HALSEL, CN – Pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Talimau Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) yang diduga kuat terjadi manipulasi Data 2 anggota Calon BPD Talimau yang kalah dimenangkan sampai saat ini ditolak habis masyarakat Desa Talimau.
Dikarenakan terjadi sulap menyulap rekapitulasi perhitungan suara Pemilihan anggota BPD Talimau periode 2022-2028, masyarakat dengan terpaksa melaporkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Halsel Komisi I bahkan juga dilaporkan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DMPD) Halsel.
Setelah itu, DPMD Halsel kembalikan masalah tersebut ke Desa melalui Pemerintah Kecamatan Kayoa untuk dapat menyelesaikan bersama dengan Panitia Pemilihan BPD dan masyarakat Desa Talimau. Namun yang terjadi di lapangan, Camat Kayoa diduga bersekongkol dengan para oknum Panitia, sehingga bersepakat untuk mengambil Keputusan yang kalah dimenangkan dan yang menang jadi kalah.
Camat Kayoa, Sahru U Korois ketika dikonfirmasi wartawan cerminnusantara.co.id, melalui via telepon seluler pada Minggu (18/9/2022) mengklaim bahwa terkait Pemilihan anggota BPD Talimau yang di soalkan masyarakat telah diselesaikan.
“Sudah selesai, masalah kemarin itu sudah dikoordinasikan dihadapan masyarakat dan itu juga saya sudah rekomendasikan ke DPMD,” aku Camat Kayoa, Sahrul U Korois.
Bahkan selain itu, Sahrul juga kembali mengklaim, hasil yang ia rekomendasikan ke DPMD Halsel sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan. Karena baginya, rekomendasi yang ia serahkan ke DPMD Halsel merupakan hasil keputusan bersama dengan Panitia Pemilihan anggota BPD Talimau. Bahkan kata Sahrul, hal tersebut juga diiyakan para Saksi. Namun dirinya tidak menjelaskan berapa jumlah Saksi yang telah bersepakat.
“Jadi sesuai penetapan itu, yang ditetapkan Panitia. Karena ketika saya mengadakan pertemuan bersama seluruh masyarakat, hasilnya seperti itu dan itu yang saya tetapkan,” kata Camat Kayoa.
Namun ketika dijelaskan atas keluhan masyarakat Desa Talimau yang sampai saat ini tetap mempersoalkan atas keputusannya, Sahrul yang baru menjabat sebagai Camat Kayoa seumur Jagung itu tetap menegaskan berpegang dengan hasil putusan yang ia putuskan.
“Hari ini kalau saling tarik menarik begini, berarti akan terkendala di Talimau, jadi ini yang sebenarnya itu sudah saya putuskan,” cetusnya.
Sahrul juga mengaku mengambil keputusan tersebut melalui jalan tengah untuk kepentingan, meski hal ini disoalkan masyarakat Desa Talimau.
“Ketika saya pertanyakan di Saksi, masalah sepert itu. Makanya saya tinggal ambil Keputusan yang itu,” jelas Sahrul.
Sementara itu, salah seorang Saksi Pemilihan anggota BPD Talimau, Fahrisal Salim dengan tegas membantah habis atas pernyataan Camat Kayoa, Sahrul U Korois yang mengaku sudah menyepakati bersama dengan masyarakat dan Panitia serta para Saksi Pemilihan anggota BPD Talimau.
“Sebanarnya keterangan yang diberikan oleh pak Camat tidaklah benar, karena kami Saksi dari saudara Amin dan Ibu Suhaida bersama dengan masyarakat tidak sepakat dengan hasil keputusan yang telah diambil oleh pak Camat. Sebab, kami tetap berkomitmen bahwa Saudara Amin dan Ibu Suhaida adalah kandidat yang menang di saat pemilihan anggota BPD Talimau kemarin,” tegasnya.
Fahrisal bilang, keputusan Camat Kayoa hanya sepihak, mengapa tidak? Ketika dalam pertemuan, Camat Kayoa kurang merespon atas masukan dan keterangan dari masyarkat Desa Talimau.
“Kalau menurut masyarakat Desa Talimau, pak Camat ini berpihak karena pada saat pak Camat meminta keterangan di masyarakat dia kurang respon. Padahalkan masih banyak masyarakat yang ingin memberikan keterangan sesuai dengan hasil rekapitulasi perhitungan suara,” jelas Sahrul sesuai yang terjadi di Lapangan ketika pertemuan antara Camat, Panitia dan masyarakat Desa Talimau.
Oleh karena itu, keputusan Sahrul U Korois yang baru menjabat sebagai Camat Kayoa tersebut dinilai bikin gaduh di tengah-tengah masyarakat Desa Talimau.
“Kalau untuk aman itu tidak akan, karena masyarakat disini tahu betul bahwa Amin dan Suhaida itu merupakan kandidat yang menang. Bahkan masyarakat sampai bilang, kalau mau aman itu harus sesuai dengan realita di Lapangan jangan sepihak,” tutupnya. (Red/CN)