Pemda Halsel Gelar Rakor Konvergensi Aksi I dan II Perencanaan Program Stunting 2024

HALSEL, CN – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), melalui Bappelitbangda bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menggelar Rapat Koordinasi konvergensi stunting Aksi I dan Aksi II Perencanaan program Stunting Tahun 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Bappelitbangda, Jumat (31/5/2024).

Rapat koordinasi itu dibuka Syaiful Turuy selaku Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan.

Syaiful Turuy saat membuka kegiatan mengatakan, stunting merupakan program Nasional yang masih menjadi prioritas untuk diintervensi, dimulai dari Pemerintah Pusat Daerah hingga ke Desa.

Rapat digelar dengan tujuan memprioritaskan sumber daya yang ada untuk penanganan stunting terintegrasi melalui peran lintas sektor dan penguatan Peran TPK sebagai garda terdepan penanggulangan gizi pada 5 sasaran stunting

Adapun arahan yang disampaikan Syaiful Turuy dalam rapat koordinasi, bahwa Halsel dengan angka stunting yang masih tergolong tinggi memerlukan komitmen kuat pemerintah Daerah melalui kolaborasi konvergensi Pentatonix secara komprehensif dengan intervensi spesifik yang fokus pada 5 sasaran.

“Diantaranya, Remaja putri, Calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan/ menyusui dan bayi/balita,” ujar Syaiful Turuy.

Kemudian intervensi sensitif yaitu Sanitasi Lingkungan, akses air bersih, rumah layak huni dan ketahanan pangan.

Dalam kegiatan yang digelar itu, menghadirkan Dua Narasumber diantaranya, Novia Aryanti, S.STP, PJ. Perencana Ahli muda dari Bappeda Provinsi dengan materi yang dibawakan Penguatan program kegiatan OPD dan lintas sektor dalam upaya penurunan stunting.

Kemudian Narasumber yang kedua Sofyan, Kabid Sosial Budaya Bappelitbangda dengan materi Gambaran Analisis situasi stunting Halsel.

Hasil dari rapat koordinasi konvergensi Aksi I ini telah direkomendasikan dokumen rumusan rencana atau program kerja bersumber dari program kegiatan setiap OPD yg tergabung dalam TPPS Kabupaten.

“Harapannya ke depan dengan kolaborasi lintas sektor ini angka stunting dapat turun minimal 10 % dari angka 30,4 menjadi 20,4%,” harap Syaiful.

Sementara itu, Apt. Karima Nasaruddin, S.Si. M.Kes selaku Sekretaris TPPS Kabupaten menyebutkan, peningkatan mutu serta kinerja TPK dan Kader Posyandu dilapangan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengukuran dan screening kesehatan bagi Calon pengantin.

“Sebab hal tersebut berpengaruh pada penentuan status gizi maupun stunting terhadap anak yang di ukur,” ungkap Karima.

Terpisah, Ketua TP-PKK Halsel, Rifaat Al Sa’adah, S.Sos. M.IKom selaku Wakil Ketua 3 TPPS Halsel mengarahkan agar program kegiatan yang telah dirumuskan hendaknya dilaksanakan terintegrasi sampai ke Lini lapangan.

“Hal itu untuk memastikan penanganan stunting benar benar dapat dilaksanakan secara merata dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat yang rentan terhadap stunting,” tutupnya. (Shain CN)

Penurunan Stunting, Pemkab Halsel Gandeng Harita Nickel Gelar Lokakarya dan Pelatihan

HALSEL, CN – Tim Penurunan Stunting Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), gandeng PT. Harita Nickel Group melakukan kerjasama dalam rangka mencegah Penurunan Stunting di Kecamatan Obi Selatan Desa Wayaloar, Selasa (14/11/2023).

Kegiatan yang bertema
Lokakarya dan Pelatihan Menuju “Obi Zero Stunting” adalah
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halsel dalam hal ini Gabungan Tim penurunan Stunting bersama Harita Nickel.

