Korea Selatan: Donasi Plasma Oleh Gereja Shincheonji Memfasilitasi Pengembangan Vaksin Untuk COVID-19

Berita, CN – Pada Tanggal 27 Agustus, 1.223 anggota dari organisasi keagamaan bernama Gereja Yesus Shincheonji berpartisipasi dalam mendonasikan plasma untuk pengobatan COVID-19.

Ini dilaksanakan sesuai dengan undangan dari otoritas-otoritas Kesehatan di Korea Selatan pada Tanggal 24 yang lalu, yang meminta Gereja Shincheonji untuk bekerjasama mendonasikan plasma tambahan untuk pengembangan vaksin.

Awal Tahun ini, sekitar 5.000 kasus terkonfirmasi ditemukan dari para anggota Gereja Shincheonji dengan jumlah infeksi terbanyak dari Kota Daegu, di mana sebagian besar di antara mereka sembuh dari virus dengan angka kematian 11 orang.

Menurut laporan dari Korea Centers for Diseases Control and Prevention (KCDC), sejumlah 897 donasi diselesaikan di bulan Juli melalui Kerjasama antara KCDC dan Gereja Shincheonji. Menyikapi perlunya “keringanan untuk pengembangan pengobatan melalui donasi plasma dan uji klinis,” KCDC meminta babak selanjutnya untuk donasi skala besar dari para anggota Gereja Shincheonji di bulan Agustus.

KCDC mengutarakan apresiasinya kepada Gereja Shincheonji (Ketua Lee, Man Hee) dalam dokumen resminya untuk partisipasi aktif dalam pengumpulan plasma sebagai kelompok untuk pengembangan obat corona(virus) dengan tujuan keamanan kesehatan nasional dalam krisis global yang disebabkan oleh COVID-19.

“Dengan kerjasama dari Kota Daegu, Daegu Athletics Center berencana untuk menyediakan tempat dan Red Cross berencana untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan personil dari 27 Agustus sampai 4 September.
Kami mengucapkan rasa terimakasih kami terhadap Kota Daegu yang telah menyediakan lokasi bagi donasi kelompok ini. Kami juga mengucapkan rasa terimakasih kami terhadap para anggota jemaat dari organisasi keagamaan, Shincheonji secara spesifik,” kata Kwon Jun-wook, Wakil Direktur dari KCDC.

Penelitian dan pengembangan untuk pengobatan dari plasma darah yang pulih dari virus, sedang dikerjakan oleh National Institute of Health di bawah Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan dengan Kerjasama dari Green Cross (GC) Pharma, sebuah perusahaan bioteknologi di Korea Selatan.

Pada hari yang sama, US Food and Drug Administration (FDA) meresmikan penggunaan darurat plasma dari orang-orang yang pulih untuk pengobatan COVID-19. Para ahli mengatakan bahwa diperlukan pengumpulan data yang lebih banyak untuk melihat kegunaan dari pengobatan itu.

Tantangan besar meneliti ke-efektifitas-an dan pengembangan pengobatan plasma ini adalah terbatasnya persediaan donor dari mereka yang telah pulih dari virus.

Sebagai pemimpin keagamaan, Ketua Lee, Man Hee dari Shincheonji pada bulan Juli berkata, “Ini (donasi plasma) adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebagai warga negara ini dan sebagai orang percaya sejati. Ini adalah menaati perintah Yesus untuk mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:39 dari Alkitab),” tegasnya. (Red/CN)