambilan darah juga dapat dilakukan dengan menusukkan jarum di ujung jari pasien. Prosesnya mirip dengan tes golongan darah.
Darah yang keluar dari penusukan berupa darah kapiler dan akan diteteskan pada alat rapid test. Hasilnya akan keluar dalam waktu beberapa menit.
Seperti apa hasil rapid test corona?
Hasil rapid test corona dapat berupa hasil reaktif atau tidak reaktif. Berikut penjelasannya:
Hasil deteksi antibodi reaktif (Positif)
Hasil deteksi antibodi dikatakan reaktif apabila salah satu atau kedua antibodi IgM atau IgG menunjukkan hasil reaktif. Ini menandakan bahwa pasien mengalami infeksi tertentu.
Jangan lansung panik jika hasil tes Anda positif. Pasalnya, antibodi yang diperiksa pada rapid test ini bisa saja muncul karena virus corona jenis lain dan bukan Covid-19.
Karena itu, dokter biasanya akan merujuk Anda untuk langsung melakukan swab test atau PCR. Dengan tes ini, infeksi dalam tubuh Anda bisa dipastikan akibat COVID-19 atau bukan.
Hasil deteksi antibodi nonreaktif (Negatif) Hasil deteksi antibodi dikatakan nonreaktif bila kedua antibodi IgG dan IgM menunjukkan hasil nonreaktif. Ini berarti, pasien tidak sedang mengalami infeksi.
Pemeriksaan rapid test corona perlu diulang sekali lagi pada 7-10 hari kemudian. Anda juga disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah meski merasa sehat.
Hasil negatif palsu
Pemeriksaan rapid test corona juga rentan menghasilkan negatif palsu. Ini artinya, tes menunjukkan hasil negatif, padahal terdapat virus SARS Cov-2 atau Covid-19 dalam tubuh pasien.
Hasil negatif palsu terjadi karena antibodi IgG dan IgM tidak langsung terbentuk saat Anda terinfeksi. Butuh waktu sekitar tujuh hari sampai antibodi muncul.
Jadi jika Anda baru terpapar virus corona kemarin dan melakukan rapid test hari ini, hasil tes Anda akan negatif karena antibodinya belum terbentuk. Pada kondisi seperti ini, rapid test ulang perlu dilakukan pada tujuh hari setelahnya.
Apa yang harus dilakukan bila hasil rapid test corona positif?
Jika hasil rapid test corona menunjukkan hasil reaktif atau positif, penanganan lebih lanjut akan tergantung pada kondisi pasien. Berikut penjelasannya:
OTG dan ODP harus melakukan karantina mandiri di rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maupun physical distancing. Pasien bisa menghubungi layanan kesehatan online untuk berkonsultasi dengan dokter.
PDP yang memiliki gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri di rumah. PDP yang mengalami gejala sedang harus melakukan isolasi diri di rumah sakit darurat. PDP dengan gejala yang makin parah, harus melakukan isolasi di rumah sakit rujukan agar bisa mnejalani pemeriksaan konfirmasi dengan swab test.
Sementara pasien dengan hasil tes cepat corona yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari. Bila hasilnya negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap bebas dari infeksi virus corona.
Apa saja risiko rapid test corona? Rapid tes corona tergolong aman untuk dilakukan. Namun sama seperti pengambilan sampel darah pada umumnya, efek samping ringan seperti memar dan nyeri pada lokasi penyuntikan bisa terjadi.