Dalam Sambutan Ketua TPPS yang diwakilkan Sekretaris Tim TPPS yang juga selaku Kadis DP3KB Halsel, Vita Sangadji bahwa Satu dari Tiga balita Indonesia yang mengalami Stunting adalah masalah serius dan harus benar-benar fokus atas Persoalan ini karena menyangkut dengan persoalan generasi Bangsa Indonesia, maka wajib mendukung penuh untuk mendorong generasi penerus bangsa dan visi Indonesia Emas di 2045 dalam Percepatan Penurunan Stunting.

“Halsel mencapai 30,1 persen permasalahan Stunting di Halsel dan pada Bulan Desember 2023, Pemkab Halsel Target 14 persen dari percepatan penurunan Stunting. Sehingga Obi Selatan menjadi role model terhadap Kecamatan lainnya untuk Zero Stunting. Oleh karena itu, menjadi perhatian dan kerja sama antara lintas Sektor dalam percepatan penurunan Stunting di 2024 dan semoga Obi Selatan bebas dari stunting dan mampu mencapai Zero Stunting,” jelas Vita Sangaji.

Terpisah, Superintendent Comdev Harita Nickel Group, Suryo Aji saat diwawancara awak media menyampaikan bahwa mendukung seluruh Program-program Pemerintah Pusat maupun Daerah dan Kecamatan.

“Kami mendukung seluruh Program Pemerintah Pusat maupun Daerah. Sehingga menjadi tanggung jawab bersama agar Stunting khususnya di Desa Wayaloar bisa turun di angka 0 persen dan menjadi percontohan Obi sebagai Zero Stunting,” ujarnya.

Diketahui, Kecamatan Obi Selatan dengan angka Stunting di Desa Wayaloar termasuk pada peringkat ke 4 dari 30 Kecamatan. Kegiatan tersebut digelar selama Tiga hari ke depan yang diikuti 8 Desa se-kecamatan Obi Selatan yaitu Desa Wayaloar, Desa Bobo, Desa Fluk, Desa Gambaru, Desa Oci, Desa Mano Desa Soligi dan Desa Loleo dengan jumlah peserta 54 orang. (Hardin CN)

Wabup Halsel Bersama TPPS Laksanakan Grebek Stunting

HALSEL, CN – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Halmahera Selatan, (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Hasan Ali Bassam Kasuba, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melaksanakan program Grebek Stunting di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bacan dan Bacan Timur, Selasa (31/10/2023).

Di Kecamatan Bacan, Grebek Stunting dipusatkan di Kantor Desa Marabose. Sedangkan di Kecamatan Bacan Timur, dilaksanakan di Kantor Camat Bacan Timur di Desa Babang.

Kegiatan itu, dihadiri Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Halsel, Rifa’at Al Sa’adah, Kepala DP3AK, Camat, Koramil, Kapolsek, Kepala Puskesmas (Kapus), perwakilan Kemenag, Kepala-kepala Desa, Bidan-bidan Desa dan ibu-ibu Kader PKK.

Kedatangan Wabup Halsel disambut Tari Dendang asal Bacan. Diketahui, Ba Dendang Cobo Lala adalah tradisi rumpun Melayu yang telah ada berabad-abad lamanya, seiring perjalanan peradaban Kesultanan Bacan sejak masih berada di Limau Sigara Kasiruta. Nama karya seni budaya Ba Dendang Cobo Lala terdiri dari empat kalimat yang berasal dari Bahasa Bacan, Ba adalah kalimat awalan yang menunjukkan perilaku, Dendang adalah bernyanyi, Cobo artinya menyatukan, dan Lala artinya perasaan yang halus.

Wabup Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba dalam sambutannya menyampaikan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.

“Maka kami selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan mengajak seluruh pihak untuk ikut bergotong royong, saling bahu-membahu untuk dapat bekerja sama dalam usaha percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, terkhusus lagi di Kabupaten Halmahera Selatan,” imbuhnya.

Salah satu masalah utama mewujudkan target mencapai generasi emas pada Tahun 2045, kata Bassam, adalah masih tingginya kasus stunting di Negeri ini. Maka untuk merespon permasalahan tersebut, dibentuk Tim yang komprehensif yang terdiri dari para stakeholders, sehingga penanganan permasalahan ini dapat menjadi lebih maksimal karena adanya koordinasi lintas instansi di dalamnya.

“Hari ini kita melaksanakan Grebek Stunting dengan agenda penyampaian materi yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat. Harapan kami, dengan diadakannya kegiatan hari ini dapat menumbuhkan semangat dalam diri kita semua, agar apa yang menjadi harapan kita semua, yaitu Halmahera Selatan yang bebas dari kasus stunting dapat terwujud. Tentunya hal ini tidak terlepas dari kerja sama, terutama melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting dari tingkat desa sampai ke tingkat kabupaten,” katanya.

Hasan Ali Bassam Kasuba bilang, karena yang hadir pada kegiatan ini terdiri dari Kades, BPD, Camat, Kader dan para Kader PKK. Maka informasi yang ada tidak berhenti sampai disini, melainkan dapat disampaikan dan disebarluaskan di tengah-tengah masyarakat untuk mengidentifikasi sejak dini mana ibu-ibu hamil, menyusui dan anak yang kekurangan gizi atau terindikasi stunting.

“Intervensi bukan hanya perlu dilakukan oleh pihak Puskesmas, melainkan perlu dimulai dari lingkup keluarga itu sendir. Karena sampai saat ini, pemahaman mengenai asupan yang bergizi masih minim ditengah masyarakat. Sehingga masih banyak ditemukan kasus orang tua yang memberikan makanan-makanan yang tidak sehat kepada anak dan Balita,” tutupnya. (Hardin CN)

Wabup Halsel Pimpinan Rapat Penanganan Penurunan Stunting

HALSEL, CN – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Hasan Ali Bassam Kasuba yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stanting (TPPS), memimpin rapat Penanganan Stunting yang akan dilaksanakan di Zona Selanjutnya, Jumat (20/10/ 2023).

Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Wakil Bupati itu menghadirkan OPD terkait yang berhubungan langsung dengan Kegiatan TPPS.

Wakil Bupati, Bassam Kasuba dalam Penyampaiannya mengatakan bahwa Kegiatan TPPS atau Tim Percepatan Penurunan Stunting akan melaksanakan Kegiatan “Grebek Stanting” di Zona-zona yang sebelumnya sama sekali belum dilakukan kegiatan.

“Perlu diketahui, Halmahera selatan dengan program inovasinya “Grebek Stunting” itu sebelumnya tim sudah turun melakukan Kegiatan namun ada juga beberapa zona yang belum disentuh oleh Tim TPPS sama sekali diantaranya Zona Bacan , Zona Mandioli, Zona Kasiruta, dan Zona Makian-Kayoa, oleh karena itu Rapat ini dilaksanakan dalam rangka tim akan terjun kesana,” ucap Bassam Kasuba.

Lanjut Wabup, pada pertemuan Tim TPPS kali ini, Tim membahas persiapan-persiapan sebelum turun ke Desa lokus Stunting. Selain itu juga, membahas terkait data Desa mana saja yang banyak ditemukan Kasus stunting.

“Seperti di Zona Obi, Zona Gane Tim selalu melakukan Evaluasi sesudah aksi dan Persiapan sebelum turun ke lapangan untuk Aksi Grebek Stunting. Oleh karena itu pada Aksi zona selanjutnya ini tim melakukan pemetaan Desa-desa mana saja yang akan dilakukan Grebek Stunting,” tuturnya.

Wabup diakhir penyampaiannya, dalam penanganan kasus stunting di Halsel perlu ada keterlibatan semua pihak. Baik itu Pemerintah ditingkat Kabupaten, Kecamatan, Pemerintah Desa, Pegawai Puskesmas, Pegawai Polindes, Pendamping Desa, Pendamping apa saja ditingkat Desa dan juga keterlibatan semua unsur Media baik cetak maupun Online.

”Saya berharap semua Stakeholder terlibat dalam  penanganan penurunan Stunting ini. Tidak terkecuali keterlibatan Media, dilibatkan juga agar pola hidup sehat yang menjadi tagline Tim penurunan stunting tersosialisasi sampai kepada masyarakat semuanya,” tutup Wabup Halsel. (Hardin CN)